Aspek lain dari Wiûóu yang umum dipuja
Jagannàtha Puri di Orissa merupakan dewatà Waiûóawa yang menarik kerumunan
banyak orang, khususnya selama perayaan kendaraan tahunan. Patung yang dibuat
itu tampaknya agak aneh dan dibentuk dari balok kayu dan memiliki mata yang
menonjol.
Sekali dalam 12 tahun patung balok kayu itu diperbaharui, baloknya
diambil setiap waktu secara misterius. Penyisipan beberapa benda kuno ke dalam
patung baru membuatnya suci. Ia menyatakan Úrì Kåûóa
dengan gambaran sama yang menyatakan Balaràma dan Subhadrà (adik
perempuan Kåûóa).
Pàóðuraòga Viþþhala yang umumnya dikenal
sebagai Viþþhala saja atau Viþhoba adalah
dewatà dari kuil Wiûóu terkenal di Pandharpur, Mahàraûþra.
Dalam kenyataannya, kata 'Viþþha' merupakan bentuk penyimpangan dari
kata Wiûóu. Rakumàbàì (Rukmióì)
adalah
pendampingnya yang berdiri disisi kirinya.
Ini adalah bentuk Wiûóu yang diperlihatkan kepada seorang Bràhmaóa yang bernama Puóðali,
akibat pengabdiannya yang intensif terhadap orangtuanya.
Raòganàtha, bersama dengan Varadaràja dari
Kàñcìpuram dan
Veòkateúa dari
Tirupati, merupakan aspek Wiûóu paling
populer yang dipuja di India Selatan. Kuil terkenal di Úrìraògam Tamilnadu merupakan jantung dari
kepercayaan Úrìvaiûóava.
Jagannath Temple of Puri during Night |
Kuil ini -
setidak-tidaknya patung aslinya - dikatakan muncul dari lautan dan diberikan Úrì Ràma kepada
Vibhìûaóa.
Sementara mengangkutnya dari Ayodhyà ke Laòkà, Vibhìûaóa
menempatkannya ditanah pada tempatnya sekarang, untuk
beristirahat sejenak. Sial baginya (untung bagi yang lainnya) patung itu
terpancang kuat di sana.
Patung itu dari jenis Yogaúayana (berbaring
pada tilam ular kobra dalam Yoga) hanya dengan dua tangan,
dimana tangan kanannya tampak menyangga kepalanya sementara tangan kirinya
tergeletak pada tilam ular tersebut.
Kembang padma dengan Brahmà, Àyudhapuruûa (senjata dalam
wujud manusia), raksasa Madhu dan
Kaiþabha yang dibunuhnya, demikian juga
beberapa orang pendeta seperti Bhågu dan Màrkaóðeya,
sering dilukiskan bersama dengan Wiûóu.
Demikian pula halnya patung Yogaúayana diketemukan
di Úrìraògapatna dari
Karóataka dan
Tiruvanantapuram dari
Kerala, yang dikenal
sebagai Padmanàbha atau Anantaûayana.
Varadaràja, raja di antara
penganugerah berkah, merupakan aspek lain dari Wiûóu yang juga sangat terkenal. Ia juga
dikenal sebagai Karivarada, yang menyatakan bahwa aspek
Wiûóu bertanggung jawab guna menyelamatkan Gajendra,
raja gajah, dari cengkeraman mematikan sang buaya.
Ia ditampilkan mengendarai vahananya Garuða dan
sedang memegang cakra. Sang gajah Gajendra dengan
kaki dicengkeram oleh gigi yang kuat dari sang buaya, juga diperlihatkan.
Kadang-kadang gambaran manusia dengan tangan-tangannya dalam sikap hormat juga
diperlihatkan dekat sang buaya, untuk menyatakan Gandharva (setengah
dewa)
yang telah dilepaskan dari kutukan yang mengakibatkan kelahirannya sebagai
buaya.
Kuil dari Úrì Varadaràja di Kàñcìpuram di India Selatan merupakan
salah satu kuil Wiûóu
yang
paling penting dan terkenal.
Veòkaþeúa, juga dikenal sebagai Veòkaþeúvara
Úrìnivàsa atau
Bàlàji dari
Tirupati di Andhra Pradesh, barangkali merupakan dewatà yang paling terkenal di antara semua dewatà Hindu di India dan kuil dibukit Tirupati
mendapat penghasilan luar biasa. Kata Veògaðam dari
Tamil aslinya menyatakan sebuah bukit. Dengan demikian Veòkaþeúa merupakan
penguasa bukit.
Ceritanya berlanjut bahwa Wiûóu sebagai Varàha (babi hutan) memutuskan untuk terus
menetap di bumi dan bahwa Garuða
menurunkan
bukit dari Vaikuóþha ke
bumi guna tempat tinggal Wiûóu. Úrìnivàsa atau Veòkaþeúa, sebagai aspek lain dari Wiûóu juga mewujudkan dirinya disana pada
waktu itu untuk tinggal di bumi demi kebaikan umat manusia.
Patungnya sendiri dikatakan menjadi Udbhawamùrti (terbentuk secara spontan) dan tidak
selaras pada tradisi Àgama
yang
dikenal. Mengenai sifat dan bentuk sebenarnya dari patung tersebut menimbulkan
keragu-raguan dan beberapa orang berpendapat bahwa itu menyatakan Harihara dan yang lainnya menganggapnya sebagai
Subrahmaóya atau bahkan Dewì.
Viúvakûena
atau
'maha penakluk' merupakan
aspek Wiûóu, yang menduduki tempat yang sama dalam
tradisi Waiûóawa seperti
Gaóeúa dalam tradisi Úaiva.
Ia dipuja pada awal dari kegiatan apapun untuk melenyapkan halangan. Ia tampak
dengan empat buah lengan yang mengenakan Úaòkha,
Cakra dan Gadà pada tiga
tangannya dan yang keempat memperlihatkan sikap Tarjanìmudrà (sikap jari tangan mengancam). Kaki
kanan biasanya tergantung kebawah dari alas duduk.
Viúvakûeóa
kadang-kadang
juga dilukiskan sebagai penjaga pintu gerbang atau pengiring utama dari Wiûóu.
Dia terlihat berdiri pada teratai putih dan dengan rambut panjang terjalin,
demikian juga kumis; yang menyatakan ilmu pengetahuan material.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar