JAYATU
DEVAÁ
s no bN/ujRinta s
iv/ata /amain ved .uvnain ivëa -
y]
deva_Am*tmanxanaSt*t¢ye /aman{?yWryNt --
Sa no bandhurjanità
sa vidhàtà dhàmàni veda bhuvanàni viúvà,
Yatra devà
'amåtamànaúànàs tåtìye dhàmànn adhyairayanta.
(Yajurveda: 32.10)
Wahai manusia, Tuhan
(sah) adalah saudara bagi semua orang (nah bandhuh), Dialah
pencipta jaat raya (janità), Dialah (sah) menyempurnakan seluruh
keinginan manusia (vidhàtà) dan mengetahui (Veda) seluruh (viúvà)
loka-loka (bhuvanàni) dan nama-nama tempat dan kelahiran. Di mana para
sarjana (devà) melepaskan semua duka dari dunia ini (tåtìye)
untuk mencari tempat kesempurnaan, yaitu Tuhan (dhàmàni) dengan
mendapatkan mokûa (amåtam ànasànà) dan tinggal dalam kedamaian (adhyairayanta)
Tuhan tersebut adalah guru, raja, hakim, bagi semua orang. Untuk itu, semua
orang hendaknya memuji Beliau dengan bakti.
’Wahai manusia, Tuhan
merupakan saudara bagi semua umat manusia di dunia ini, pencipta jagat raya
ini. Dia penyempura keinginan umat manusia, Maha Mengetahui semua penjuru loka-loka
dan juga mengetahui nama-nama tempat, dan kelahiran semua mahluk di dunia ini.
Di mana para sarjana di dunia ini melepaskan ikatan dukungan untuk mencari
kesempurnaan yaitu mokûa. Dan tinggal dalam kedamaian. Tuhan merupakan
guru, raja diraja, dan hakim bagi seluruh mahluk di dunia ini, untuk itu
hendaknya semua orang memuja Beliau dengan úraddhà dan bhakti’.
Mantra tersebut
berasal dari Yajurveda. Hampir seluruh mantra dari Yajurveda
disebut mantra untuk ritual, yaitu Karmakàóða. Sedangkan mantra dalam ÅgVeda
adalah untuk jñàna (pengetahuan), demikian juga dalam Sàmaveda
(Upàsana). Pengucapan mantra-mantra dari Ågveda dan veda-veda
lain ditentukan dengan chanda supaya komunikasi dengan Tuhan bisa
berlangsung dengan baik. Mantra di atas adalah salah satu mantra yang perlu
diucapkan dalam yajña karena mantranya berasal dari karmakàóða.
Dijelaskan dalam
mantra tersebut kepada seluruh umat manusia agar mereka mengakui keberadaan
Tuhan. Untuk itu Dia disapa dengan kata bandhu, yang berarti saudara
bagi semua orang. Seperti saudara yang selalu membantu sesama saudara dan bisa
dipercaya, Tuhan menempatkan diri saudara supaya manusia percaya dan dapat
menerima. Di sini Tuhan disebut vidhàtà yang berarti Dia yang memenuhi
segala keinginan yang baik bagi semua manusia, walaupun manusia lupa berapa
kali lahir di dunia ini, dan telah melakukan perbuatan dengan sadar atau tanpa
sadar tetapi Tuhan sebagai Mahatahu dan mengetahui segalanya. Oleh karena itu,
sesuai dengan karma masing-masing, Dia memberikan hasilnya.
Manusia bebas
melakukan apa pun di dunia ini, tetapi hasilnya, tergantung kepada Tuhan. Untuk
itu, semua manusia agar memahami Tuhan dan berusaha mendekatkan diri dengan-Nya
supaya kita mendapatkan mokûa. Pada waktu tidak ada karma baik
dan buruk, ikatan duniawi, dan dalam pikiran/budi, berarti sudah tidak ada
keraguan dan pertanyaan lagi, maka yang ada hanya kedamaian, sehingga manusia
tersebut sudah siap menuju mokûa.
Seperti diketahui,
dengan karma yang baik, seseorang bisa mendapatkan surga tetapi setelah
hasilnya selesai dinikmati, akan kembali ke bumi seperti dulu. Tetapi dalam mokûa
tidak demikian, karena semua perbuatan baik maupun buruk telah selesai di dunia
ini dan lepas dari segala ikatan karma baik maupun buruk.
Hal tersebut sudah
dibahas dalam seluruh Upaniûad. Mantra di atas menekankan supaya kita
berusaha mendapatkan mokûa. Untuk itu diberikan kebebasan bahwa setiap
orang boleh mendapatkannya. Tetapi, yang bersangkutan perlu mengikuti jalan
yang benar. Di dunia ini terdapat dua jalan. Jalan ke neraka pada awalnya
begitu indah, bersih, penuh dengan perhiasan dan fasilitas yang menyenangkan.
Tetapi pada akhirnya, jalan ini terdapat papan bertuliskan "menuju
neraka".
Jalan kedua menuju
surga /mokûa. Jalan tersebut sulit, dan penuh lubang yang menyakitkan
bagi musafir yang melaluinya. Tetapi jika dia dengan keberanian dan kerja keras
berhasil melewati jalan tersebut maka terakhir dia akan menemui papan
bertuliskan menuju mokûa”. Dengan demikian jalan yang gampang dan indah
berujung neraka. Sebaliknya, jalan yang sulit dan berliku berujung mokûa.