Jumat, 29 Juni 2012

Jayasunu

Úrì Jayasunu, 1214 - 1284

Setelah raja Úrì Dhanàdhiràja wafat 1204, rakyat pulau Bali sedih dan bingung karena putera mahkota, Úrì Jayasunu, yang berhak naik tahta menggantikan ayahnya, ternyata menghilang dari istana tidak seorang pun yang tahu kemana perginya. 

Dicari kemana-mana oleh rakyatnya tidak juga diketemukan. Maka dari itu dalam waktu yang cukup lama, tidak ada yang berani menjadi raja di pulau Bali.
Waktu itu Úrì Jayasunu sendiri meninggalkan istana pergi menuju ke gunung untuk melaksanakan tapa brata samadi di pura-pura agar dapat mendengarkan sabda dewata, tentang hal apa yang menyebabkan para leluhurnya tidak lama bertahta dan segera wafat.
Setelah beberapa waktu lamanya bersamadi, maka terdengar sabda dewata yang pada intinya akan menganugerahkan umur panjang kepada Úrì Jayasunu dengan syarat harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh tentang upacara-upacara yajña pulau Bali, yajña di pura-pura sadkahyangan, di kahyangantiga serta disemua tempat-tempat pemujaan. Supaya tetap taat bakti melaksanakan yajña di pura Bêsakih, di pura Batur dan di pura Batukaru. Tiap-tiap sasih kesanga jangan lupa mengadakan upacara mêlasti ke tepi laut. Waktu tilem kesanga supaya melaksanakan bhutayajña (caru) dan selanjutnya Nyêpi (nyuniadesa).
Pada hari Anggara Wage Dunggulan seluruh rakyat dan raja Bali supaya melaksanakan upacara mabyakala dan memasang penjor. Keesokan harinya Budha Keliwon Dunggulan melaksanakan upacara galungan. Jangan lalai untuk mematuhi dan melaksanakan upacara-upacara tersebut, kalau menghendaki panjang umur.
Setelah mendengar sabda dewa tersebut, Úrì Jayasunu kembali ke istana dan naik tahta raja Bali dengan gelar Úrì Parameúwara.
Semua upacara yajña sudah dilaksanakan sebagaimana sabda dewata, dipatuhi oleh seluruh rakyat Bali, yang mendatangkan keselamatan dan panjang umur bagi raja dan sanak keluarganya, serta seluruh rakyat tidak tertimpa wabah penyakit, hidup aman dan sejahtera.
Beberapa waktu lamanya setelah Úrì Jayasunu naik tahta, tiba-tiba diserang oleh raja Kåtanagara dari Singhasàri dengan senapatinya Keboparud, yang berhasil menguasai pulau Bali pada tahun 1284. Setelah Kåtanagara dikalahkan dan dibunuh oleh raja Jayaktwang dari Kadiri pada tahun 1292, maka tentara Singhasàri pimpinan Senapati Keboparud meninggalkan pulau Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar