Jumat, 29 Juni 2012

Burisrawa - Arya Burisrawa


 



ARYA BURISRAWA adalah putra ke-empat Prabu Salya, raja negara Mandaraka dengan permaisuri Dewi Pujawati / Setyawati, putri tunggal Bagawan Bagaspati dari pertapaan Argabelah.  

Arya Kalabendana






ARYA KALABENDANA adalah putra bungsu Prabu Arimbaka, raja raksasa negara Pringgandani dengan Dewi Hadimba. 

Arya Jayadrata


Jayadrata dalam versi pewayangan Jawa






ARYA JAYADRATA nama sesungguhnya 

adalah Arya Tirtanata atau Bambang Sagara. 

Arya Gunadewa


Model Solo
ARYA GUNADEWA adalah putra Prabu Kresna, raja negara Dwarawati dari permaisuri Dewi Jembawati, putri Resi Jembawan dengan Dewi Trijata dari pertapaan Gadamadana. Ia mempunyai kakak kandung bernama Raden Samba / Wisnubrata. 

Arya Gandamana



ARYA GANDAMANA adalah putra mahkota negara Pancala. Putra Prabu Gandabayu dengan permaisuri Dewi Gandarini. 

ARYA DRESTADYUMNA


ARYA DRESTADYUMNA atau TRUSTAJUMENA adalah putra bungsu Prabu Drupada, raja negara Pancala dengan permaisuri Dewi Gandawati, putri Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandini. Ia mempunyai kakak kandung dua orang masingmasing bernama; Dewi Drupadi, istri Prabu Yudhistira, raja Amarta, dan Dewi Srikandi, istri Arjuna. 

Arya Dandunwacana


ARYA DANDUNWACANA adalah adik Prabu Yudhistira, yang menurut cerita pedalangan Jawa adalah raja Jin negara Mertani.  

Nagarakertagama

Nagarakertagama (lontar)

Sejarah Majapahit mulai digali pada akhir abad sembilan belas berkat usaha Dr. J.L.A Brandes yang menerbitkan serta menerjemahkan Serat Pararaton dalam VBG XLIX, 1896 dan pada permulaan abad dua puluh berkat usaha Prof. H. Kern dalam menerjemahkan Nagarakertagama dalam BKI 58 sampai 69 yang kemudian dikumpulkan dalam H. Kern V.G VII dan VIII, 1917.

Wilwatikta (Majapahit)

Wilwatikta 

Majapahit yang dalam Kitab Negarakertagama sering disebut dengan sebutan WILWATIKTA atau TIKTAWILWA (Tiktasriphala), adalah sebuah kerajaan besar Nusantara yang pernah berdiri di kisaran tahun 1293 M hingga 1500 M, yang didirikan oleh Nararya Sanggramawijaya atau Kertarajasa Jayawardhana (Raden Wijaya). 

Wangsa Kresna Kapakisan di Bali

Wangsa Kåûóa Kapakisan di Bali

Dalêm Kêtut Kåûóa Kapakisan, 1352 – 1380
Setelah raja Bedhahulu atau Úrì Tapolung wafat dikalahkan oleh pasukan Majapahit, pulau Bali menjadi sunyi sepi, kacau balau, masing-masing mempertahankan pendapatnya sendiri-sendiri, tidak mau menuruti sesamanya.

Dal̻m K̻tut Smara Kapakisan, 1383 Р1460

Dalêm Kêtut Kåûóa Kapakisan mempunyai tiga orang putera yaitu, yang sulung Ida I Dewa Samprangan, sangat gemar bersolek.

 Ãšrì Waturenggong, 1458 – 1550

Setelah Dalêm Kêtut Smara Kapakisan wafat, digantikan oleh puteranya Úrì Waturenggong, yang telah dinobatkan sebagai raja muda sejak 1458.

Kresna Kepakisan

Dalêm Kêtut Kåûóa Kapakisan, 1352 – 1380

Setelah raja Bedhahulu atau Úrì Tapolung wafat dikalahkan oleh pasukan Majapahit, pulau Bali menjadi sunyi sepi, kacau balau, masing-masing mempertahankan pendapatnya sendiri-sendiri, tidak mau menuruti sesamanya. 

Kapakisan

Dal̻m K̻tut Smara Kapakisan, 1383 Р1460

Dalêm Kêtut Kåûóa Kapakisan mempunyai tiga orang putera yaitu, yang sulung Ida I Dewa Samprangan, sangat gemar bersolek. 

Waturenggong

Úrì Waturenggong, 1458 – 1550

Setelah Dalêm Kêtut Smara Kapakisan wafat, digantikan oleh puteranya Úrì Waturenggong, yang telah dinobatkan sebagai raja muda sejak 1458. Dalam pemerintahannya pulau Bali tetap seperti dahulu kala, negeri aman sentosa.

Wangsa Warmmadewa di Bali

Wangsa Warmmadewa di Bali 

Úrì Keúari Warmmadewa, 882 - 915

Wangsa Warmmadewa mulai memerintah di Bali setelah mengalahkan raja Mayadanawa

Tapolung

Úrì Tapolung, 1328 – 1343

Setelah Úrì Mahàguru wafat, digantikan oleh puteranya, Úrì Tapolung, yang bergelar Úrì Aûþa Asura Ratna Bhùmi Bantên. 

Masula Masuli

Úrì Maúula Maúuli

Karena raja Úrì Parameúwara telah wafat, lalu digantikan oleh putera baginda yang lahir buncing (kembar laki-laki perempuan). 

Jayasunu

Úrì Jayasunu, 1214 - 1284

Setelah raja Úrì Dhanàdhiràja wafat 1204, rakyat pulau Bali sedih dan bingung karena putera mahkota, Úrì Jayasunu, yang berhak naik tahta menggantikan ayahnya, ternyata menghilang dari istana tidak seorang pun yang tahu kemana perginya. 

Danadhiraja

Úrì Dhanàdhiràja, 1200 – 1204

Setelah Úrì Hekàjaya wafat, digantikan oleh adiknya yang bergelar Úrì Dhanàdhiràja. 

Heka Jaya

Úrì Hekàjaya, 1181 – 1200

Úrì Jayapangus berputera dua orang yaitu Úrì Hekàjaya dan Úrì Dhanàdhiràja. 

Jaya Pangus

Úrì Jayapangus, 1150 – 1181

Setelah Úrì Jayaúakti wafat tahun 1150, digantikan oleh puteranya Úrì Jayapangus yang bertahta menjadi raja Bali. 

Jaya Sakti

Úrì Jayaúakti, 1119 – 1150

Úrì Jayaúakti naik tahta kerajaan Bali menggantikan kakaknya, Úrì Suradhipa yang telah wafat tahun 1119. 

Suradhipa

Úrì Suradhipa, 1101 – 1119

Dalam tahun 1101 Ratu Sakalindhu Kirana wafat. 

Sakalindhu

Ratu Sakalindhu Kirana, 1077 – 1101

Setelah Úrì Aji Hungsu wafat, digantikan oleh puterinya, Ratu Sakalindhu Kirana naik tahta sebagai raja Bali. 

Aji Hungsu

Úrì Aji Hungsu, 1049 – 1077

Kini Úrì Aji Hungsu naik tahta kerajaan Bali, menggantikan kakaknya. Beliau memerintah dengan bijaksana, selalu sujud bhakti kehadapan Hyang Widhi dan para dewata. 

Markata

Úrì Wardhana Markata Pangkaja Tunggdewa, 1018-1049

Setelah raja Úrì Dharmma Udhayana wafat, digantikan puteranya yang bergelar Úrì Wardhana Markata Pangkaja Tunggadewa. 

Udayana

Úrì Dharmma Udhayana Warmmadewa, 991 – 1018

Setelah raja Úrì Candrabhaya wafat, digantikan oleh puteranya yang bergelar Úrì Dharmma Udhayana Warmmadewa, yang termasyur kebesarannya sebagai raja Bali, dipuji dan dihormati oleh para pendeta dan raja-raja sampai ke pulau Jawa. 

Candrabhaya

Úrì Candrabhaya Singha Warmmadewa, 942 – 991

Úrì Ugraseóa Warmmadewa digantikan oleh puteranya yang bergelar Úrì Candrabhaya Singha Warmmadewa. 

Ugrasena

Úrì Ugraseóa Warmmadewa, 915 – 942

Setelah raja Úrì Keúari Warmmadewa wafat, yang menggantikannya menjadi raja Bali ialah puteranya yang bergelar Úrì Ugraseóa Warmmadewa. 

Warmadewa

Úrì Keúari Warmmadewa, 882 - 915

Wangsa Warmmadewa mulai memerintah di Bali setelah mengalahkan raja Mayadanawa

Sri Mayadanawa

Úrì Mayadanawa

Kira-kira pertengahan abad IX di Bali memerintah seorang raja yang bernama Úrì Mayadanawa yang bertahta di Bedahulu, putera raja Daitya di Balingkang. 

Resi Markandeya

Åûi Màrkaóðeya

Åûi Màrkaóðeya seorang yogi dari Hindu (India) yang beràúrama di lereng gunung Raung Jawa Timur, adalah Åûi yang pertama-tama datang ke Bali untuk menyebarkan agama Hindu. 

Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Pajajaran

Sesudah runtuhnya Kerajaan Majapahit, masih ada kerajaan di pulau Jawa yang meneruskan tradisi kehinduannya, antara lain Kerajaan Pajajaran. 

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit, 1293 – 1528

KÃ¥taràjasa Jayawardhana, 1293 – 1309

Raden Wijaya anak Lêmbu Tal, cucu Mahisa Campaka, menantu Kåtanagara

Masa Akhir Majapahit

Masa Akhir Majapahit, 1429 – 1522

Sejak pemerintahan raja Wikramawardhana, bintang kejayaan Majapahit sudah mulai suram dan makin lama makin pudar. 

Wikramawardhana

Wikramawardhana, 1389 – 1429

Putera mahkota Majapahit yang lahir dari permaisuri raja Hayam Wuruk adalah puteri Kusumawardhani. 

Rajasanagara / Hayam Wuruk

Ràjasanagara, 1350 – 1389

Hayam Wuruk memerintah dengan gelar Ràjasanagara. Dengan Gajah Mada sebagai patihnya, kerajaan Majapahit mengalami jaman keemasannya. Sumpah Palapa Gajah Mada dapat terlaksana dan seluruh kepulauan Indonesia (Nusantara) bahkan juga sampai ke semenanjung Malaka, mengibarkan panji-panji Majapahit, sedangkan hubungan persahabatan dengan negara-negara tetangga berlangsung dengan baik.

Tribhuwanottunggadewi

Tribhuwanottunggadewi, 1328 – 1350

Dengan tidak adanya pengganti raja dari keturunan Jayanagara, semestinya Gàyatri atau Ràjapatni yang menggantikan memegang tampuk pemerintahan. Akan tetapi karena Gàyatri telah menjadi bhikûuni, maka anaknya Bhre Kahuripan yang naik tahta dengan gelar Tribhuwanottunggadewi Jayawiûóuwarddhani, dalam tahun 1328 itu juga.

Jayanagara

Jayanagara, 1309 – 1328

Setelah Kåtaràjasa wafat, digantikan oleh Raden Kala Gêmêt, putera Kåtaràjasa dengan Dyah Dara Pêtak (Indreúwari), yang bergelar Jayanagara, atau disebut juga dengan gelar Wiralandagopala.

Kertarajasa Jayawardhana

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b6/Harihara_Majapahit_1.JPG/220px-Harihara_Majapahit_1.JPG
The statue of Harihara,
the god combination of
Shiva and Vishnu. It was the mortuary
deified portrayal of Kertarajasa.
Originally located at Candi Simping, Blitar.
(National Museum of Indonesia, Jakarta)

KÃ¥taràjasa Jayawardhana, 1293 – 1309

Raden Wijaya anak Lêmbu Tal, cucu Mahisa Campaka, menantu Kåtanagara, yang sedang mengejar tentara Kadiri, terpaksa melarikan diri setelah mendengar bahwa Singhasàri telah jatuh. Dengan bantuan lurah Kudadu, ia dapat menyeberang ke Madura untuk mencari perlindungan dan bantuan kepada Arya Wiraràja bupati Sungênêb.