Rabu, 20 Juni 2012

Wahana Kesadaran

Evolusi Jìwa (Wahana Kesadaran)

Badan fisik kita ini bukanlah satu-satunya badan yang kita miliki. Setelah meninggal dunia, kita akan melanjutkan kehidupan kita di alam halus, sehingga diperlukan badan yang halus pula. Kita memiliki berbagai lapisan badan, dari badan kasar sampai badan halus yang dalam kitab-kitab upaniûad digolongkan sebagai berikut:
  1. Annamaya koúa : badan fisik yang dibangun dari sari-sari makanan.
  2. Pràóamaya koúa : badan halus yang dibangun oleh energi pràóa.
  3. Manomaya koúa : badan halus yang tersusun dari bahan mental.
  4. Vijñànamaya koúa : badan pengetahuan sejati.
  5. Ànandamaya koúa : badan kebahagiaan transenden.

Beberapa sistem mistik yoga, demi untuk pengetahuan dan penelitian memiliki cara lain dalam mengklasifikasikan badan, antara lain sebagai berikut ini:

1. Badan kasar.
Ini adalah (tubuh manusia) badan fisik yang dibangun oleh sari-sari makanan, yang selanjutnya tak akan dibahas secara rinci.

2. Badan etheris.
Badan ini terbentuk dari bahan yang amat halus, yang tak dapat ditangkap dengan indra biasa. Badan etherik ini merupakan pasangan badan fisik yang bentuknya serupa. Ia dapat dipisahkan dari badan fisik walaupun tak dapat pergi jauh sekali dari badan fisik. Pada saat kematian, sang aku meluncur keluar dari badan fisik bersama-sama dengan badan etheris. Jika benang penghubung (sùtràtman) antara badan fisik dan badan etheris terputus, itulah yang disebut saat kematian, di mana nafas satu-satunya telah berhenti. Badan etheris ini tetap berada dekat mayat. Badan etheris inilah yang sering tampak sebagai hantu kuburan oleh orang yang agak peka. Oleh orang waskita, badan etheris ini akan tampak berwarna keunguan. Ia perlahan-lahan akan terurai bersamaan dengan terurainya badan fisik dalam kuburan. Di situ pulalah salah satu alasan mengapa pembakaran mayat (kremasi) lebih dianjurkan; sehingga dengan pembakaran badan fisik, menyebabkan kembalinya unsur-unsur alam secara lebih cepat.

3. Badan Pràóa.
Seluruh alam beserta isinya tercakup di dalam lautan besar kehidupan. Alam semesta ini hanyalah zat hidup yang di obyektifkan atau yang didiferensiasikan. Setiap organisme, dari yang paling kecil hingga yang paling besar menarik ke dalam dirinya sejumlah kekuatan hidup yang terkandung dalam kehidupan universal ini. Kekuatan hidup yang terlibat dalam susunan badan manusia inilah yang disebut dengan badan pràóa.

4. Badan astral
Badan astral adalah tempat kedudukan segala nafsu dan keinginan. Badan astral selalu mengubah warnanya sesuai dengan pengaruh pikiran. Jika seseorang kehilangan kesabaran, muncullah kilatan-kilatan warna merah padam. Jika seseorang memendam rasa cinta, maka akan tampak warna merah jambu. Badan astral orang yang berpikiran rendah dan hewaniah adalah kasar, tebal, padat dan gelap warnanya. Sebaliknya, badan astral dari orang yang sudah maju dalam moralitas dan kejìwanian, adalah lembut, cerah, memancar dan terang warnanya. Dengan berpikir mulia kita menyucikan badan astral. Selain itu kemurnian badan astral ditopang oleh kemurnian badan fisik. Badan astral memiliki sifat seperti magnet yang dapat menarik zat astral yang sesuai dengan lingkungan sekelilingnya dan sesuai pula dengan emosi seseorang. Jika seseorang berpikiran mulia, maka badan astral akan menarik zat astral yang akan mendukung kemuliaan tersebut atau jika seseorang penuh kemarahan, maka badan astral akan menarik zat-zat astral tertentu yang mendukung kemarahan tersebut.
Ada sifat lain dari badan astral, yaitu pada keadaan melek badan astral seseorang menyatu dengan badan fisiknya. Jika tertidur maka badan astralnya melayang di udara di atasnya (sementara itu badan etherisnya terpisah bersebelahan dengan badan fisiknya). Pada orang normal, badan astral yang terpisah dari badan kasar memiliki bentuk berupa awan yang tanpa bentuk. Apabila terjadi sesuatu yang mengakibatkan badan ini bergerak pergi dari badan fisik yang sedang tidur, maka badan ini segera terbangun dan badan astral segera masuk kembali. Pada seorang ahli yoga, ia bisa mempergunakan badan astralnya untuk pergi ke segala tempat dan jarak jauh dengan penuh kesadaran. Badan astral dari ahli yoga ini tampak serupa dengan badan fisiknya dan dengan sarana badan astral ini ia dapat mewujudkan dan menampakkan diri di tempat yang jauh di dunia ini atau bahkan pergi ke alam astral dengan penuh kesadaran. 

5. Badan pikiran.
Zat yang menyusun badan pikiran berasal dari jenis zat yang paling halus dan lembut. Dalam zat ini sang diri menyatakan diri sebagai akal. Jika kita mengamati orang yang belum berkembang, kita akan melihat bahwa badan pikirannya sulit untuk dikenali, sehingga perlu perhatian istimewa untuk melihat keseluruhannya. Pada orang yang lebih maju, badan pikiran yang dimilikinya tampak jelas dan pasti, dikelilingi warna yang indah, penuh daya, yang merupakan perwujudan di alam mental. Badan pikiran berbentuk bundar oval yang membungkus manusia. Selalu memikirkan kebaikan adalah salah satu cara meningkatkan pertumbuhan badan pikiran. Berpikir yang logis, runtut dan penuh konsentrasi adalah aspek lain yang penting dalam membantu pertumbuhan badan pikiran. Dalam badan pikiran ini ada lapisan yang lebih halus. Lapisan ini dikenal dengan badan kàraóa. Badan kàraóa adalah gudang penyimpanan atau rekaman semua karma kita. Ini merupakan benih yang akan menentukan perjalanan hidup kita pada penjelmaan berikutnya.

6. Buddhi
Buddhi adalah kecakapan mengenal sebagai saluran mengalirnya pengetahuan ketuhanan, pembedaan antara baik dan jahat, nurani terdalam. Tingkatan ini sering disebut suûupti. Badan pada lapis ini disebut ànandamaya koúa (badan kebahagiaan)
Para yogi bisa pindah ke badan ini dan menikmati kebahagiaan yang abadi. Bagi mereka hal ini bukanlah tahayul melainkan suatu kenyataan pengalaman.

7. Àtman
Azasi dasar dari segala sesuatu, azas yang tidak terpisahkan dari yang Esa adalah àtman ini. Kita bisa membaca tentang suatu saat yang akan tiba bagi manusia, yang jika tidak tercapai pada kehidupan ini, pasti akan tercapai pada kehidupan berikutnya; manakala tumbuh dalam cinta kasih, kebijaksanaan, kekuasaan, pengalaman kemanunggalan dengan segala sesuatu. Kesadaran yang benar-benar mengembang dan merangkum segala sesuatu, merangkum semua kesadaran lain yang benar-benar merupakan universalitas. Di sana ia benar-benar mengalami bahwa segala makhluk adalah tunggal dengan dirinya yang terdalam. Tertapi tak ada kata-kata yang dapat membantu menjelaskan atau melukiskan apa yang melampaui pemahaman penjelasan dan pelukisan. Kata-kata tak mampu menjelaskannya karena kebanyakan akan menjadi menyimpang dan keliru. Hanya melalui meditasi yang sabar dan lama serta pengalaman langsung sajalah yang dapat memberikan pemahaman yang sesungguhnya. Dalam ilmu yoga tingkat selanjutnya dibagi menjadi tiga lapis utama yang meliputi àtman, anupadaka dan àdi; yang masing-masing dibagi lagi menjadi lapisan-lapisan yang lebih spesifik.

Posting terkait:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar