Selasa, 04 Desember 2012

Jatayu



JAYATU DEVAÁ
s no bN/ujRinta s iv/ata /amain ved .uvnain ivëa - 
y] deva_Am*tmanxanaSt*t¢ye /aman{?yWryNt --

Sa no bandhurjanità sa vidhàtà dhàmàni veda bhuvanàni viúvà,
Yatra devà 'amåtamànaúànàs tåtìye dhàmànn adhyairayanta.
(Yajurveda: 32.10)
Wahai manusia, Tuhan (sah) adalah saudara bagi semua orang (nah bandhuh), Dialah pencipta jaat raya (janità), Dialah (sah) menyempurnakan seluruh keinginan manusia (vidhàtà) dan mengetahui (Veda) seluruh (viúvà) loka-loka (bhuvanàni) dan nama-nama tempat dan kelahiran. Di mana para sarjana (devà) melepaskan semua duka dari dunia ini (tåtìye) untuk mencari tempat kesempurnaan, yaitu Tuhan (dhàmàni) dengan mendapatkan mokûa (amåtam ànasànà) dan tinggal dalam kedamaian (adhyairayanta) Tuhan tersebut adalah guru, raja, hakim, bagi semua orang. Untuk itu, semua orang hendaknya memuji Beliau dengan bakti.

’Wahai manusia, Tuhan merupakan saudara bagi semua umat manusia di dunia ini, pencipta jagat raya ini. Dia penyempura keinginan umat manusia, Maha Mengetahui semua penjuru loka-loka dan juga mengetahui nama-nama tempat, dan kelahiran semua mahluk di dunia ini. Di mana para sarjana di dunia ini melepaskan ikatan dukungan untuk mencari kesem­pur­naan yaitu mokûa. Dan tinggal dalam kedamaian. Tuhan merupakan guru, raja diraja, dan hakim bagi seluruh mahluk di dunia ini, untuk itu hendaknya semua orang memuja Beliau dengan úraddhà dan bhakti’.

Mantra tersebut berasal dari Yajurveda. Hampir seluruh mantra dari Yajurveda disebut mantra untuk ritual, yaitu Karmakàóða. Sedangkan mantra dalam ÅgVeda adalah untuk jñàna (pengetahuan), demikian juga dalam Sàmaveda (Upàsana). Pengucapan mantra-mantra dari Ågveda dan veda-veda lain ditentukan dengan chanda supaya komunikasi dengan Tuhan bisa berlangsung dengan baik. Mantra di atas adalah salah satu mantra yang perlu diucapkan dalam yajña karena mantranya berasal dari karmakàóða. 

Dijelaskan dalam mantra tersebut kepada seluruh umat manusia agar mereka mengakui keberadaan Tuhan. Untuk itu Dia disapa dengan kata bandhu, yang berarti saudara bagi semua orang. Seperti saudara yang selalu membantu sesama saudara dan bisa dipercaya, Tuhan menempatkan diri saudara supaya manusia percaya dan dapat menerima. Di sini Tuhan disebut vidhàtà yang berarti Dia yang memenuhi segala keinginan yang baik bagi semua manusia, walaupun manusia lupa berapa kali lahir di dunia ini, dan telah melakukan perbuatan dengan sadar atau tanpa sadar tetapi Tuhan sebagai Mahatahu dan mengetahui segalanya. Oleh karena itu, sesuai dengan karma masing-masing, Dia memberikan hasilnya. 

Manusia bebas melakukan apa pun di dunia ini, tetapi hasilnya, tergantung kepada Tuhan. Untuk itu, semua manusia agar memahami Tuhan dan berusaha mendekatkan diri dengan-Nya supaya kita mendapatkan mokûa. Pada waktu tidak ada karma baik dan buruk, ikatan duniawi, dan dalam pikiran/budi, berarti sudah tidak ada keraguan dan pertanyaan lagi, maka yang ada hanya kedamaian, sehingga manusia tersebut sudah siap menuju mokûa.

Seperti diketahui, dengan karma yang baik, seseorang bisa mendapatkan surga tetapi setelah hasilnya selesai dinikmati, akan kembali ke bumi seperti dulu. Tetapi dalam mokûa tidak demikian, karena semua perbuatan baik maupun buruk telah selesai di dunia ini dan lepas dari segala ikatan karma baik maupun buruk.

Hal tersebut sudah dibahas dalam seluruh Upaniûad. Mantra di atas menekankan supaya kita berusaha mendapatkan mokûa. Untuk itu diberikan kebebasan bahwa setiap orang boleh mendapatkannya. Tetapi, yang bersangkutan perlu mengikuti jalan yang benar. Di dunia ini terdapat dua jalan. Jalan ke neraka pada awalnya begitu indah, bersih, penuh dengan perhiasan dan fasilitas yang menyenangkan. Tetapi pada akhirnya, jalan ini terdapat papan bertuliskan "menuju neraka". 

Jalan kedua menuju surga /mokûa. Jalan tersebut sulit, dan penuh lubang yang menyakitkan bagi musafir yang melaluinya. Tetapi jika dia dengan keberanian dan kerja keras berhasil melewati jalan tersebut maka terakhir dia akan menemui papan bertuliskan menuju mokûa”. Dengan demikian jalan yang gampang dan indah berujung neraka. Sebaliknya, jalan yang sulit dan berliku berujung mokûa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar