Minggu, 08 Juli 2012

Laut Mati


Mengapa Laut Mati Memiliki Daya Apung Yang Besar ?


Nah mungkin sebagian besar temand-temand semua sudah pernah mendengar dengan yang namanya “Laut Mati”. 


Laut Mati ini adalah sebuah danau yang membujur di daerah antara Israel, Daerah Otoritas Palestina danYordania.
Danau ini disebut dengan Danau Laut Mati karena tingkat kandungan garamnya yang sangat tinggi dari seluruh laut yang ada didunia yaitu mencapai 32 % dibandingkan terhadap kadar garam rata-rata 3% pada Laut Mediteranian.
Sehingga tidak ada kehidupan ekosistem didalam laut ini yang dapat bertahan meskipun ada sebagian bakteri yang dapat bertahan hidup didalamnya.
Laut Mati ini secara geologi terbentuk tiga juta tahun yang lalu ketika timbul retakan kecil pada Jordan Riff Valley dimana air laut masuk dan terkumpul, iklim kering dan evaporasi tinggi meningkatkan konsentrasi mineral dalam air. 
Garam, kapur dan gypsum terdapat pada sepanjang retakan ini sehingga terbentuklah Danau Laut Mati ini.

Ada hal yang unik dengan Danau Laut Mati ini yaitu karena tingkat garam yang terkandung didalamnya ini sangat tinggi sehingga dapat membuat badan menjadi terapung bila kita menyeburkan diri kedalam air tersebut.
Sehingga banyak wisatawan asing yang terpikat untuk mencoba mengapung di Laut Mati ini.
Kalo dipikir-pikir aneh juga sich dilaut yang kadar garamnya sangat tinggi bisa membuat bobot manusia yang berat menjadi terapung seperti telur ^_^ .
Jika bobot manusia yang berat dapat terapung kita dapat menganalisisnya dengan Materi Fluida dalam Gaya Archimedes yaitu badan/benda bisa terapung dikarenakan Massa jenis Fluida yang terkandung dalam air tersebut yaitu garam, memiliki kadar garamnya sangat tinggi sehingga massa bobot benda atau manusia menjadi kecil karena adanya tekanan dari air garam tersebut, sehingga yang menyebabkan terapung itu adalah bila massa jenis fluidanya > (lebih besar dari) massa jenis benda tersebut



Satu hal lagi Laut Mati memiliki lumpur yang berkhasiat sebagai penghalus kulit. Selain itu, ada beberapa zat mineral berguna lain yang terkandung dalam Laut Mati yaitu:
  • Sodium yang dapat meningkatkan permeabilitas yang sangat cocok untuk kulit kering.
  • Magnesium dengan konsentrasi 15 kali lebih tinggi dibandingkan dengan laut lainnya. Magnesiummembantu penyembuhan kulit dan menyediakan jaringan permukaan kulit dengan anti alergi dan penting untuk metabolisme sel.
  • Potassium yang dapat meningkatkan oksidasi dan mengatur proses elektrikal otot dan sistem saraf serta membantu mengatur kelembaban di kulit.
  • Bromida – konsentrasi bromida adalah 50 kali lebih tinggi dari garam biasa. Ini menyebabkan efek yang sangat santai, dan membantu secara alami perbaikan sel kulit.
  • Bitumen yang ditemukan dalam jumlah sedikit dan dapat bertindak sebagai zat anti-inflammatory.
  • Iodin yang berperan penting pada pembentukan hormon tiroksin, dan juga penting untuk energi dan metabolisme sel.
  • Kalsium penting sebagai pertahanan membran sel dan pembersihan pori-pori, yang dibutuhkan juga untuk perbaikan jaringan dibawah kulit.
  • Zink yang memainkan peranan dalam regulasi enzim.
  • Lumpur Laut Mati membantu kulit kering dengan mengganti elektrolit yang hilang, bisa mengobati beberapa masalah dermatologi seperti eksim, jerawat, rematik, sakit sendi, dan masalah sirkulasi dan saraf.
  • Garam Laut Mati juga bisa bertindak sebagai desinfektan yang bisa mengeluarkan zat berbahaya dari kulit.


sumber dapat di klik disini

Mati - Tidur


MATI, hanyalah tidur panjang ???


Gambar bukanlah orang mati, tetapi orang mengapung di Laut Mati

MATI, hanyalah tidur panjang ???

Dia tahu bahwa rumah sejatinya adalah keabadian

Dia tidak pergi ke mana-mana setelah mati, sebab keabadian tidak memiliki masa lalu, masa sekarang atau pun masa depan

Ilmu pengetahuan telah membuktikan pendapat ini

Benda-benda materi memang terasa padat ketika disentuh, tetapi pada level kuantum 99,999 persen dari sebuah atom sebenarnya adalah ruang kosong dan kepadatan itu akan lebur menjadi sekumpulan energi yang memancar

Energi ini tidak pernah diciptakan dan tidak pernah dihancurkan

Energi ini menyala ke luar masuk dalam wilayah prekuantum sebanyak jutaan kali setiap detiknya

Itulah satu-satunya kelahiran dan kematian dalam arti yang nyata yang bisa kita alami

Tubuh kita sama sekali bukanlah kejadian yang unik sebab tubuh kita mati ratusan kali sebelum mata anda selesai membaca satu kata dalam kalimat yang sedangkan anda baca ini

Apa yang kita sebut kematian adalah sebuah kesalahan istilah, kematian adalah sekadar terhentinya proses muncul dan hilang

Setelah menghembuskan nafas yang terakhir, kita kembali kepada situasi di mana waktu tidak ada lagi

Apa yang kita sebut maut sebenarnya adalah terhentinya kelahiran dan kematian.
(Chopra, 2004:19-20)


Nusa Lembongan - Bali


Wisata Pulau Nusa Lembongan - BaliPulau Lembongan yang dalam bahasa Bali disebut Nusa Lembongan merupakan sebuah pulau kecil yang berada di  sebelah barat laut Nusa Penida serta berada di Selat Badung, Nusa Lembongan yang memiliki panjang 4,6 km dan lebar 1-1,5 km ini berada kira-kira 11 km di sebelah tenggara Bali, Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.

Kebanyakan masyarakat Nusa Lembongan menggantungkan hidupnya dengan menjadi petani rumput laut. Sebagian lagi bekerja di sektor pariwisata dan sektor penunjang pariwisata. Nusa Lembongan terbagi menjadi dua desa yakni Desa Lembongan dan Desa Jungubatu. Desa Lembongan membawahi 6 dusun dan 12 banjar adat, yang wilayahnya berada di dua pulau yakni sebagian besar Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.

Wisata Pulau Nusa Lembongan - Bali
Desa Lembongan banyak mempunyai tempat-tempat menarik untuk dikunjungi wisatawan seperti pantai berpasir putih yang sangat menarik, goa alam dan buatan yang unik, tebing laut yang menantang, rawa-rawa yang penuh misteri yang menarik minat pengunjung untuk datang dan banyak lagi yang menarik di Desa Lembongan.

Wisata Pulau Nusa Lembongan - Bali
Pantai-pantai yang menarik dan terkenal di Desa Lembongan antara lain; Pantai Tanjung Sanghyang, Dream Beach, Selagimpak, Selambung, Sunset Beach, Pemalikan, Lebaoh (pantai pusat rumput laut) dll. Tempat-tempat lain yang ramai dikunjungi wisatawan antara lain; Rumah Bawah Tanah (Underground House) Gala-gala, Goa Sarang Walet Batu Melawang, Art Shop Center Buanyaran, Rawa-rawa Pegadungan, Tempat Romantis Kolong Pandan Sunset Park dll.

Wisata Pulau Nusa Lembongan - Bali
Transportasi dari dan ke Nusa Lembongan dan Desa Lembongan dengan Pulau Bali ditempuh melalui jalur laut yakni; dari dan ke Bali timur melalui jalur Pelabuhan Tri Buwana - Bias Munjul Ceningan kangin, dari dan ke Bali Barat melalui jalur Pelabuhan Sanur Denpasar - Pelabuhan Tanjung Sanghyang Lembongan. Lama perjalanan dari sanur menuju Tanjung Sanghyang Lembongan sekitar 1 - 1,5 jam menggunakan jukung (jangolan) dan sekitar 30 menit kalo menggunakan speed boat. Transportasi dari dan ke Desa Lembongan ada yang pagi hari menggunakan jukung, siang dan sore menggunakan speed boat.

Wisata Pulau Nusa Lembongan - Bali
Tidak seperti di Kuta, Tanah Lot, Dreamland.. sesampainya di Nusa Lembongan, Anda akan disambut pantai yang berpasir putih dengan laut yang jernih dengan berbagai jenis ikan berwarna-warni serta trumbu karang yang indah dan beraneka warna... alamnya yang masih "perawan" yang belum tersentuh oleh tangan-tangan jahil, tetapi walaupun masih alami di sana sudah dilengkapi beberapa fasilitas yang siap memanjakan Anda seperti: hotel/bungalow, restoran, tempat pertunjukan kesenian, sampai objek wisata laut untuk menyelam dan menyaksikan terumbu karang yang indah di dalamnya.
Wisata Pulau Nusa Lembongan - Bali

Wisata Pulau Nusa Lembongan - BaliWisata Pulau Nusa Lembongan - Bali
So buat yang pengen mengisi liburan ke Bali.. tidak ada salahnya berkunjung ke Nusa Lembongan..
Wisata Pulau Nusa Lembongan - Bali

Sumber link: http://indoexland.blogspot.com/2011/04/wisata-nusa-lembongan-bali.html
































Upacara Kasodo Tengger

Upacara Yadnya Kasada (Kasodo) Masyarakat Tengger

Tak berhentinya mengagumi keindahan alam gunung bromo yang begitu megah dengan ketinggian 2.400 m.dpl, dengan kawahnya yang masih aktif mengepulkan asap putih dengan bau belerang yang khas, selain itu dengan keberadaan suku tengger yang tinggal di kaki gunung bromo, memiliki daya tarik tersendiri dengan ciri khasnya mengenakan sarung dengan topi kupluknya.

Sebagai akibat keteguhannya pada adat istiadat dan budaya yang menjadi pedoman hidup, masyarakat tengger hidup rukun, jujur serta rendah hati. Konon Suku tengger merupakan keturunan Roro Anteng (putri Raja Majapahit) dan Joko Seger (putera Brahmana). Bahasa daerah yang mereka gunakan sehari hari adalah bahasa jawa kuno. Mereka tidak memiliki kasta bahasa, sangat berbeda dengan Bahasa jawa yang dipakai umumnya yang mempunyai tingkatan bahasa.

Masyarakat Tengger dianggap sebagai abdi kerajaan Majapahit, konon wilayah yang mereka huni merupakan tempat yang suci. Mayoritas masyarakat tengger beragama hindu dan setahun sekali mereka mengadakan upacara yadnya Kasada (Kasodo). Upacara ini berlokasi di sebuah Pura Luhur Poten yang berada di bawah kaki gunung bromo dan dilanjutkan ke puncak Gunung Bromo. Upacara ini dilakukan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama di bulan Kasodo menurut penanggalan jawa.


Asal mula upacara Kasada terjadi beberapa abad yang lalu. Pada masa pemerintahan Dinasti Brawijaya dari Kerajaan Majapahit. Sang permaisuri dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Roro Anteng, setelah menjelang dewasa sang putri mendapat pasangan seorang pemuda dari Kasta Brahma bernama Joko Seger.

Setelah menikah pasangan Roro Anteng dan Joko Seger mendiami dan menjadi penguasa kawasan pegunungan tengger, dari waktu kewaktu kehidupan masyarakat tengger hidup dengan damai dan makmur, tapi tidak dengan yang dialami oleh sang penguasa, karena sudah sekian lama kedua pasangan tersebut tidak di karuniai sorang putra. Beranjak dari itu Joko Seger memutuskan untuk bersemedi di kawah gunung bromo untuk memohon dikaruniai anak. Setelah beberapa lama bersemedi terdengarlah suara gaib yang intinya permohonan mereka akan terkabulkan tapi dengan syarat setelah mendapatkan keturunan kelak, anak bungsunya harus di korbankan ke kawah gunung bromo, pasangan Roro Anteng dan Joko Seger pun menyanggupinya. Setelah mendapatkan 25 orang putra dan putri pasangan Roro Anteng dan Joko Seger mengingkari janji untuk mengorbankan putra bungsunya, yang mengakibatkan sang Dewa murka dan malapetaka pun terjadi, gunung bromo pun menyemburkan api dan menjilat putra bungsunya, Kusuma masuk ke kawah gunung bromo, bersamaan dengan lenyapnya Kusuma terdengarlah suara gaib Kusuma yang mengatakan dirinya ikhlas dijadikan korban dan meminta para saudaranya untuk hidup damai dan tenteram, serta mengingatkan untuk mempersembahkan sesajen kepada Sang Hyang Widi setiap bulan Kasada pada hari ke-14 di kawah Gunung Bromo.

Berdasar dari legenda ini, masyarakat tengger melakukan upacara kasada secara turun temurun yang diadakan di Pura Luhur Poten dan kawah gunung bromo.

Upacara Yadnya Kasada
Pada malam ke-14 bulan Kasada Masyarakat Tengger penganut Agama Hindu (Budha Mahayana menurut Parisada Hindu Jawa Timur) berbondong-bondong menuju puncak gunung bromo, dengan membawa ongkek yang berisi sesaji dari berbagai hasil pertanian, ternak, lalu dilemparkan ke kawah gunung bromo sebagai sesaji kepada Dewa Bromo yang dipercayainya bersemayam di Gunung Bromo. Upacara korban ini memohon agar masyarakat Tengger mendapatkan berkah dan diberi keselamatan oleh Sang Hyang Widi.


Upacara Kasada diawali dengan pengukuhan sesepuh Tengger dan pementasan sendratari Roro Anteng Joko Seger di panggung terbuka Desa Ngadisari. Kemudian tepat pada pukul 24.00 dini hari diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan umat di Pura Luhur Poten Gunung Bromo. Dukun bagi masyarakat Tengger merupakan pemimpin umat dalam bidang keagamaan, yang biasanya memimpin upacara-upacara ritual.


Setelah upacara selesai sekitar pukul 04.00 masyarakat tengger mulai bersiap untuk membawa ongkek/wadah yang berisi sesaji untuk dibawa ke kawah gunung bromo. Pukul 05.00 tepat masyarakat pembawa ongkek mulai menaiki tangga menuju puncak gunung bromo. Ongkek yang berisi sesaji tersebut mulai dilemparkan ke dalam kawah sebagai simbol rasa terima kasih mereka terhadap sang Hyang Widi atas ternak dan pertania yang berlimpah. Sesaji tersebut berupa buah-buahan, hasil pertanian serta hasil ternak.


Pemandangan yang tak kalah menarik terdapatnya orang-orang didalam kawah dengan membentangkan kain dengan harapan mendapatkan sesaji yang dilemparkan penduduk.
Karena antusias penduduk yang begitu besar untuk menghadiri pelaksannan upacara kasodo, sebaiknya bagi pengunjung datang lebih awal sebelum tengah malam ke kaki gunung bromo.

Source : Sri Astutik Photo : Kas

Sumber: http://capsulx368.blogspot.com/2010/11/upacara-yadnya-kasada-kasodo-masyarakat.html#ixzz200DaxjNG

Suku Tengger dan Kehidupan Sosialnya

Suku Tengger dan Kehidupan Sosialnya

Rona wajah yang memerah, kain sarung yang selalu dililitkan dilehernya, serta kupluk yang menjadi penutup kepala merupakan ciri khas Suku Tengger yang merupakan hasil adaptasi dari suhu gunung bromo yang begitu dingin. Suku Tengger merupakan sebuah suku yang tinggal didaerah pedalaman pegunungan bromo yang menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Malang.

Keberadaan Suku Tengger berdasarkan legenda yang memasyarakat, suku tengger berasal dari keturunan Roro Anteng dan Joko Seger, nama “Tengger” sendiri diambil dari akhiran “Teng” dari Roro Anteng dan “Ger” dari Joko Seger. Suku tengger merupakan penduduk asli jawa yang pada saat itu hidup pada masa pemerintahan kerajaan Majapahit. Saat masuknya Islam ke pulau jawa terjadi persinggungan dengan kerajaan-kerajaan yang ada di pulau jawa, yang salah satunya kerajaan majapahit yang merasa terdesak dengan kedatangan pengaruh Islam, kemudian melarikan diri ke wilayah Bali dan pedalaman Gunung Bromo dan Semeru. Pasangan Roro Anteng dan Joko Seger yang melarikan diri ke pedalaman Bromo, kemudian menjadi penguasa daerah tersebut dan diberi nama “Tengger”.


Warga Tengger pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kesuburan lahan di lereng-lereng perbukitan dengan kemiringan yang terjal ini tidak terlepas dari kondisi pegunungan Tengger yang berada di antara dua gunung yang masih aktif, Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Pertanian yang mereka hasilkan dijual keluar desanya dengan bantuan pengepul yang yang datang dari Probolinggo, Pasuruan bahkan dari Surabaya datang untuk membeli hasil pertanian dari peggunungan tengger. Selain bertani, ada sebagian masyarakat Tengger yang berprofesi menjadi pemandu wisatawan di Bromo. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menawarkan kuda yang mereka miliki untuk disewakan kepada wisatawan.


Bahasa yang biasa di pergunakan merupakan bahasa jawa kuno yang diyakini sebagai dialek asli orang Majapahit. Suku Tengger merupakan salah satu sub kelompok orang Jawa yang mengembangkan variasai budaya yang khas. Kekhasan ini bisa dilihat dari bahasanya, dimana mereka menggunakan bahasa Jawa dialek tengger, tanpa tingkatan bahasa sebagaimana yang ada pada tingkatan bahasa dalam bahasa Jawa pada umumnya.


Masyarakat tengger mayoritas memeluk agama Hindu, namun agama Hindu yang dianut bukan Hindu Dharma seperti yang ada di Bali, Hindu yang berkembang di masyarakat tengger adalah Hindu Mahayana. Bagi suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada (Kasodo). Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo.

Suku Tengger kaya akan kepercayaan dan upacara adat, diantaranya ialah:

Upacara Adat Karo : Dilakukan pada bulan Puso, yang merupakan hari raya terbesar masyarakat Tengger, tujuan penyelenggaraan upacara karo adalah Mengadakan pemujaan terhadap Sang Hyang Widi Wasa dan menghormati leluhurnya, memperingati asal usul manusia, untuk kembali pada kesucian.

Upacara Pujan Kapat : Jatuh pada bulan keempat menurut tahun saka, bertujuan untuk memohon berkah keselamatan serta selamat kiblat, yaitu pemujaan terhadap arah mata angin.

Upacara Pujan Kawolu : Jatuh pada bulan kedelapan tahun saka. Masyarakat mengirimkan sesaji ke kepala desa, dengan tujuan untuk keselamatan bumi, air, api, angin, matahari, bulan dan bintang.

Upacara Pujan Kasanga : Jatuh pada bulan sembilan tahun saka. Masyarakat berkeliling desa dengan membunyikan kentongan dengan membawa obor. Tujuan upacara ini adalah memohon kepada Sang Hyang Widi Wasa untuk keselamatan Masyarakat Tengger.

Upacara Pujan Kasada : Upacara ini disebut juga sebagai Hari Raya Kurban. Biasanya lima hari sebelum upacara Yadnya Kasada.

Upacara Bari’an : Upacara ini dilakukan setelah terjadi bencana alam, dilaksanakan 5-7 hari setelah bencana itu terjadi. Upacara Bari’an juga dilaksanakan sebagai wujud ungkapan syukur kepada Sang Hyang Widi.

Upacara Unan-unan : Diadakan hanya setiap lima tahun sekali. Tujuannya untuk melalukakan penghormatan terhadap Roh Leluhur. Dalam upacara ini selalu diadakan penyembelihan binatang ternak yaitu Kerbau. Kepala Kerbau dan kulitnya diletakkan diatas ancak besar yang terbuat dari bambu, diarak ke sanggar pamujan.

Upacara Entas-entas : Dimaksudkan untuk menyucikan arwah (roh) orang yang telah meninggal dunia supaya orang tersebut masuk surga, dilakukan pada hari ke 1000 setelah orang tersebut meninggal.

Sumber: http://capsulx368.blogspot.com

Heboh, 'Meteor Api' Jatuh di Langit Australia

Warga Kota Perth dikejutkan dengan 'Goresan Api' besar yang mengarah ke permukaan laut. Fenomena alam ini di duga sebagai meteor yang jatuh ke bumi.

Suku Inka 2

Menurut Anda ?

Ini Bukti Kalau Suku Kerinci Lebih Tua Ketimbang Suku Inka — Peneliti antropologi urban dari Universitas Diponegoro yang berkunjung ke Jambi, Radjimo menyatakan suku Kerinci yang mendiami dataran tinggi bukit barisan di sekitar Gunung Kerinci bahkan lebih tua dari suku Inka, Indian di Amerika.

Rigveda I.8.10

Ågveda Maóðala I, sùkta 8, úloka 10

Ev öSy kaMy Stom £Kq' c x'Sy - —Nd–ay somp¢tye --
10. eva hy asya kàmya stoma ukthaý ca úaýsya, indràya somapìtaye.
Verily the chanted and recited praises of the devotees are to be directed to the resplendent Lord and repeated for the acceptance of our ecstatic devotion. 
10. Sesungguhnya doa-doa yang diucapkan dan dipanjatkan diarahkan kepada Tuhan yang maha cemerlang dan diulang-ulang guna penerimaan dari pemujaan kami yang memabukkan ini.
  • Soma-pìtaye - guna pengabdian yang menggembirakan, bagi yang menikmati segala obyek dalam penciptaan, bagi yang tunggal yang meliputi segalanya dengan ke-maha-adaan-Nya.

Rigveda I.8.9


Ågveda Maóðala I, sùkta 8, úloka 9

Ev ih te iv.Uty ¤ty —Nd– mavte - sÛiéTsiNt daxuze --
9. evà hi te vibhùtaya ùtaya indra màvate, sadyaú cit santi dàúuûe.
So, too, resplendent God, your magnificent gifts are readily bestowed on dedicated persons like me. 
9. Demikian juga, wahai Tuhan yang maha cemerlang, anugerah-Mu yang sangat bermanfaat itu siap diberikan kepada para pengabdi seperti kami ini.

Rigveda I.8.8


Ågveda Maóðala I, sùkta 8, úloka 8

Eva öSy sUn*ta ivrPx¢ gomt¢ mh¢ - pKva xa%a n daxuze --
8. evà hy asya sùnåtà virapúì gomatì mahì, pakvà úàkhà na dàúuûe.
So, His bounteous gifts and divine wisdom and wealth are given to His devotees as spontaneously as ripe fruit from a loaded branch, 
8. Dengan demikian, anugerah dan kebijaksanaan Ilahi serta kekayaan-Nya yang takterbatas diberikan kepada para pemuja-Nya secara spontan seperti buah masak dari cabang yang sarat.