Ditya Mayangjara berujud raksasa salewah, artinya sebelah kulitnya
berwarna hitam dan sebelah lagi berwarna putih. Ia adalah putra Ditya
Wisnungkara raksasa hitam putra Ditya Rudramurti (penjelmaan Bathara Isnapura
putra Sanghyan Wisnu dengan Dewi Sri Pujayanti). Sedangkan ibunya bernama Dewi
Mayangsari, hapsari keturunan Sanghyang Nioya.
Meski
berujud raksa, Ditya Mayangkara memiliki sifat dan perwatakan ; jujur, setia,
baik budi dan suka menolong. Oleh Bathara Wisnu ia mendapat tugas memelihara
dan menjaga Taman Sriwedari di kahyangan Untara Segara bersama Sukasarana,
putra Bagawan Suwandagni yang berujud raksasa bajang (kerdil).
Pada
jaman Lokapala, Ditya Mayangkara pernah menis pada Anoman, hingga Anoman
memiliki kekuatan yang luar biasa. Sedangkan pada jaman Mahabharata, Ditya
Mayangkara pernah menitis pada Resi Pracandaseta, berwujud kera/wanara putih
dan bertempat tinggal di pertapaan Pandansurat, di daerah kerajaan Jodipati,
wilayah negara Mertani. Resi Pracandaseta yang dikenal pula dengan nama Resi
Mayanggaseta pernah diminta bantuannya oleh keluarga Pandawa agar bersedia
menari di alun-alun negara Dwarawati sebagai persyaratan memeriahkan upacara
perkawinan antara Arjuna dengan Dewi Wara Sumbadra, adik Prabu Kresna raja
negara Dwarawati.
Ditya
Mayangkara menikah dengan hapsari keturunan Sanghyang Darmayaka dan mempunyai
seorang putra berujud raksasa berkulit hitam yang diberi nama Kalakresna, yang
setelah dewasa dibawa Sanghyang Triyarta turun ke arcapada dan membangun
kerajaan baru di tanah Astaka di tepi hutan Kamiyaka.