KÅÛÓA KE DWÀRAKA
Diceritakan, setelah perang Kurukûetra berakhir, Yudhiûþhira, saudara tertua dari para Pàóðava kemudian diangkat menjadi raja. Sementara itu, untuk beberapa waktu Kåûóa menetap di ibukota Hastinàpura.
Namun, setelah
itu, ia harus kembali lagi ke Dvàraka, ibu kota bangsa Yàdava. Ketika Kåûóa
kembali, maka seluruh rakyat Dvàraka berpesta, riang gembira menyambutnya.
Berbagai instrumen musik dimainkan. Para wanita naik ke atap rumah agar bisa
melihat Kåûóa. Di sepanjang jalan para bràhmaóa memberikan berkat mereka.
Sebelum masuk ke kota, Kåûóa meniup karang úaòkhakàla-Nya dengan keras.
Dvàraka adalah kota yang sangat
indah. Pepohonan menghasilkan berbagai buah dan bunga. Rumah-rumah ditanam berbagai pohon indah, telaga penuh
dengan teratai. Berbagai kebun yang indah menghiasi seluruh kota. Ada banyak
gerbang di kota itu, dan semuanya dihiasi dengan umbul-umbul dan bendera.
Toko-toko dan jalanan semuanya bersih. Kåûóa memiliki 16.000 istri. Dan mereka
semua sangat bahagia atas kedatangan suami mereka yang telah pergi sangat lama.
KEMATIAN KÅÛÓA DAN HANCURNYA PARA YÀDAVA
Setelah beberapa waktu berlalu,
Arjuna kemudian pergi untuk berkunjung ke Dvàraka. Berbulan-bulan telah
berlalu, namun Arjuna belum juga kembali. Sementara itu Yudhiûþhira telah
melihat beberapa isyarat buruk yang terjadi di Hastinàpura. Orang-orang telah
menjadi jahat dan musim tidak lagi berjalan seperti sediakala. Keluarga
dan kerabat saling membunuh, teman saling bermusuhan. Maka Yudhiûþhira menjadi
amat khawatir dan mengutus Bhìma untuk pergi ke Dvàraka, untuk mencari tahu apa
yang terjadi di sana. Untuk mencari tahu mengapa Arjuna belum juga kembali
meskipun ia telah pergi selama tujuh bulan semenjak kepergiannya dari
Hastinàpura.
Namun
sebelum Bhìma berangkat, Arjuna telah datang kembali. Namun kali ini Arjuna
tampak tidak seperti sebelumnya. Begitu datang ia duduk dengan tenang tanpa
mengucapkan sepatah kata pun. Kemudian perlahan-lahan air mata mengalir dari
kedua matanya.
Sedangkan
Yudhiûþhira berada di sampingnya, dengan penuh rasa cemas. “Apa yang telah
terjadi, Arjuna ?” tanyanya. “Apakah teman-teman kita di Dvàraka baik-baik saja
? Mengapa kau tak mau bicara ? Atau apakah kau sedang tidak sehat ?”
Cukup
lama Arjuna hanya diam tanpa berkata apa-apa. Namun akhirnya ia memberitahukan
bahwa Kåûóa telah wafat. Bangsa Yàdava telah hancur.
Bhàgavata
puràóa akan menceritakan kelanjutan peristiwa di atas dalam skanda ke sebelas.
Namun
setelah mendengar Kåûóa telah meninggal, Yudhiûþhira tidak berminat lagi untuk
memerintah. Maka kelima Pàóðava itu kemudian pergi ke Himàlaya. Sedangkan
Parìkûit diangkat menjadi raja Hastinàpura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar