All about Hindu, Catur Veda, Rigveda, Yajurveda, Samaveda, Atharvaveda, Darsana, Bhagawad Gita, Mahabharata, Ramayana, Teologi, Purana, Itihasa, Resi, Doa-doa, Wayang, Tempat Suci, Tirthayatra, termasuk Lontar
Minggu, 17 Juni 2012
Sakti
Úakti atau Daya Ilahi sebagai Dewì
Alam semesta yang kita saksikan dan
alami merupakan suatu berkas energi, baik yang terbungkus maupun tidak. Ini
merupakan penemuan dari ilmu pengetahuan modern, yang secara insidental telah
meruntuhkan perbedaan antara materi dan energi.
Siwa
Úiwa
adalah
dewatà terakhir dari Trimùrti ini, yang bertanggung jawab terhadap
penyerapan alam semesta. Ia merupakan perwujudan dari sifat Tamas,
kelembaman sentrifugal, kecenderungan menuju pembubaran dan pelenyapan.
Inkarnasi Minor Wisnu
Inkarnasi Minor
Mithologi Hindu penuh dengan
cerita-cerita tentang avatàra
Wiûóu, yang dapat berupa Pùróàvatàra
(manifestasi penuh) seperti Úrì Kåûóa,
Aýúàvatàra (berisi kekuatan ilahi sementara)
seperti Paraúuràma.
Yadnya avatar
Yajña
Wiûóu dipersamakan dengan Yajña atau upacara kurban dalam literatur Vedik awal. Bhàgavata menyebut Varàhàvatàra sebagai Yajña-varàha dan menyamakan anggota tubuhnya dengan berbagai bagian dari suatu upacara kurban.
Vyasa
Vyàsa
Resi Vyasa dalam lukisan India modern. |
Vyàsa adalah kesatuan kosmis yang lahir pada setiap masa untuk menyebar-luaskan kitab suci.
Dhanvantari
Dhanvantari
Ayurvedic medicine |
Dhanvantari muncul dari lautan pada saat diaduk, yang menggenggam Amåta-kalaúa (periuk nektar) ditangannya. Dia merupakan asal mula dari ilmu pengetahuan medis. Kelahirannya kembali sebagai raja Kaúi, dia membawa ilmu pengetahuan medis ini ke bumi.
An idol of Dhanvantari at an Ayurveda Expo in Bangalore |
Dia digambarkan sebagai seorang tampan yang memegang periuk nektar dan duduk di depan lambang Wiûóu.
Hayagriwa
Hayagrìva atau Hayaúìrûa
Hayagriva in Khajuraho Lakshamana Temple |
Yàjñavalkya, sang åûi agung, kehilangan YajurWeda akibat dari kutukan Guru dan melaksanakan beberapa upacara penebusan dosa. Dewa matahari yang sangat berkenan dengan penebusan dosanya itu, muncul dihadapannya sebagai seorang dewatà dengan kepala kuda dan mengajarinya Weda yang sama dalam bentuk lain. Bagian ini kemudian terkenal sebagai Vàjasaneyì Saýhità (vaji = kuda). Asal mula avatàra Hayagrìva (dewatà dengan kepala kuda) mungkin berasal dari sini.
Dua raksasa Madhu dan Kaiþabha telah mencuri kitab-kitab Weda dan menyembunyikannya di bawah air. Wiûóu mengambil wujud Hayagrìva, yang menyelam kedasar samudra dan menyelamatkannya setelah membunuh raksasa tersebut.
Hayagrìva merupakan dewa pengetahuan, sama dengan dewì Sarasvatì. Dia tampak dalam wujud manusia, dengan kepala kuda, memiliki empat atau delapan lengan yang masing-masing memegang berbagai macam senjata dan lambang Wiûóu.
Kapila
Kapila
Watercolour painting on paper of Kapila, aVedic sage. |
Kapila, putra Kardama dan Dewahùtì merupakan åûi agung yang menghanguskan 60.000 orang putra raja Sàgara, hanya dengan tatapan matanya. Kemungkinan cerita ini merupakan langkah mundur ketika kadang-kadang ia disamakan dengan Agni. Dia mengajarkan filsafat Sàòkhya kepada ibunya.
The sons of Sagara discover the stolen sacrificial horse grazing near Vasudeva, who had assumed the form of Kapila |
Gambaran Kapila biasanya memiliki rambut yang dibentuk seperti mahkota (jaþà-mukuþa), kumis, empat lengan, dimana dua diantaranya dalam sikap yoga dengan memegang kendi dan dua tangan lainnya memegang Úaòkha dan Cakra.
Mohini
Mohinì
A sculpture of an eight-armed dancing Mohini at the Hoysaleswara Temple in Halebidu. |
Atas perintah para dewa yang telah dihalangi mendapatkan ambrosia oleh para raksasa selama pengadukan lautan susu, Wiûóu muncul sebagai Mohinì, penyihir wanita yang secara berhasil menipu para raksasa dan membagikan nektar tersebut di antara para dewa. Bahkan Úiwa dikatakan telah terpesona dengan kecantikannya.
Mohini distributing the Amrita to the Devas (left), while the Asuras look on |
Cerita itu mengajar kita bahwa keabadian (amåtatva) hanya dapat diperoleh dengan menundukkan khayalan (moha).
Bhasmasura-Mohini by Raja Ravi Varma. Bhasmasura (left) is about to place his hand on his head following the dancing Mohini (centre), as Shiva (right) looks from behind the tree. |
Mohinì diperlihatkan sebagai seorang wanita muda yang mengenakan pakaian berwarna-warni, dihias dengan perhiasan dan membawa periuk nektar ditangannya.
caturvyuha
Caturvyùha
Agama Bhàgavata atau
agama Pañcaràtra, yang menonjolkan keyakinan Wiûóu-Nàràyaóa,
selanjutnya mengemukakan teori bahwa Tuhan Tertinggi,
visnu avatar
Avatàra Wiûóu
Untuk menangkis (menghindarkan) mara
bahaya yang menimpa umat manusia - yang kemungkinan disebabkan oleh para
raksasa, atau dari faktor kesalahan manusia - dan untuk melindungi tatanan
etika masyarakat, Wiûóu
yang
tugasnya adalah memelihara dunia ini, sering menjelmakan diri-Nya sendiri ke
dunia ini.
Wisnu
Wiûóu, yang juga dikenal
sebagai MahàWiûóu, merupakan dewatà
kedua dari trimùrti Hindu;
yang menyatakan sattvaguóa
dan
merupakan kekuatan (gaya) sentripetal yang bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan, perlindungan dan merawat alam semesta yang diciptakan ini.
Brahma
Brahmà
Dengan demikian Brahmà merupakan sumber, benih dari semua
yang ada. Seperti yang dinyatakan oleh namanya, Dia merupakan ketakterhinggaan
tanpa batas, sebagai sumber dari ruang, waktu dan penyebab, yang memunculkan
nama dan wujud.
Tri Murti
Trimùrti
Berbicara secara luas, Hindu dapat
dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: kelompok Úaiva atau
mereka yang memuja Úiwa, kelompok Úakta atau
mereka yang memuja Úakti (pendamping Úiwa),
dan Waiûóawa atau
mereka yang memuja Wiûóu. Namun, theologi Hindu
populer yang berakar dalam kitab suci kuno, menambahkan dewatà penting lainnya, yaitu Brahmà.
Yama
Yama adalah yang mengendalikan,
yang mengontrol. Dia lah yang pertama-tama menemui orang mati yang berangkat
menuju wilayah surgawi. Dia merupakan dewa
kematian, sehingga roh orang meninggal berdiam bersamanya. Dia memiliki dua
ekor anjing mengerikan dengan empat mata dan lobang hidung lebar, yang menjaga
jalan roh orang mati menuju kerajaan Yama.
Wiswedewa
Wiúwadewa
Arti sebenarnya dari kata ini adalah ‘seluruh dewa’. Barangkali,
semua dewa
lain yang tak dapat dinyatakan secara khusus dalam doa pujian, dimaksudkan yang
termasuk ke dalam kata ini. Tetapi secara bertahap tampaknya berkembang sebagai
suatu kelompok dewa
khusus seperti Àditya atau
Marut.
Wayu
Wàyu adalah
dewa atau personifikasi
dari angin, udara atau nafas hidup (pràóa). Sebagai penguasa
langit (antarikûa)
dia membagi kekuasaannya dengan Indra.
Delapan Wasu
AÛÞA VASU
Di dalam Båhad’àraóyaka Upaniûad III.8.2 disebutkan:
AìO vsv" Ekadx äd–a"ú ÜadxaidTya"ú
te Eki]'xiTNd–éWv p[japité ]yiS]'xivit --
aûþau vasavaá ekàdaúa rudràá, dvàdaúàdityàá,
te
ekatriýúat indraú caiva prajàpatiú ca trayastriýúàv iti.
artinya:
‘Kedelapan
Vasu, kesebelas Rudra, dan kedua belas Àditya, semuanya menjadi 31, Indra dan
Prajà-pati maka semuanya menjadi 33.’
Menurut
Viûóu-Puràóa, Kedelapan
Vasu adalah,
1. Apa, yang dihubungkan dengan apaá, 'air'
2. Dhruva, bintang kutub
3. Soma, Bulan
4. Dhava atau Dhara
5. Anila, Angin
6. Anala atau Pàvaka, Api
7. Pratyùûa, Muhùrta
8. Prabhasa, Cahaya
Ada juga yang
menyebutkan Delapan Wasu itu adalah:
1.
Dharà
(bumi),
2.
Anala
(api),
3.
Apaá
(air),
4.
Anila
(angin),
5.
Dhruva
(bintang
kutub),
6.
Soma
(bulan),
7.
Prabhàsa
(fajar)
dan
8.
Pratyùûa
(sinar).
Bandingkan dengan tabel dari
Wikipedia di bawah ini:
Båhadàraóyaka
|
Mahàbhàrata
|
||
Name
|
Meaning
|
Name
|
Meaning
|
"hot fire"
|
Anala (also called Agni)
|
"living"
|
|
"earth"
|
"support"
|
||
"wind"
|
"wind"
|
||
Antarikûa
|
"space"
|
Aha
|
"pervading"
|
Āditya
|
"eternal", a very common name for the sun Surya
|
Pratyùûa
|
"pre-dawn", that is morning twilight, but often used to
mean simply "light"
|
"sky"
|
Prabhàsa
|
"shining dawn"
|
|
"moon"
|
"soma-plant", and a very common name for the moon
|
||
Nakstrani
|
"stars"
|
"motionless", the name of the Polestar
|
Dewa-Dewa Weda
ÅgWeda
Saýhità merupakan
dasar kitab suci Hinduisme dan tradisi memberikannya tempat tertinggi. Kitab
suci agung ini penuh dengan puji-pujian yang umumnya disebut Sùkta, yang mencapai
ketinggian utama dari keindahan puitis dan ketajaman filosofis, yang
sungguh-sungguh merupakan kombinasi yang jarang diketemukan.
Wasu
Wasu merupakan
sekelompok dewatà yang
jumlahnya delapan, terutama dikenal sebagai pengiring Indra. Kata Wasu diambil
dari akar kata ‘vas’ (bertempat tinggal, menyebabkan bertempat tinggal,
bersinar), sehingga Wasu merupakan dewatà yang
menyatakan segala wilayah luas atau ruang dan ketinggian. Kemungkinan mereka
merupakan personifikasi dari alam dan fenomena alam.
Delapan Wasu tersebut
adalah: Dharà (bumi),
Anala (api), Ap (air), Anila (angin), Dhruva (bintang
kutub), Soma (bulan),
Prabhàsa (fajar)
dan Pratyùûa (sinar).
Lihat juga tabel dari ; Wikipedia
Båhadàraóyaka
|
Mahàbhàrata
|
||
Name
|
Meaning
|
Name
|
Meaning
|
"hot fire"
|
"living"
|
||
"earth"
|
"support"
|
||
"wind"
|
"wind"
|
||
Antarikûa
|
"space"
|
Aha
|
"pervading"
|
Āditya
|
Pratyùûa
|
"pre-dawn", that is morning twilight, but often used
to mean simply "light"
|
|
"sky"
|
Prabhàsa
|
"shining dawn"
|
|
"moon"
|
"soma-plant", and a very common name for the moon
|
||
Nakstrani
|
"stars"
|
Langganan:
Postingan (Atom)