Rabu, 20 Juni 2012

Kerajaan Kutai

Kutai

Kerajaan Hindu tertua didapatkan di daerah Kutai, Kalimantan Timur. Di sana ditemukan 7 buah Yùpa, yaitu tugu peringatan upacara kurban. Tulisannya memakai huruf Pallawa, yang diperkirakan berasal dari sekitar tahun 400, berbahasa Sanskerta dalam bentuk syair. Salah satu dari yùpa itu memuat keterangan bahwa raja yang memerintah adalah raja Mùlawarman, anak dari Aúwawarman, cucu dari Kundungga.

Kesetiaan adalah Dharma



Kesetiaan seorang istri.

Ratu Sudharma tetap setia mengikuti dan melayani suaminyadi hutan sebagai wujud dharma bhaktinya.

Ganesa membantu Resi Wiyasa


Úrì Gaóeúa membantu Åûi Vyàsa

Duduk ditepian sungai Gaòga di sebuah àúrama yang bernama Badarika àúrama, Åûi abadi Vyàsa merenung menulis kebijaksanaan Veda dan seluruh budaya serta sejarah kuno India dalam sebuah buku yang bernama Mahàbhàrata. 

Kisah Tiga Raksasa


Kisah Tiga Rakûasa
Suatu kali, ada tiga rakûasa yang jahat. Mereka menginginkan kekuatan dan kekuatan yang lebih banyak lagi untuk diri mereka. Mereka memuja Brahma, Sang pencipta dengan konsentrasi yang tàmasik dan memiliki keinginan yang egois ingin mengalahkan para dewa. 

Perkawinan Ganesa


ganeshColour500.jpg (75244 bytes)

Perkawinan Gaóeúa

 Dewa Úiva dan Pàrvatì sangat bahagia atas pelayanan yang diberikan putra mereka Gaóeúa. Untuk mengalahkan rakûasa Taraka Àsura, putra kedua merekapun lahir. Namanya adalah Skanda. 

Dikpalaka - Mata Angin

Aûþadikpàlaka

Mereka adalah delapan dewatà yang mengatur delapan arah (penjuru) dari alam semesta ini. Walaupun sering dinyatakan, mereka jarang dipuja. Mereka kebanyakan dinyatakan pada panil tengah dari langit-langit dalam Mahàmaóðapa (ruang utama) dari suatu kuil.

Nawa Graha - 9 Planet

Navagraha

Selama ribuan tahun orang-orang di seluruh dunia telah mempercayai akan pengaruh planet-planet pada kehidupan dan sejarah umat manusia. Secara logika, penciptaan planet-planet mengawali adanya mahluk hidup. 

Subrahmanya

Subrahmaóya

Bila Gaóapati dihormati secara universal oleh hampir semua orang Hindu, Buddha dan Jaina, serta bahkan berhasil merambah ke banyak negara Asia Tenggara, China, Jepang dan Afghanistan, namun Subrahmaóya kakaknya, masih tetap terkurung di India Selatan saja.

Sisi Lain Parwati

Aspek-aspek Lain dari Pàrvatì

Seperti barusan dinyatakan, jumlah aspek utama maupun tambahan dari sang Dewì atau Úakti (Pàrvatì), terlalu banyak untuk diuraikan dalam buku kecil semacam ini. Selain dari tiga aspek utama yang telah diuraikan, beberapa aspek lain yang lebih umum dikenal akan diuraikan secara amat singkat.

Seri Evolusi Jìwa

Evolusi Jìwa (Pengantar)

Evolusi Jìwa (Pengantar)

Jìwa atau jiwa secara umum dianggap sebagai sesuatu materi halus yang dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan yang ditempatinya; bahkan juga dapat sakit atau pun musnah. Dalam kehidupan material sehari-hari kita hampir-hampir tak pernah merenungkan keberadaannya di alam semesta, dalam segala hal yang dapat kita saksikan di sekeliling kita.

Evolusi Jìwa (Pendahuluan)

PENDAHULUAN

Sampai saat ini pembahasan mengenai hukum jìwani dalam kebanyakan literatur kita hanya membahas dua hukum besar saja, yaitu: hukum karma dan reinkarnasi (penjelmaan kembali); di mana setiap orang pasti akan memetik hasil dari perbuatannya, cepat atau lambat, dan setiap makhluk lahir berulang kali sebagai proses pengembangan dan penyempurnaan jiwa. Setelah mencapai kesempurnaan jiwa melalui sekolah dan pengalaman kehidupan, orang tidak perlu lagi lahir sebagai manusia. Inilah yang disebut mokûa atau pembebasan.

Evolusi Jìwa (Prinsip Evolusi Jìwa)

Prinsip

Kenapa aku dilahirkan?
Pertanyaan seperti ini tentu sering kita dengar; dan ilmu pengetahuan jìwani memberi kita jawaban atas pertanyaan tersebut. Tidak hanya itu; kita senantiasa akan diberi kesempatan untuk membuktikan kebenaran atas jawaban tersebut. 

Evolusi Jìwa (Menuju Perkembangan)

Menuju Perkembangan

Jìwa itu tak pernah mati, tetap hidup, abadi dan tetap memiliki kesadaran selamanya. Setelah melalui proses yang disebut kematian, jìwa meninggalkan badan fisik dan sang jìwa melanjutkan kehidupannya di alam halus dengan memakai badan halus, sebelum berinkarnasi (menjelma) kembali. 

Evolusi Jìwa (Evolusi Binatang)

Evolusi Binatang

Ada perbedaan prinsipil di antara tingkat evolusi manusia dan binatang dalam proses pembentukan jiwa, yang terletak pada pengertian individualisasi; dan kita akan mencoba untuk memahaminya.

Evolusi Jìwa (Evolusi Manusia)

Evolusi Manusia

Bagi jiwa yang baru pertama lahir sebagai manusia atau telah beberapa kali lahir sebagai manusia, tampak bahwa mereka memiliki sedikit kemampuan untuk menguasai naluri dan nafsunya yang kuat dan kasar. Tingkat intelektual mereka masih berada pada tingkat yang amat rendah, mereka tampak primitif, walaupun lahir dan hidup di tengah-tengah masyarakat beradab, tetapi mereka masih berwatak kasar, dungu, dengan intelektual yang rendah.

Evolusi Jìwa (Evolusi Kesadaran)

Evolusi Kesadaran

Sang jiwa adalah obyek dari proses evolusi. Melalui proses evolusi tingkat kesadaran itu akan semakin disempurnakan. Untuk lebih memahami hal ini kami sertakan skema evolusi kesadaran.

Evolusi Jìwa (Makhluk Supra Manusia)

Makhluk supra manusia

Keterangan dari setiap agama besar telah menunjukkan adanya manusia agung atau supra manusia. Hidupnya penuh keagungan Tuhan, sehingga mereka berulang-ulang disebut wakil Tuhan di dunia. Para manusia agung ini menaruh perhatian tidak saja pada pembangkitan sifat kejìwanian manusia, tetapi juga pada semua urusan yang menyangkut kesejahteraan dunia. 

Evolusi Jìwa (Cakra)

Cakra


Kita memiliki berbagai badan, dari badan jasmani yang paling kasar sampai pada badan penyebab yang paling halus. Badan jasmani kita ini memiliki berbagai organ-organ, seperti jantung, paru-paru, ginjal dan lain-lainnya. Badan halus juga demikian, yang memiliki peralatan halusnya sendiri. Salah satu organ halus tersebut adalah yang disebut sebagai cakra, yaitu organ yang terletak di badan etheris [lihat : Evolusi Jìwa (Wahana Kesadaran)].

Evolusi Jìwa (Makhluk Cakrawala dan Sang Absolut)

Makhluk Cakrawala dan Sang Absolut


Dalam perjalanan evolusi yang semakin meningkat, bahkan sang penguasa jagat raya itu sendiri akan terus berevolusi. Adapun makhluk cakrawala adalah hasil evolusi berikutnya dari sang penguasa jagat. Salah satu makhluk cakrawala itu adalah sang penguasa tata surya kita ini, yang memimpin segala evolusi di alam seluas wilayah dari matahari dengan seluruh planet-planetnya. Oleh kaum mistikus dari beberapa tradisi yoga. beliau disebut sang Logos Sùrya, atau dewa Matahari, dewa Sùrya.

Evolusi Jìwa (Para Dewa atau Malaikat)

Para Dewa atau Malaikat


Mengenai hal ini hanya sedikit saja keterangan yang dapat diberikan karena keterbatasan kosa bahasa manusia. Sistem evolusi tertinggi yang berhubungan dengan bumi, sepanjang yang kita ketahui, yaitu yang dalam literatur Hindù disebut para dewa, yang di tempat lain disebut malaikat. Mereka itu dalam kenyataannya merupakan suatu dunia tersendiri.

Evolusi Jìwa (Avàtara)

Avatàra


Setiap kali kita berkumpul untuk mempelajari kesunyataan, akan kita sadari betapa luas ruang lingkup pokok permasalahan ini. Betapa kecil dan tak berdayanya keberadaan pembahas di hadapan ketakterbatasan alam semesta dan betapa hebat bentang cakrawala yang terbabar dihadapan kita dan betapa terbatasnya untaian kata-kata yang mencoba untuk menggambarkannya. 

Wahana Kesadaran

Evolusi Jìwa (Wahana Kesadaran)

Badan fisik kita ini bukanlah satu-satunya badan yang kita miliki. Setelah meninggal dunia, kita akan melanjutkan kehidupan kita di alam halus, sehingga diperlukan badan yang halus pula. Kita memiliki berbagai lapisan badan, dari badan kasar sampai badan halus yang dalam kitab-kitab upaniûad digolongkan sebagai berikut:
  1. Annamaya koúa : badan fisik yang dibangun dari sari-sari makanan.
  2. Pràóamaya koúa : badan halus yang dibangun oleh energi pràóa.
  3. Manomaya koúa : badan halus yang tersusun dari bahan mental.
  4. Vijñànamaya koúa : badan pengetahuan sejati.
  5. Ànandamaya koúa : badan kebahagiaan transenden.

Beberapa sistem mistik yoga, demi untuk pengetahuan dan penelitian memiliki cara lain dalam mengklasifikasikan badan, antara lain sebagai berikut ini:

1. Badan kasar.
Ini adalah (tubuh manusia) badan fisik yang dibangun oleh sari-sari makanan, yang selanjutnya tak akan dibahas secara rinci.

2. Badan etheris.
Badan ini terbentuk dari bahan yang amat halus, yang tak dapat ditangkap dengan indra biasa. Badan etherik ini merupakan pasangan badan fisik yang bentuknya serupa. Ia dapat dipisahkan dari badan fisik walaupun tak dapat pergi jauh sekali dari badan fisik. Pada saat kematian, sang aku meluncur keluar dari badan fisik bersama-sama dengan badan etheris. Jika benang penghubung (sùtràtman) antara badan fisik dan badan etheris terputus, itulah yang disebut saat kematian, di mana nafas satu-satunya telah berhenti. Badan etheris ini tetap berada dekat mayat. Badan etheris inilah yang sering tampak sebagai hantu kuburan oleh orang yang agak peka. Oleh orang waskita, badan etheris ini akan tampak berwarna keunguan. Ia perlahan-lahan akan terurai bersamaan dengan terurainya badan fisik dalam kuburan. Di situ pulalah salah satu alasan mengapa pembakaran mayat (kremasi) lebih dianjurkan; sehingga dengan pembakaran badan fisik, menyebabkan kembalinya unsur-unsur alam secara lebih cepat.

3. Badan Pràóa.
Seluruh alam beserta isinya tercakup di dalam lautan besar kehidupan. Alam semesta ini hanyalah zat hidup yang di obyektifkan atau yang didiferensiasikan. Setiap organisme, dari yang paling kecil hingga yang paling besar menarik ke dalam dirinya sejumlah kekuatan hidup yang terkandung dalam kehidupan universal ini. Kekuatan hidup yang terlibat dalam susunan badan manusia inilah yang disebut dengan badan pràóa.

4. Badan astral
Badan astral adalah tempat kedudukan segala nafsu dan keinginan. Badan astral selalu mengubah warnanya sesuai dengan pengaruh pikiran. Jika seseorang kehilangan kesabaran, muncullah kilatan-kilatan warna merah padam. Jika seseorang memendam rasa cinta, maka akan tampak warna merah jambu. Badan astral orang yang berpikiran rendah dan hewaniah adalah kasar, tebal, padat dan gelap warnanya. Sebaliknya, badan astral dari orang yang sudah maju dalam moralitas dan kejìwanian, adalah lembut, cerah, memancar dan terang warnanya. Dengan berpikir mulia kita menyucikan badan astral. Selain itu kemurnian badan astral ditopang oleh kemurnian badan fisik. Badan astral memiliki sifat seperti magnet yang dapat menarik zat astral yang sesuai dengan lingkungan sekelilingnya dan sesuai pula dengan emosi seseorang. Jika seseorang berpikiran mulia, maka badan astral akan menarik zat astral yang akan mendukung kemuliaan tersebut atau jika seseorang penuh kemarahan, maka badan astral akan menarik zat-zat astral tertentu yang mendukung kemarahan tersebut.
Ada sifat lain dari badan astral, yaitu pada keadaan melek badan astral seseorang menyatu dengan badan fisiknya. Jika tertidur maka badan astralnya melayang di udara di atasnya (sementara itu badan etherisnya terpisah bersebelahan dengan badan fisiknya). Pada orang normal, badan astral yang terpisah dari badan kasar memiliki bentuk berupa awan yang tanpa bentuk. Apabila terjadi sesuatu yang mengakibatkan badan ini bergerak pergi dari badan fisik yang sedang tidur, maka badan ini segera terbangun dan badan astral segera masuk kembali. Pada seorang ahli yoga, ia bisa mempergunakan badan astralnya untuk pergi ke segala tempat dan jarak jauh dengan penuh kesadaran. Badan astral dari ahli yoga ini tampak serupa dengan badan fisiknya dan dengan sarana badan astral ini ia dapat mewujudkan dan menampakkan diri di tempat yang jauh di dunia ini atau bahkan pergi ke alam astral dengan penuh kesadaran. 

5. Badan pikiran.
Zat yang menyusun badan pikiran berasal dari jenis zat yang paling halus dan lembut. Dalam zat ini sang diri menyatakan diri sebagai akal. Jika kita mengamati orang yang belum berkembang, kita akan melihat bahwa badan pikirannya sulit untuk dikenali, sehingga perlu perhatian istimewa untuk melihat keseluruhannya. Pada orang yang lebih maju, badan pikiran yang dimilikinya tampak jelas dan pasti, dikelilingi warna yang indah, penuh daya, yang merupakan perwujudan di alam mental. Badan pikiran berbentuk bundar oval yang membungkus manusia. Selalu memikirkan kebaikan adalah salah satu cara meningkatkan pertumbuhan badan pikiran. Berpikir yang logis, runtut dan penuh konsentrasi adalah aspek lain yang penting dalam membantu pertumbuhan badan pikiran. Dalam badan pikiran ini ada lapisan yang lebih halus. Lapisan ini dikenal dengan badan kàraóa. Badan kàraóa adalah gudang penyimpanan atau rekaman semua karma kita. Ini merupakan benih yang akan menentukan perjalanan hidup kita pada penjelmaan berikutnya.

6. Buddhi
Buddhi adalah kecakapan mengenal sebagai saluran mengalirnya pengetahuan ketuhanan, pembedaan antara baik dan jahat, nurani terdalam. Tingkatan ini sering disebut suûupti. Badan pada lapis ini disebut ànandamaya koúa (badan kebahagiaan)
Para yogi bisa pindah ke badan ini dan menikmati kebahagiaan yang abadi. Bagi mereka hal ini bukanlah tahayul melainkan suatu kenyataan pengalaman.

7. Àtman
Azasi dasar dari segala sesuatu, azas yang tidak terpisahkan dari yang Esa adalah àtman ini. Kita bisa membaca tentang suatu saat yang akan tiba bagi manusia, yang jika tidak tercapai pada kehidupan ini, pasti akan tercapai pada kehidupan berikutnya; manakala tumbuh dalam cinta kasih, kebijaksanaan, kekuasaan, pengalaman kemanunggalan dengan segala sesuatu. Kesadaran yang benar-benar mengembang dan merangkum segala sesuatu, merangkum semua kesadaran lain yang benar-benar merupakan universalitas. Di sana ia benar-benar mengalami bahwa segala makhluk adalah tunggal dengan dirinya yang terdalam. Tertapi tak ada kata-kata yang dapat membantu menjelaskan atau melukiskan apa yang melampaui pemahaman penjelasan dan pelukisan. Kata-kata tak mampu menjelaskannya karena kebanyakan akan menjadi menyimpang dan keliru. Hanya melalui meditasi yang sabar dan lama serta pengalaman langsung sajalah yang dapat memberikan pemahaman yang sesungguhnya. Dalam ilmu yoga tingkat selanjutnya dibagi menjadi tiga lapis utama yang meliputi àtman, anupadaka dan àdi; yang masing-masing dibagi lagi menjadi lapisan-lapisan yang lebih spesifik.

Posting terkait:



Tubuh Manusia

Menurut pengetahuan umum, tubuh manusia merupakan keseluruhan struktur fisik organisme manusia. Tubuh manusia terdiri atas kepala, leher, batang badan, 2 lengan dan 2 kaki dan sebagainya (Baca paragraf Sumber: wikipedia)
 
Menurut Hindu, kita memiliki berbagai lapisan badan, dari badan kasar sampai badan halus yang dalam kitab-kitab upaniûad digolongkan sebagai berikut: