Úikûa, Kalpa, Vyàkaraóa, Nirukta, Chanda dan Jyotisa
1) Úikûa yaitu ilmu phonetika (bunyi) Veda.
Mahàrûi Pàóini
merupakan salah seorang pengarang buku pada bagian ini dan buku nya bernama Paniniya
Úikûa. Di dalam buku tersebut dijelaskan tentang tekanan suara seperti : udàtta,
anudàtta, svarita, hrasva, dìrgha dan pluta dari suara dan konsonan
yang terdapat di dalam naskah Veda. Ditekankan bahwa bunyi-bunyi dan
kitab suci Veda yang didengarkan ini mengkondisikan kemakmuran terhadap
umat manusia. Pengetahuan tentang Úikûa adalah sangat mutlak dalam
mepelajari kitab suci Veda. Salah pengucapan dapat berarti bertentangan
dengan yang diucapkan bahkan akan membuahkan ketidakbaikan. Disebutkan Tvaûþà
melaksanakan sebuah homa untuk mengalahkan Våtra. Ia mewngucapkan mantra
(bunyi) yang salah, akibatnya malahan menimbulkan gangguan kepada Tvaûþà.
Úikûa-úàstra adalah hal yang umum di dalam mempelajari Veda. Kitab-kitab
lainnya adalah: Yajñavàlkyaúikûa, Naradaúikûa, Maóðuúikûa dan
Úikûasaýgraha.
2) Vyàkaraóa yakni ilmu tata
bahasa.
Banyak penulis yang
menyusun tata bahasa Sanskerta (bahasa Veda), namun Pàóini yang sangat
terkenal. Pàóini penyusun kitab tata bahasa ini atas karunia Dewa Maheúvara.
Kitabnya bernama: Pàóiniyavyàkaraóasùtra. Kitab ini berisi tata bahasa
yang benar yang digunakan dalam Veda dan juga sastra klasik Sanskerta terdiri
dari 8 bab atau bagian oleh karena itu disebut aûþadhyàyi dengan 3.996 buah
sùtra. Mahàrûi Kàtyàyana menulis sebuah metrik komentar (mengomentari kitab
ini) yang lebih dikenal dengan nama Pàóiniya Vartikasutra. Pàóiniyavyàkaraóasùtra
dikomentari pula oleh Patanjali dalam kitabnya Mahabhasya dan
selanjutnya berbagai komentar dan penjelasan sarjana-sarjana besar di bidang
ini yang muncul. Salah satu bagian penting dari tata bahasa Veda dalam
referensi lainnya adalah: Mahàvyàkaraóa, Indra, Càndra, Sàkatàyana,
Sphotàyana, Pauûkara, Sàrasvata, Kaumara, dan lain-lain yang ditulis
dalam bahasa Prakåti yang merupakan salah satu dialek Sanskerta. Beberapa buku
tata bahasa tersebut di atas ditulis sebelum masa Pàóini dan sebagian lainnya
sesudah Pàóini.
3) Nirukta yakni ilmu etimologi.
Yàúka disebut pengarang
kitab Nirukta. Ilmu ini menjelaskan tentang etimologi kata- kata yang
terdapat di dalam kitab Veda dan sangat baik dengan penjelasannya yang praktis.
Pengetahuan ini adalah mutlak untuk memahami Veda. Kitab Nirukta yang merupakan
leksikon ini terdiri dari 12 bab. Kata-kata Veda dibagi ke dalam 4 jenis
atau kelompok, yaitu: Nàma, Àkhyàta, Nipàta dan Upasarga. Lima
bab yang disebut Nigantu juga terdapat dalam kitab Nirukta ini.Kitab-kitab
lainnya adala: Amarakosa atau Nàmaliòga oleh Amarasiýha, Úabdakalpadruma
dan lain-lain.
4) Chanda yakni ilmu irama.
Ilmu tentang irama Veda
disebut Chandaúàstra. Disebutkan Paiògala sebagai penulis kitab Chanda
bernama Chandovichiti terdiri dari 8 bab, 3 bab pertama mengenai irama
Veda sedang 5 lainnya adalah karya sekuler. Buku-buku Chanda yang lain adalah: Sarvàanukramaóika
oleh Kàtyàyana, dan lain-lain.
5) Jyotiûa yakni ilmu astronomi dan astrologi.
Melaksanakan upacara-upacara
Veda (prakriyà)
memerlukan saat atau hari yang tepat untuk itu seperti bulan purnama dan
lain-lain. Dewa Sùrya diyakini dewata yang menurunkan ilmu Jyotiûa. Penyusun
kitab Jyotiûa yang terkenal adalah mahàrûi Garga kemudian diikuti pula
oleh yang lain. Kitab-kitab Jyotiûa terdiri dari: Sùryaúidhànta,
Úiddhàntaúiromaói oleh Bhàskaràcarya, Båhadsaýhità
dan Båhadjataka oleh
Varamihira, Úiddhànta Kauûtubha oleh
Sundareúvaraúrauti, Aryabhàtta úidhànta, dan lain-lain.
6) Kalpa yakni ilmu tentang upacara berkorban
Berbagai pengikut dari Úàkhà atau cabang (sekolah) Veda
yang berbeda memerlukan pedoman untuk melaksanakan upacara Veda. Untuk
itu diperlukan kitab-kitab Kalpa Sùtra sebagai pedoman memahami upacara
Veda. Sebagai contoh mahàrûi Aúvalàyana dan Úàýkhàyana menulis buku-buku Sùtra
yang berhubungan dengan Hotå (pendeta yang melakukan upacara) Prayoga; Mahàrûi
Baudhàyana, Àpastkami Adhvaryu (pendeta yang mengatur upacara) Prayoga dan mahàåûi
Katyàyana dan Vrìhyàyana menulis Sùtra yang berhubungan dengan Udgatå (pendeta
yang menyanyikan lagu dalam kitab Sàmaveda) Prayoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar