Jumat, 29 Juni 2012

Ugrasena

Úrì Ugraseóa Warmmadewa, 915 – 942

Setelah raja Úrì Keúari Warmmadewa wafat, yang menggantikannya menjadi raja Bali ialah puteranya yang bergelar Úrì Ugraseóa Warmmadewa. 

Tidak berbeda dengan ayahnya, beliau juga taat bhakti memuja Hyang Widhi, melaksanakan upacara yajña di pura-pura.
Úrì Ugraseóa memerintah dengan bijaksana, sehingga pulau Bali aman dan tenteram. Para pendeta Úiwa, Buddha, Åûi dan Mpu yang merupakan pemuka agama yang datang dari Jawa dan India, semuanya sudah menyatu, karena sama-sama memuja kebesaran Hyang Widhi dan para dewata, namun disesuaikan dengan desa, kala, patra (tempat, waktu dan keadaan). Maka itu disebut bhinneka tunggal ika, karena semua mereka menghendaki terwujudnya masyarakat tata tentram kerta raharja sekala niskala.
Pada tahun 942 Úrì Ugraseóa wafat karena sudah lanjut usia, kemudian dimakamkan di Airmadatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar