Jumat, 29 Juni 2012

Udayana

Úrì Dharmma Udhayana Warmmadewa, 991 – 1018

Setelah raja Úrì Candrabhaya wafat, digantikan oleh puteranya yang bergelar Úrì Dharmma Udhayana Warmmadewa, yang termasyur kebesarannya sebagai raja Bali, dipuji dan dihormati oleh para pendeta dan raja-raja sampai ke pulau Jawa. 


Itulah sebabnya maka beliau mempersunting puteri raja dari Jawa yang sangat utama, puteri Úrì Makuta Wangsa Wardhana. Raja Jawa Úrì Makuta Wangsa Wardhana berputera dua orang wanita; yang tinggal di Jawa kawin dengan raja Kadiri yang bergelar Úrì Dharmawangúa Têguh Anantawikrama Tunggadewa. Dan yang kawin ke Bali bernama Ratu Mahendradatta Guóapriya Dharmapatni.
Raja Úrì Dharmma Udhayana memerintah Bali bersama-sama permaisurinya Ratu Mahendradatta. Pulau Bali aman dan sejahtera tidak ada perselisihan, semua umat menekuni nyanyian keagamaan, demikian pula para pendeta Úiwa, Budha, Åûi dan para Mpu, selalu melaksanakan korban api (homayajña), mengucapkan Wedamantra; suara genta mengalun memuja keagungan Hyang Widhi serta para dewata. Demikian pula tetabuhan (gambelan) ditabuh siang-malam di tiap-tiap desa dalam rangkaian upacara dewayajña pada masing-masing pura. Disamping itu dilengkapi pula dengan kidung dan kakawin.
Dalam masa pemerintahan raja Úrì Dharma Udhayana Warmmadewa datanglah seorang pendeta dari Jawa, yaitu Mpu Kuturan, saudara kandung dari Mpu Bhàradah. Kedua Mpu itu adalah penasehat raja Airlangga di jawa. Mpu Kuturan mengadakan perjalanan dharmayatra, yaitu mengembara mengembangkan dharma, dan akhirnya sampai di Bali. 

Dengan menyusuri pesisir utara, beliau sampai di Pura Silayukti, dekat Padangbai Karangasem. Mpu Kuturan akhirnya menetap di Bali, meneruskan yoganya di Pura Silayukti, dan menyebarkan Agama Hindu di Bali. Mpu Kuturan pada waktu itu mulai menerapkan sistem Pura Kahyangan Tiga, yaitu Pura Pusêh, Pura Desa (Baleagung) dan Pura Dalêm, sebagai lambang Brahma, Wiûóu dan Durga (Úiwa).
Pada tahun 1018 raja Úrì Dharmma Udhayana Warmmadewa wafat, dikebumikan di Banyuwêka, sedangkan Ratu Mahendradatta telah wafat tahun 1010 dan dikebumikan di Burwan (Kutri Gianyar).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar