Minggu, 04 Mei 2014

Narmada River

Narmada River

From Wikipedia, the free encyclopedia
  (Redirected from Narmada)
Narmada
River
JhansiGhat.jpg
Narmada river bank near Jabalpur
Country India

Tributaries
 - left Burhner River, Banjar River, Sher River, Shakkar River, Dudhi River, Tawa River, Ganjal River, Chhota Tawa River, Kundi River, Goi River, Karjan River
 - right Hiran River, Tendoni River, Barna River, Kolar River, Man River, Uri River, Hatni River, Orsang River


Source Narmada Kund
 - location Amarkantak, Madhya Pradesh
 - elevation 1,048 m (3,438 ft)
 - coordinates 22°40′0″N 81°45′0″E
Mouth Gulf of Khambhat (Arabian Sea)
 - location Bharuch District, Gujarat
 - elevation 0 m (0 ft)
 - coordinates 21°39′3.77″N 72°48′42.8″E

Length 1,312 km (815 mi) approx.
Discharge
 - average 1,447 m3/s (51,100 cu ft/s) 
Discharge elsewhere (average)
 - Garudeshwar 1,216 m3/s (42,943 cu ft/s) 

The Narmada originates in M.P in central India, and drains in Gujarat in West India
Map showing the course of the Narmada, selected tributaries, and the approximate extent of its drainage area

Prasasti Kalasan

Karena info dari Ida Bagus Komang Sudarma ini bagus, maka saya menguploadnya tanpa editan.
Semoga semua mendapat pengetahuan yang bermanfaat. Inilah tulisannya.


Prasasti Kalasan 700 Saka

Prasasti Kalasan merupakan salah satu peninggalan sistem penulisan di Nusantara. Prasasti ini hanya berselang delapan tahun dari keluarnya prasasti Kawi tertua Nusantara, prasasti Dinaya. 


Prasasti Dieng

Karena info dari Ida Bagus Komang Sudarma ini bagus, maka saya menguploadnya tanpa editan.
Semoga semua mendapat pengetahuan yang bermanfaat. Inilah tulisannya.


Alih-aksara Prasasti dari Dieng

Prasasti di bawah ini adalah bagian belakang dari sebuah prasasti yang ditemukan di Dieng dan difoto pada tahun 1864 oleh Isidore van Kingsbergen. Bagian belakang prasasti ini hanya berisikan empat baris aksara Kawi awal. Foto bagian depan prasasti yang ada di perpustakaan Leiden tidak bisa dialih-aksarakan karena ligaturnya tak tampak jelas. 

(Perhatian: redaksi alih-aksara di bawah ini masih belum reliabel)


Prasasti Dieng





Alih-aksara:

  1. hana sīma i śrī maṅgala watag hiraṁnā sawaḥ lamwi thata hana
  2. sīma i wuka watu watakwan hilā sawaḥ tampaḥ 3 hana sīma
  3. i panuliṅan watak-piwahan sawaḥ tampaḥ 1
  4. wlaḥ 1

Prasasti Talang Tuo

Karena info dari Ida Bagus Komang Sudarma ini bagus, maka saya menguploadnya tanpa editan.
Semoga semua mendapat pengetahuan yang bermanfaat. Inilah tulisannya.

Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo / Tuwo ditemukan oleh Louis Constant Westenenk (residen Palembang kontemporer) pada tanggal 17 November 1920 di kaki Bukit Seguntang, dan dikenal sebagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Keadaan fisiknya masih baik dengan bidang datar yang ditulisi berukuran 50cm × 80 cm. Prasasti ini berangka tahun 606 Saka (23 Maret 684 Masehi), ditulis dalam aksara Pallawa, berbahasa Melayu Kuna, dan terdiri dari 14 baris. Sarjana pertama yang berhasil membaca dan mengalihaksarakan prasasti tersebut adalah van Ronkel dan Bosch, yang dimuat dalam Acta Orientalia. Sejak tahun 1920 prasasti tersebut disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, dengan nomor D.145.

Prasasti Wayuku

Karena info dari Ida Bagus Komang Sudarma ini bagus, maka saya menguploadnya tanpa editan.
Semoga semua mendapat pengetahuan yang bermanfaat. Inilah tulisannya.

Revisi Prasasti Wayuku 779 Saka


Syncretic Mekong

Syncretic Mekong: Some Historical Observations
Rujaya Abhakorn, Memory of the World, UNESCO, Chiang Mai, THAILAND


Abstracts
The concept “Syncretism” as applied in Southeast Asian historical studies usually refers to the process or the end result of acculturation involving seemingly different religions, faiths or cults. Examples in Angkor where Mahayana Buddhism was combined with Brahmanism, or different sects of Brahmanism co-existed, are usually cited. This paper raises the question whether this concept can be applied to specific local areas or regions such as the middle-upper Mekong that covers northern Lao PDR, northern Thailand, part of the Shan state in Myanmar, and Xishuangbanna in Yunnan, China, where there existed different groups of highlanders with “animistic” beliefs and practices, and lowlanders who practiced Theravada Buddhism. Based on foreign accounts and local sources, it appears that iconographic evidence provides clues of coexistence or assimilation, but there is a pattern of attempts at raising the status of Buddhism by the Buddhist sector. Ethnic or linguistic differences did not act as boundaries between the Buddhistic and “animistic” worlds as both needed all the powers in the universe to provide protection against personal and communal misfortunes. In fact as the craftsmen or local leaders provided their own interpretations or inputs into this syncretic situation, the concept may become overloaded and less effective

The 2nd SSEASR Conference

Prasasti Pereng

Alih-aksara Prasasti Pereng 785 Saka

Karena info dari Ida Bagus Komang Sudarma ini bagus, maka saya menguploadnya tanpa editan. Semoga semua mendapat pengetahuan yang bermanfaat. Inilah tulisannya.

Prasasti ini saya dapat dari blognya Pian Anang, dan data asli dan selengkapnya ada di Perpustakaan Universitas Leiden.


Candi Tara

Candi Tara, Peninggalan Budha Tertua di Yogyakarta


Tidak banyak yang saya tahu tentang Candi Tara, kecuali sebuah candi bercorak Buddha. Candi Tara ini terletak di Kalibening, Kalasan ini dibangun oleh konseptor yang sama dengan Borobudur, yaitu Rakai Panangkaran. Karena letaknya di daerah Kalasan, maka candi ini lebih dikenal dengan nama Candi Kalasan.