Minggu, 17 Juni 2012

Sakti


Úakti atau Daya Ilahi sebagai Dewì

Alam semesta yang kita saksikan dan alami merupakan suatu berkas energi, baik yang terbungkus maupun tidak. Ini merupakan penemuan dari ilmu pengetahuan modern, yang secara insidental telah meruntuhkan perbedaan antara materi dan energi. 

Menurutnya, ada satu energi dasar dibalik segala wujud materi dan energi. Namun, tampaknya tetap masih jauh dari penemuan hubungan antara materi pada satu sisi dan pikiran dan kehidupan pada sisi lainnya. Walaupun tampaknya berbeda kutub, apakah mereka juga merupakan manifestasi dari energi dasar yang sama? 

Dapatkan terjadi bahwa energi atau materi yang sama, pada satu tingkat vibrasi disebut 'materi', pada yang lain, 'pikiran' namun yang lainnya 'kehidupan?' Ilmu pengetahuan modern atau para ilmuwan modern, kebanyakan membhaktikan perhatiannya pada alam semesta material yang berwujud ini bahkan mungkin tidak siap untuk mengakui tanggung jawab ini. 

Filsafat Hindu yang didasarkan pada Vedànta dan sekelompok karya yang didasarkan pada Vedànta dan lebih umum dikenal sebagai Tantra benar-benar merumuskan hal ini. (Tantra merupakan batang tubuh yang luas dari literatur keagamaan Hindu yang dibaktikan untuk mengemukakan kepercayaan Ibu Ilahi). Sumber dan pemelihara segala ciptaan, apakah pada tingkat materi atau kehidupan ataupun pikiran, adalah satu dan hanya satu adanya. 

Úakti (= energi) Brahman (Yang Mutlak) dari Vedànta dan Úakti atau Dewì dari Tantra adalah sama. Bila 'energi' itu ada dalam keadaan statis, tanpa evolusi maupun involusi, bila alam semesta yang diciptakan bahkan tidak dalam bentuk benih sekalipun, ia disebut Brahman

Bila ia mulai mengembang menjadi ciptaan ini, memeliharanya dan menyerapnya kembali kedalam dirinya sendiri, itu disebut Úakti. Bila Brahman merupakan ular yang melingkar tidur, Úakti adalah ular yang sama dalam gerakan. Bila Brahman ibaratnya kata-kata, Úakti adalah maknanya. Bila Brahman seperti api, Úakti merupakan daya pembakarnya. Keduanya tak terpisahkan: satu dalam dua dan dua dalam yang satu.

Dalam literatur mithologi Hindu seperti juga dalam kitab-kitab Tantra, energi ini selalu digambarkan sebagai dewatà perempuan, Dewì, sebagai pendamping dari dewatà pasangannya. Setiap anggota Trimùrti memiliki Úakti atau Dewì sebagai pendampingnya: Sarasvatì dari Brahmà, Lakûmì dari Wiûóu dan Pàrvatì dari Úiwa. Namun, kepercayaan-Ibu yang telah berkembang beberapa abadn belakangan yang lebih menonjol berpusatkan disekitar Pàrvatì, pendamping Úiwa.

Pemujaan-Ibu dan keyakinan-Ibu bukanlah asing bagi agama Weda seperti diperkirakan beberapa orang. Konsep Aditi sebagai ibu para dewa, personifikasi alam dan Ambhåóìsùkta seperti juga Ràtrìsùkta dari ÅgWeda secara jelas mengandung asal mula pemujaan-Ibu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar