Rabu, 20 Juni 2012

Evolusi Jìwa (Evolusi Kesadaran)

Evolusi Kesadaran

Sang jiwa adalah obyek dari proses evolusi. Melalui proses evolusi tingkat kesadaran itu akan semakin disempurnakan. Untuk lebih memahami hal ini kami sertakan skema evolusi kesadaran.

Melalui skema evolusi kesadaran dapat kita pahami bahwa mineral hanya menunjukkan tingkat perkembangan pada badan fisik yang padat, sedikit pada tingkat etherik dan amat minim pada tingkat kesadaran astral. Adanya perkembangan yang amat minim pada tingkat astral berarti bahwa mineral juga memiliki keinginan dalam tingkat yang amat rendah.

Bagi kebanyakan orang mungkin agak janggal untuk mengatakan bahwa terdapat unsur keinginan dalam alam mineral. Namun setiap ahli kimia mengetahui bahwa sifat afinitas (daya gabung) unsur-unsur sangat jelas membuktikan keinginan itu; bukankah itu titik permulaan dari keinginan? Satu unsur memiliki keinginan demikian besar untuk berpasangan dengan unsur lain, sehingga ia dapat meninggalkan setiap unsur yang kebetulan telah menjadi sekutunya mula-mula.

Mengenai tumbuh-tumbuhan pada skema di atas dapat kita lihat bahwa bagian yang aktif tidak hanya di badan fisik, tetapi juga pada bagian etherik. Tumbuhan juga berkembang dalam kesadaran tingkat astral yang menunjukkan adanya perkembangan yang lebih nyata dari keinginan. Mereka yang telah mempelajari ilmu botani (tumbuhan) akan menyadari bahwa sifat suka dan tidak suka (yaitu bentuk-bentuk keinginan) sudah menonjol. Di antaranya, daunnya sudah dapat mencari arah datangnya cahaya matahari, akarnya dapat mencari arah air, dan kemampuan-kemampuan lain.

Pada binatang tampak kemajuan yang jauh lebih maju dibandingkan dengan tumbuhan. Dapat kita lihat, perkembangan yang hebat tidak hanya pada badan fisik, tetapi juga pada tingkat astral hal ini menunjukkan bahwa binatang itu sudah sepenuhnya bisa menghayati hasrat-hasrat rendah, meskipun pada bagian yang lebih atas sangat menyempit sebagai pertanda akan keterbatasan terhadap penguasaan keinginan-keinginan yang lebih murni. Tetapi toh keinginan itu sudah ada. Demikianlah kadang-kadang terjadi hal-hal luar biasa pada binatang yang dapat menunjukkan rasa kasih sayang dan bhakti yang sangat tinggi nilainya. 

Juga dapat terlihat bahwa skema yang menggambarkan alam binatang itu berakhir pada lapisan terbawah dari tingkat mental. Berarti bahwa sampai saat ini telah berlangsung pengembangan kecerdasan yang menggunakan bahan mental untuk perwujudannya. Jika hal ini dikaitkan dengan binatang peliharaan, seperti anjing dan kucing, pasti mengetahui bahwa makhluk kesayangan itu tidak disangsikan lagi sungguh-sungguh dapat mempergunakan akalnya. Meskipun daya berpikirnya baru pada tingkat yang amat terbatas dan kesanggupannya sangat kurang kalau dibandingkan dengan manusia. 

Kalau kita perhatikan skema tersebut, pada manusia akan kita dapatkan bahwa tidak hanya perkembangan fisik saja yang terjadi, tetapi juga perkembangan kesadaran astral yang cukup tinggi. Ini menandakan bahwa manusia dapat memiliki segala macam nafsu keinginan, nafsu yang paling tinggi maupun nafsu yang paling rendah. 

Kita dapatkan juga bahwa manusia memiliki kemampuan mental dari tingkat rendah, yang menandakan daya berpikir manusia pada tingkat itu telah berkembang sepenuhnya. Namun, perkembangan mental pada tingkat yang lebih tinggi belum sempurna. Pada manusia kebanyakan, tingkat mental luhur biasanya belum berfungsi secara optimal.

Pada manusia golongan primitif, nafsu jelas merupakan sifat yang paling menonjol, meskipun perkembangan mentalnya juga telah berkembang hingga tahapan tertentu saja. Kesadaran manusia pada tingkat ini pasti berpusat pada bagian bawah badan astralnya, dan kehidupannya terutama dikuasai oleh sensasi-sensasi yang berhubungan dengan badan jasmani. 

Pada umumnya kita hampir seluruhnya hidup atas dasar sensasi; sehingga pendorong utama atas kebanyakan sikap kita bukanlah apa yang benar atau pantas dilakukan, tetapi semata-mata apa yang ingin dan tidak ingin dilakukan. Manusia yang lebih beradab dan maju di antara kita dapat mengendalikan keinginan dengan pikiran, yang berarti bahwa pusat kesadaran secara bertahap beralih dari alam astral yang lebih tinggi menuju alam mental yang lebih rendah. Perlahan-lahan mengikuti kemajuan evolusi manusia, pusat kesadaran itu meningkat lebih lanjut dan manusia mulai dikuasai oleh suatu prinsip daripada hanya oleh minat atau nafsu keinginan semata. 

Para manusia super, yang tingkat evolusinya sudah tinggi, kesadaran spiritualnya telah berkembang. Kesadarannya telah berpusat pada buddhi, bahkan pada kesadaran Àtman. Pada tingkat itu manusia akan dituntun oleh kebijaksanaan bahkan oleh kesadaran ketuhanannya. Manusia bisa membantu mempercepat proses evolusi kesadaran itu hingga dengan lebih cepat dapat mencapai kesadaran luhur. Ini dapat dilakukan dengan hidup bermoral dan melakukan latihan spiritual. Dengan moralitas dan latihan spiritual anda telah ikut berpartisipasi dalam mempercepat terwujudnya rencana Tuhan, yaitu evolusi. Itulah yang dimaksudkan dengan pengabdian atau bhakti.


Posting terkait:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar