Nara-Nàràyaóa
The twin form of NarNarayan Dev at theSwaminarayan Temple Ahmedabad |
Setelah maksud avatàra Narasiýha terpenuhi, Dia membagi dirinya menjadi dua, dimana bagian singa-nya menjadi pendeta Nàràyaóa dan bagian manusia-Nya menjadi pendeta Nara. Nara dan Nàràyaóa kemudian mengundurkan diri ke Badarikàúrama untuk melakukan tapaá. Ketika Indra berusaha untuk membujuknya melalui bidadari surgawi, Nàràyaóa menciptakan bidadari Ùrvaúì dari pahanya (ùru = paha) yang lebih cantik daripada semua bidadari.
Menurut versi lain, para pendeta ini merupakan putra Dharma dan Ahiýsà. Mereka melaksanakan beberapa bentuk tapaá dan berhasil memusnahkan raksasa Sahasrakavaca (yang memiliki ribuan baju besi).
Para pendeta ini kemudian lahir kembali sebagai Úrì Kåûóa dan Arjuna.
Narayana on the left and Nara on the right,Deogarh, Uttar Pradesh, ca. 5th century |
Cerita ini memiliki suatu ajaran penting bagi kita. Setiap orang dari kita merupakan campuran unsur-unsur manusiawi dan ilahi. Raksasa anti-manusia dan anti-ilahi senantiasa berusaha untuk membujuk kita dengan ribuan tipu muslihat. Untuk dapat melenyapkannya secara berhasil, kita perlu melakukan tapaá atau ostiriti.
Narayana (left) with Nara, both of them are depicted identical to each other, holding a mace, a discus, a conch and a lotus. |
Nara-Nàràyaóa digambarkan baik sebagai sosok tunggal ataupun dua sosok terpisah. Dalam kasus pertama gambarannya dapat memiliki dua atau empat lengan yang masing-masing membawa Japamàlà (tasbih) atau lambang Wiûóu biasanya. Pada kasus kedua, Nara dapat ditampilkan dengan dua kepala dan dua lengan serta mengenakan pakaian kulit rusa. Nàràyaóa dilukiskan dengan empat lengan seperti biasanya sambil membawa lambang Úaòkha, Cakra, Padma dan Japamàlà.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar