Rabu, 20 Juni 2012

Evolusi Jìwa (Makhluk Supra Manusia)

Makhluk supra manusia

Keterangan dari setiap agama besar telah menunjukkan adanya manusia agung atau supra manusia. Hidupnya penuh keagungan Tuhan, sehingga mereka berulang-ulang disebut wakil Tuhan di dunia. Para manusia agung ini menaruh perhatian tidak saja pada pembangkitan sifat kejìwanian manusia, tetapi juga pada semua urusan yang menyangkut kesejahteraan dunia. 


Dalam setiap agama muncul seseorang dan pada banyak peristiwa lebih dari sekedar seorang manusia biasa. Umat Hindù memiliki perwujudan Ilahi agung seperti Úaòkaryàcàrya, Vyàsa, Gautama Buddha dan para åûi serta sadguru lain.


Orang-orang Kristen mengerti tentang serangkaian panjang para nabi, guru dan orang-orang kudus pada jamannya masing-masing. Dan dengan suatu cara, guru tertinggi mereka Jesus Kristus sekaligus disebut juga sebagai Tuhan. Dan beberapa agama lama (sekali pun beberapa di antaranya mengalami dekadensi sehubungan dengan berjalannya waktu), bahkan agama suku primitif menunjukkan adanya supra manusia sebagai sifat khususnya, yang dengan segala cara menjadi penolong bangsa yang masih belia dalam masalah peradabannya.

Jadi, orang dapat melihat bahwa evolusi dunia itu tidak dibiarkan berjalan sendiri untuk menyelamatkan dirinya sendiri sebaik-baiknya ataupun sejelek-jeleknya menurut kemampuannya. Dunia dan perkembangannya dikemudikan dan dipimpin dengan sangat tertib dan penuh perhitungan oleh suatu bentuk organisasi kekuasaan kosmik yang bertingkat. Sepanjang pengemudian itu mungkin dilakukan, penghuni-penghuninya diberikan kebebasan untuk menggunakan kemauannya sendiri.

Walaupun evolusi bumi ini dipimpin, karma setiap makhluk diperhatikan dan dihormati. Tidak disangsikan lagi memang mudah memaksa dunia bergerak maju lebih cepat, tetapi hal itu bagi manusia bukan keuntungan yang sebenarnya. Seorang mahaguru pernah mengatakan,  
Tentu saja dengan mudah akan dapat mengatakan setepat-tepatnya kepada anda, tentang apa yang harus anda lakukan dan tentu anda dapat melakukannya, tetapi karma dari tindakan itu milik saya dan bukan milik anda, dan anda hanya akan memperoleh karma dari kepatuhan yang luar biasa.
Memang baik sekali kita berusaha untuk mengenal makhluk agung ini, bukan sekedar terdorong ingin tahu atau perhatian. Para orang agung itu adalah manusia seperti kita, tetapi pada tingkatan yang jauh lebih tinggi. Mereka berada di puncak tangga kemanusiaan. Tetapi jangan kita lupakan bahwa kita menduduki anak tangga yang lebih rendah dan kita pada suatu saat juga mencapai ketinggian mereka. Para manusia agung itu memiliki kebijaksanaan, kekuasaan, cinta kasih yang seimbang.

Fakta penting yang menyangkut kemajuan mereka adalah keseimbangannya. Apabila kita menyelidiki diri sendiri kita pasti menjumpai, bahwa kemajuan kita sampai ketinggian tertentu tidak baik keseimbangannya, kurang pada beberapa segi. Di antara kita mempunyai banyak bakat ilmiah dan kemajuan akal, tetapi kekurangan rasa bhakti dan kasih sayang. Yang lain diliputi kebhaktian mendalam, tetapi kosong dalam kemajuan intelektual. Seorang manusia agung atau sadguru, memilki kesempurnaan dalam semua hal tersebut.

Janganlah membuat gambaran yang keliru tentang pengetahuan mereka yang mengagumkan. Mereka telah mematahkan berbagai belenggu, di antaranya belenggu kebodohan (avidyà). Dan sering dikatakan bahwa agar orang bebas dari kebodohan, ia harus memperoleh segala pengetahuan. Seorang siswa jìwani yang berkesempatan hidup di tengah-tengah para manusia agung itu mengatakan bahwa, keunggulan memiliki semua pengetahuan itu hendaknya dipahami dengan suatu cara, jangan diartikan kata per kata. 

Misalnya ada di antara mereka yang tidak mengenal semua bahasa, yang lain bukan seniman dan bukan ahli musik dan begitu seterusnya. Melepas belenggu ketidak tahuan itu bagi mereka dimaksudkan memiliki kekuasaan yang setiap saat dapat mereka pergunakan untuk mendapatkan segala pengetahuan yang ada, yang menyangkut pokok apa pun yang mereka perlukan pada saat itu. 

Sangat pasti mereka tidak menyimpan semua pengalaman dalam otak fisik mereka. Namun sama pula pastinya mereka dengan cepat dapat memperoleh segala pengetahuan yang mereka perlukan. Jika seorang mahaguru hendak menulis sepucuk surat dalam bahasa yang tidak dikenalnya, beliau sering memakai otak siswa yang menguasai bahasa itu dengan memasukkan gagasan-gagasan itu dengan bahasanya sendiri. 

Jika seseorang berbicara dengan beliau dalam bahasa yang tidak dikenalnya, maka sekejap beliau dapat menangkap pikiran dalam alam astral yang berada dibelakang kata-kata yang tidak dipahaminya itu. 

Jika salah seorang dari kita bertemu dengan salah seorang dari manusia agung itu, tak ragu lagi bahwa beliau memancarkan kesan yang mendalam. Beliau tampak agung dan mulia, selalu riang dengan ketenangan yang penuh cinta kasih. Beliau adalah orang yang luar biasa. Tetapi untuk mengetahui dengan pasti bahwa ia manusia yang telah maju, adalah dengan melihat badan karaóa (penyebab) nya dan meneliti badan itu, tetapi hal ini tentu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja yang memiliki pandangan mata waskita. 

Para manusia sempurna seperti itu tidak memiliki ciri-ciri khusus pada tubuh mereka yang membuat orang dapat mengenalnya, meskipun semua memiliki suatu ketenangan yang mendalam dan keagungan. Wajah mereka selalu diliputi kesan kegembiraan yang agung, penuh keriangan, kedamaian yang berada diluar batas pemahaman.  

Karma mereka telah musnah; yang membuat mereka mampu mempertahankan tubuh fisik mereka jauh lebih lama dari kita. Seorang yogi, Blavatsky, bertemu pertama kali dengan gurunya pada waktu ia berumur lima tahun dan setelah enam puluh tahun kemudian mahagurunya tampak tidak bertambah tua seharipun (waktu itu Blavatsky sudah berumur enam puluh lima tahun). 

Siapa pun yang telah membaca buku ’Autobiography of a Yogi’ yang ditulis oleh svàmì Yogànanda, akan mengenal nama agung dari Herakhan Bàbà, guru dari kakek gurunya. (Yogànanda adalah murid Yuktesvar; Yuktesvar adalah murid Lahiri Mahàsaya yang juga merupakan murid dari Herakhan Bàbà). 

Dalam buku itu disebutkan bahwa Herakhan Bàbà kini berusia lebih dari seribu tahun dan Yogànanda sendiri beberapa kali telah bertemu dengan Herakhan Bàbà. Perwujudan tubuh fisiknya tampak seperti orang berusia duapuluh lima tahun, dengan rambut yang terurai panjang. 

Bhagavàn Sàì Bàbà mengatakan kepada Hislop beberapa nama manusia super yang masih hidup hingga sekarang ini dengan umur beratus-ratus tahun dan Hislop tampak kaget setelah mendengar hal itu. Sàì Bàbà juga berkata bahwa para manusia super itu bekerja di tengah-tengah umat manusia, mengabdi tanpa dikenali. Beliau tidak gembar-gembor seperti Tuhan sang pencipta yang penuh kuasa tetapi tetap diam dalam ketenangan. Sedikit bicara, banyak pengabdian. 

Tetapi perlu dipahami bahwa hanya sedikit dari manusia super ini yang masih hadir di bumi kita ini demi evolusi itu sendiri. Kebanyakan dari mereka menempuh jalur kehidupan lain di alam-alam luhur yang lain. Seorang siswa pernah bertanya kepada salah seorang dari manusia agung itu, bagaimana mereka dapat mencapai tingkat keagungan seperti itu. 

Mereka mengatakan bahwa di masa lalu mereka juga seperti kita yang berasal dari kelompok umat manusia awam biasa. Dan mereka menceritakan kepada kita bahwa di masa datang kita semua akan menjadi seperti mereka. Dan bahwa keseluruhan tatanan hidup itu merupakan suatu evolusi hidup yang bertingkat, yang senantiasa menanjak, masih jauh lagi dari yang dapat kita ikuti, bahkan hingga pada Tuhan sendiri. 

Dengan cara yang sama kita menyadari adanya tingkat evolusi yang mendahului evolusi yang sedang kita jalani sekarang ini. Dunia tumbuh-tumbuhan berada di atas dunia mineral; dunia binatang di atas dunia tumbuh-tumbuhan; dunia manusia di atas dunia binatang. Dengan demikian dunia manusia juga mempunyai akhir tertentu sebagai batas peralihan ke dalam dunia yang jelas lebih tinggi dari pada dunia manusia, yaitu dunia manusia super. 

Apabila manusia sempurna sudah mengakhiri kehidupannya dalam badan fisik, biasanya beliau meninggalkan badan fisiknya; tetapi dia tetap memiliki kekuasaan untuk mengambil kembali badan-badan ini bilamana beliau memerlukannya. Pada banyak peristiwa, seseorang yang telah mencapai ketinggian ini tidak memerlukan lagi badan fisik; bahkan tidak lagi memerlukan badan astral, badan mental dan badan karaóa, tetapi hidup menetap pada tahapan yang lebih tinggi. 

Jika ia berkepentingan terhadap alam rendah untuk suatu tujuan, maka ia harus mengambil atau menciptakan suatu badan dengan kekuatan ciptanya (saòkalpa úakti) untuk sementara waktu, sesuai dengan alam mana yang ingin dihubunginya. Jika ia bermaksud berbicara secara jasmaniah dengan salah seorang umat manusia, maka ia harus mengambil atau menciptakan badan fisik. 

Dengan cara yang sama ia harus mengambil badan mental manakala ia bermaksud untuk mempengaruhi daya pikir kita. Untuk suatu kepentingan, setiap kali ia memerlukan badan rendah, ia memiliki kekuasaan untuk menciptakannya, tetapi ia hanya tinggal sebentar saja di badan tersebut. Setelah pekerjaannya selesai maka badan itu dilenyapkan lagi ke asalnya. Proses ini disebut materialisasi dan dematerialisasi

Kemampuan para manusia super ini banyak dan menakjubkan kita, tetapi semua itu tumbuh teratur secara wajar dari sifat-sifat yang kita miliki, hanya saja mereka memiliki sifat-sifat ini pada kadar yang lebih tinggi. Kemudian ciri lain yang menyolok di antara beliau dan kita adalah bahwa ia memandang segalanya dari sudut pandang yang sama sekali lain dibandingkan kita; sebab para manusia agung itu tidak memiliki apa yang disebut pamrih atau pikiran mementingkan diri sendiri. 

Dia telah meninggalkan pribadi rendahnya dan hidup tidak untuk diri sendiri melainkan untuk semuanya dengan cara yang hanya dipahami olehnya. Bahwa yang disebut semua itu pada hakekatnya adalah diri sendiri. Dia telah mencapai tingkatan yang tidak ada kesalahan sedikitpun dalam sifat-sifat, tanpa pikiran atau perasaan tentang pribadi yang terpisah. Satu-satunya pendorong bagi dia adalah hidup serasi dengan Tuhan yang mengendalikannnya.

Mungkin sifat berikut yang sangat menyolok dan khas adalah perkembangan yang menyeluruh. Kita masing-masing tidak sempurna dan tak seorang pun di antara kita unggul dalam semua hal. Bahkan cendekiawan besar biasanya hanya memperoleh keunggulan khusus dalam satu hal, sehingga masih ada keunggulan segi lain dari sifatnya yang belum berkembang. 

Kita semua memiliki benih dari segala macam kemuliaan, tetapi selalu hanya sebagian yang berkembang. Tetapi manusia agung telah maju dalam segala segi, sebagai orang yang keikhlasan, rasa simpati dan belas kasihnya sempurna. Sedangkan inteleknya sekaligus merupakan sesuatu yang terlalu tinggi untuk dapat kita pahami. Sukmanya menakjubkan penuh ke-Ilahi-an. Dia berada tinggi di atas dan jauh diluar kemampuan manusia yang kita kenal.

Rasa hormat yang mendalam diberikan kepada kepala agung hierarki kekuatan gaib nan agung di bumi kita ini, yang ditangannya terletak nasib semua benua, yang di atas namanya berbagai inisiasi jìwani diberikan. Beliau memimpin evolusi di bumi yang kita cintai ini. Beliau adalah manusia yang amat agung, tetapi harap dipahami bahwa beliau bukanlah keberadaan yang muncul sebagai hasil dari evolusi bumi ini. 

Beliau adalah perwujudan berkekuasaan agung hasil evolusi dari tatanan lain di luar bumi. Jutaan tahun yang lalu beliau datang ke bumi ini atas kehendak penguasa cakrawala untuk memikul tanggung jawab memimpin evolusi bumi. Kitab Úrìmad Bhàgavatam, yang ditulis oleh åûi Vyàsa, menyebutnya Sanatkumàra; seorang remaja amat muda yang tidak lahir dari rahim seorang wanita. Di situ disebutkan bahwa beliau merupakan salah seorang dari putra Brahmà yang menjelmakan diri atas kehendak pikiran kosmik (kriyàúakti).

Sanatkumàra juga dikenal sebagai guru dari devarûi Nàrada dan Nàrada adalah guru dari maharûi Vyàsa. Sanatkumàra memiliki kasih sayang bagaikan lautan tak terbatas. Dalam menjalankan kegiatannya beliau dikelilingi oleh empat dewaraja agung atau para penguasa unsur yang mengatur karma manusia. Aura beliau meliputi seluruh bumi. Bumi tempat hidup kita ini bagi beliau berada dalam genggamannya dan sesungguhnya tak seekor burung pun yang jatuh tanpa diketahui olehnya.

Beliau juga mempunyai tiga pembantu utama yang dalam sastra Hindù dikenal sebagai Sanandana, Sanaka dan Sanàtana. Beliau dibantu dengan organisasi jìwani yang rapi dan bertingkat memimpin serta mengendalikan segala evolusi yang berlangsung di bumi ini.

Banyak salah pengertian diberikan terhadap keberadaan agung itu seolah-olah mereka bersunyi diri melakukan tapa, untuk sekedar mencari kebahagiaannya sendiri, mementingkan diri sendiri. Tetapi sesungguhnya beliau terlibat dalam dunia pekerjaan dan kehidupan yang kadang-kadang di luar jangkauan penalaran kita.  

Bhagavàn Satya Nàràyaóa telah memberi anjuran kepada seorang calon spiritual untuk melakukan tapa di sebuah gua dipegunungan Himalaya dan mengatakan bahwa kekuatan cinta kasih dari tapanya akan menembus dinding gua tempat dia melakukan meditasi. Dan kekuatan ini memberi bantuan kejiwaan dan inspirasi kepada umat manusia tentang hal-hal mulia. 

Hormat yang mendalam kepada Yang Mulia Sanatkumàra, yang telah menaklukkan segala pikiran. Dengan demikian beliau juga telah menaklukkan sang waktu, yang baginya jutaan tahun tak ada artinya sama sekali; namun beliau juga menyadari pentingnya waktu bagi kita manusia awam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar