Rabu, 10 Juli 2013

Organisasi Pewayangan



Organisasi Pewayangan di Indonesia

Perkembangan wayang dari waktu ke waktu selain didukung oleh masyarakat, juga digerakkan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat, bukan oleh pemerintah. Dahulu keraton menjadi pusat dan acuan pengembangan wayang dan seni pedalangan. Peranan keraton beralih pada lembaga-lembaga masyarakat antara lain berupa sanggar-sanggar, lembaga pendidikan, paguyuban-paguyuban budaya, kesenian dan dalam jaman modem sekarang ini telah tampil pula organisasi-organisasi pewayangan. Organisasi pewayangan bersifat lokal ada pula yang bersifat nasional. Organisasi pewayangan dan pedalangan yang bersifat nasional adalah Persatuan Pedalangan Indonesia atau PEPADI dan SENAWANGI atau Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia. Dua organisasi pewayangan yang sekarang berkiprah dalam upaya melestarikan dan mengembangkan wayang.
SENA WANGI atau merupakan organisasi pewayangan terkemuka dan terkonsolidasikan dengan baik. Didirikan pada tahun 1975, di Jakarta. Setiap 5 tahun sekali, menyelenggarakan Pekan Wayang Indonesia, yang merupakan puncak kegiatan pewayangan. Bersamaan dengan Pekan Wayang, dilaksanakan pula Kongres SENA WANGI. Pada bulan Agustus 1999, diselenggarakan Pekan Wayang Indonesia VII dan Kongres SENA WANGI yang ke enam. SENAWANGI mengelola Gedung Pewayangan Kautaman yang terletak di kompleks TMII Jakarta Timur. Diupayakan gedung ini bisa menjadi Pusat Pewayangan Indonesia dan dunia.
PEPADI organisasi profesi yang beranggotakan para dalang, pengrawit dan swarawati memiliki cabang di seluruh wilayah Indonesia. Banyak bergerak dalam kegiatan pagelaran wayang, pendidikan dan pelatihan dan lain-lain.

Sumber : Buku Mengenal Tokoh Wayang Indonesia
Oleh : Solichin, Waluyo

Sarat dengan Falsafah

WAYANG Sarat dengan Falsafah

Kekuatan utama budaya wayang, yang juga merupakan jati dirinya, adalah kandungan nilai falsafahnya. Wayang yang tumbuh dan berkembang sejak lama itu ternyata berhasil menyerap berbagai nilai-nilai keutamaan hidup dan terus dapat dilestarikan dalam berbagai pertunjukan wayang.

Asli Indonesia

Asli Indonesia Asli

Asal-usul wayang menjadi jelas, asli Indonesia yang berkembang sesuai budi daya masyarakat dengan Wayang Indonesia memiliki ciri khas yang merupakan jatidirinya. Sangat mudah dibedakan dengan seni budaya sejenis yang berkembang di India, Cina, dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Tidak saja berbeda bentuk serta cara pementasannya, cerita Ramayana dan Mahabarata yang digunakan juga bisa berbeda. Cerita terkenal ini sudah digubah sesuai nilai dan kondisi yang hidup dan berkembang di Indonesia.

Periodisasi WAYANG



Periodisasi WAYANG

Periodisasi perkembangan budaya wayang juga merupakan bahasa yang menarik. Bermula zaman kuna ketika nenek moyang bangsa Indonesia masih menganut animisme dan dinamisme. Dalam kepercayaan animisme dan dinamisme ini diyakini roh orang yang sudah meninggal masih tetap hidup, dan semua benda itu bernyawa serta memiliki kekuatan. Roh-roh itu bisa bersemayam di kayu-kayu besar, batu, sungai, gunung dan lain-lain. Paduan dari animisme dan dinamisme ini menempatkan roh nenek moyang yang dulunya berkuasa, tetap mempunyai kuasa. Mereka terus dipuja dan dimintai pertolongan. Untuk memuja roh nenek moyang ini, selain melakukan ritual tertentu mereka mewujudkannya dalam bentuk gambar dan patung Roh nenek moyang yang dipuja ini disebut “hyang” atau “dahyang”.

ASAL USUL WAYANG


SEJARAH ASAL USUL WAYANG

Asal-usul dan perkembangan wayang tidak tercatat secara akurat seperti sejarah. Namun orang selalu ingat dan merasakan kehadiran wayang dalam kehidupan masyarakat. Wayang akrab dengan masyarakat sejak dahulu hingga sekarang, karena memang wayang itu merupakan salah satu buah usaha akal budi bangsa Indonesia. Wayang tampil sebagai seni budaya tradisional, dan merupakan puncak budaya daerah.