Evolusi Jìwa (Wahana Kesadaran)
Badan fisik kita ini bukanlah satu-satunya badan yang kita
miliki. Setelah meninggal dunia, kita akan melanjutkan kehidupan kita di alam
halus, sehingga diperlukan badan yang halus pula. Kita memiliki berbagai
lapisan badan, dari badan kasar sampai badan halus yang dalam kitab-kitab upaniûad
digolongkan sebagai berikut:
- Annamaya koúa : badan fisik yang dibangun dari sari-sari makanan.
- Pràóamaya koúa : badan halus yang dibangun oleh energi pràóa.
- Manomaya koúa : badan halus yang tersusun dari bahan mental.
- Vijñànamaya koúa : badan pengetahuan sejati.
- Ànandamaya koúa : badan kebahagiaan transenden.
Beberapa sistem mistik yoga, demi untuk pengetahuan dan
penelitian memiliki cara lain dalam mengklasifikasikan badan, antara lain
sebagai berikut ini:
1. Badan kasar.
Ini
adalah (tubuh manusia) badan fisik yang dibangun oleh sari-sari makanan, yang selanjutnya tak
akan dibahas secara rinci.
2. Badan etheris.
Badan
ini terbentuk dari bahan yang amat halus, yang tak dapat ditangkap dengan indra
biasa. Badan etherik ini merupakan pasangan badan fisik yang bentuknya serupa.
Ia dapat dipisahkan dari badan fisik walaupun tak dapat pergi jauh sekali dari
badan fisik. Pada saat kematian, sang aku meluncur keluar dari badan fisik
bersama-sama dengan badan etheris. Jika benang penghubung (sùtràtman)
antara badan fisik dan badan etheris terputus, itulah yang disebut saat
kematian, di mana nafas satu-satunya telah berhenti. Badan etheris ini tetap
berada dekat mayat. Badan etheris inilah yang sering tampak sebagai hantu
kuburan oleh orang yang agak peka. Oleh orang waskita, badan etheris ini akan
tampak berwarna keunguan. Ia perlahan-lahan akan terurai bersamaan dengan
terurainya badan fisik dalam kuburan. Di situ pulalah salah satu alasan mengapa
pembakaran mayat (kremasi) lebih dianjurkan; sehingga dengan pembakaran badan
fisik, menyebabkan kembalinya unsur-unsur alam secara lebih cepat.
3. Badan Pràóa.
Seluruh
alam beserta isinya tercakup di dalam lautan besar kehidupan. Alam semesta ini
hanyalah zat hidup yang di obyektifkan atau yang didiferensiasikan. Setiap
organisme, dari yang paling kecil hingga yang paling besar menarik ke dalam
dirinya sejumlah kekuatan hidup yang terkandung dalam kehidupan universal ini.
Kekuatan hidup yang terlibat dalam susunan badan manusia inilah yang disebut
dengan badan pràóa.
4. Badan astral
Badan
astral adalah tempat kedudukan segala nafsu dan keinginan. Badan astral selalu
mengubah warnanya sesuai dengan pengaruh pikiran. Jika seseorang kehilangan
kesabaran, muncullah kilatan-kilatan warna merah padam. Jika seseorang memendam
rasa cinta, maka akan tampak warna merah jambu. Badan astral orang yang
berpikiran rendah dan hewaniah adalah kasar, tebal, padat dan gelap warnanya.
Sebaliknya, badan astral dari orang yang sudah maju dalam moralitas dan
kejìwanian, adalah lembut, cerah, memancar dan terang warnanya. Dengan berpikir
mulia kita menyucikan badan astral. Selain itu kemurnian badan astral ditopang
oleh kemurnian badan fisik. Badan astral memiliki sifat seperti magnet yang
dapat menarik zat astral yang sesuai dengan lingkungan sekelilingnya dan sesuai
pula dengan emosi seseorang. Jika seseorang berpikiran mulia, maka badan astral
akan menarik zat astral yang akan mendukung kemuliaan tersebut atau jika
seseorang penuh kemarahan, maka badan astral akan menarik zat-zat astral
tertentu yang mendukung kemarahan tersebut.
Ada
sifat lain dari badan astral, yaitu pada keadaan melek badan astral seseorang
menyatu dengan badan fisiknya. Jika tertidur maka badan astralnya melayang di
udara di atasnya (sementara itu badan etherisnya terpisah bersebelahan dengan
badan fisiknya). Pada orang normal, badan astral yang terpisah dari badan kasar
memiliki bentuk berupa awan yang tanpa bentuk. Apabila terjadi sesuatu yang
mengakibatkan badan ini bergerak pergi dari badan fisik yang sedang tidur, maka
badan ini segera terbangun dan badan astral segera masuk kembali. Pada seorang
ahli yoga, ia bisa mempergunakan badan astralnya untuk pergi ke segala tempat
dan jarak jauh dengan penuh kesadaran. Badan astral dari ahli yoga ini tampak
serupa dengan badan fisiknya dan dengan sarana badan astral ini ia dapat
mewujudkan dan menampakkan diri di tempat yang jauh di dunia ini atau bahkan
pergi ke alam astral dengan penuh kesadaran.
5. Badan pikiran.
Zat
yang menyusun badan pikiran berasal dari jenis zat yang paling halus dan
lembut. Dalam zat ini sang diri menyatakan diri sebagai akal. Jika kita
mengamati orang yang belum berkembang, kita akan melihat bahwa badan pikirannya
sulit untuk dikenali, sehingga perlu perhatian istimewa untuk melihat
keseluruhannya. Pada orang yang lebih maju, badan pikiran yang dimilikinya
tampak jelas dan pasti, dikelilingi warna yang indah, penuh daya, yang
merupakan perwujudan di alam mental. Badan pikiran berbentuk bundar oval yang
membungkus manusia. Selalu memikirkan kebaikan adalah salah satu cara
meningkatkan pertumbuhan badan pikiran. Berpikir yang logis, runtut dan penuh
konsentrasi adalah aspek lain yang penting dalam membantu pertumbuhan badan
pikiran. Dalam badan pikiran ini ada lapisan yang lebih halus. Lapisan ini
dikenal dengan badan kàraóa. Badan kàraóa adalah
gudang penyimpanan atau rekaman semua karma kita. Ini merupakan
benih yang akan menentukan perjalanan hidup kita pada penjelmaan berikutnya.
6. Buddhi
Buddhi
adalah kecakapan mengenal sebagai saluran mengalirnya
pengetahuan ketuhanan, pembedaan antara baik dan jahat, nurani terdalam.
Tingkatan ini sering disebut suûupti. Badan pada lapis ini
disebut ànandamaya koúa (badan kebahagiaan)
Para
yogi bisa pindah ke badan ini dan menikmati kebahagiaan yang abadi. Bagi mereka
hal ini bukanlah tahayul melainkan suatu kenyataan pengalaman.
7. Àtman
Azasi dasar dari
segala sesuatu, azas yang tidak terpisahkan dari yang Esa adalah àtman
ini. Kita bisa membaca tentang suatu saat yang akan tiba bagi manusia, yang
jika tidak tercapai pada kehidupan ini, pasti akan tercapai pada kehidupan
berikutnya; manakala tumbuh dalam cinta kasih, kebijaksanaan, kekuasaan,
pengalaman kemanunggalan dengan segala sesuatu. Kesadaran yang benar-benar
mengembang dan merangkum segala sesuatu, merangkum semua kesadaran lain yang
benar-benar merupakan universalitas. Di sana ia benar-benar mengalami bahwa
segala makhluk adalah tunggal dengan dirinya yang terdalam. Tertapi tak ada
kata-kata yang dapat membantu menjelaskan atau melukiskan apa yang melampaui
pemahaman penjelasan dan pelukisan. Kata-kata tak mampu menjelaskannya karena
kebanyakan akan menjadi menyimpang dan keliru. Hanya melalui meditasi yang sabar
dan lama serta pengalaman langsung sajalah yang dapat memberikan pemahaman yang
sesungguhnya. Dalam ilmu yoga tingkat selanjutnya dibagi menjadi tiga lapis
utama yang meliputi àtman, anupadaka dan àdi;
yang masing-masing dibagi lagi menjadi lapisan-lapisan yang lebih spesifik.
Posting terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar