Menuntun Perempuan Menuju Orgasme
author : K. Tatik WardayatiTuesday, 26 April 2011 - 01:54 pm
Berbeda dari laki-laki, perempuan memerlukan banyak prasyarat dan syarat agar hubungan seksualnya membuahkan orgasme. Di sinilah pasangan laki-laki banyak mengambil peran
Fungsi seksual merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam kehidupan perkawinan. Faktor lain yang ikut berperan adalah perasaan cinta, toleransi, finansial, pendidikan, budaya, dan nilai-nilai yang dianut serta penghayatan agama. Berfungsi secara optimal atau tidaknya hubungan seksual dalam perkawinan dapat mempengaruhi fungsi-fungsi lain yang kemudian dapat mempengaruhi pula kualitas hidup pasangan suami-istri.
Dalam perkawinan, fungsi seksual dapat berfungsi sebagai sarana prokreasi, rekreasi, komunikasi, dan tentunya sebagai bentuk ekspresi rasa cinta dan sayang kepada pasangan. Sebagaimana olahraga, hubungan seksual juga dapat meredakan stres, meningkatkan mood, dan meningkatkan harga diri. Bagi laki-laki, frekuensi atau kuantitas hubungan lebih penting, sedangkan kenyamanan atau kualitas hubungan seks lebih berarti bagi perempuan.
Karena bagi perempuan kualitas hubungan seksual lebih penting, maka tercapainya orgasme mempunyai makna penting. Namun, orgasme yang merupakan puncak dari respons seksual, ternyata tidak selalu dapat dialami atau dicapai dalam setiap hubungan seksual. Bila ini yang terjadi, berarti seorang perempuan mengalami suatu kondisi yang disebut sebagai gangguan orgasme, yaitu sulit atau tidak dapat mencapai orgasme. Gangguan itu hadir meskipun telah ada rangsang seksual yang cukup dan telah mencapai fase arousal (perangsangan). Akibatnya, para perempuan yang mengalaminya akan timbulkan perasaan stres.
Kondisi yang bagaimana dapat memfasilitasi tercapainya orgasme pada perempuan? Terdapat beberapa faktor yang mendukung agar orgasme dapat dicapai oleh seorang perempuan, antara lain:
- Pasangan yang benar-benar disukai, disayangi, dincintai.
- Suasana romatis yang dialami sebelum dan selama hubungan seksual. Untuk mencapai suasana ini, beberapa jam atau bahkan beberapa hari sebelumnya pasangan dapat memberikan kata-kata yang lembut, menyanjung, dan mengarah ke suasana yang romatis
- Lingkungan yang nyaman. Misalnya, kamar tidur yang tenang dan nyaman. Lampu yang redup dan musik yang lembut dapat membantu terciptanya suasana nyaman dalam kamar tidur.
- Merasa diinginkan dan dihargai. Perasaan ini sangat diperlukan seorang perempuan. Dari perilaku dan bahasa tubuh dapat diketahui apakah suami atau pasangannya benar-benar menginginkan dirinya atau menyenangkan hatinya.
- Pasangan laki-laki mengerti cara merangsang daerah-daerah tertentu yang membuat pasangan perempuannya terangsang (klitoris, payudara, dll). Ini tergantung masing-masing individu. Untuk mengetahui hal itu, ia dapat menanyakan dan mendiskusikan kepada sang perempuan atau istri. Ia semestinya juga tidak melakukan perangsangan pada daerah-daerah yang tidak disukai oleh pasangannya.
- A good flow of natural lubrication. Seorang perempuan akan lebih nyaman bila dapat mengalami lubrikasi secara alamiah. Namun bila sudah tidak mampu, misalnya pada masa menopause, hal ini dapat diatasi dengan pemberian cairan lubrikan sintetis, seperti jelly dengan pelbagai merek yang ada.
(Sumber: Healthy Sexual Life)