100 tokoh dunia
ini, ada yang disanjung, dijunjung, dielu-elukan, dirindukan, bahkan dibenci
karena sesuatu alasan. Bagaimanapun mereka adalah termasuk pelaku sejarah. Mari
ambil hikmah dan pelajaran dari mereka. Posting ini adalah REPOST dari blog: http://100tokohsejarah.wordpress.com/daftar-urut/
; walau mungkin tidak berkenan buat ANDA, tapi setidaknya kita bisa menambah
pengetahuan. Semoga.
Daftar Urutan Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Berikut ini urutan daftar tokoh berdasarkan argumentasi Michael H. Hart yang meyakinkan, tetapi juga mengundang perdebatan.
64
|
Alexander Graham Bell
|
||
Argumentasi
menurut Michael H. Hart ini memang bisa diperdebatkan. Dan anda sendiri pun
bisa buat urutannya seperti keinginan anda sendiri.
Perihal
Dalam bukunya Tentang Sastra Inggris, Voltaire –tatkala berada di
negeri itu tahun 1726– mendengar ada diskusi di kalangan cendikiawan perihal:
siapa manusia paling jempolan. Caesar?
Alexander?
Tamerlane? atau Cromwell?
Salah seorang peserta bilang, tak syak lagi pastilah Sir IsaacNewton jago bin jagonya. Voltaire
akur dengan pilihan ini dengan pertimbangan, “Memang dialah yang membimbing
kita punya pikiran dengan kekuatan kebenaran, bukan membelenggunya dengan
kekerasan. Karena itu sepatutnya kita menaruh hormat dan salam ta’zim dan
berhutang budi tak terperikan.”
Apa betul Voltaire yakin Sir IsaacNewton manusia terjempol di jagad, ataukah sekedar mencoba, menampilkan
permasalahan filosofis karena penunjukan itu akan memancing
pertanyaan-pertanyaan susulan: dari sekian milyar manusia yang pernah lahir di
dunia, siapa diantara mereka yang punya Pengaruh terhadap jalannya sejarah?
Buku ini merupakan jawaban saya. Ada seratus anak manusia dalam daftar
yang saya susun dan saya yakin keseratus orang itu menentukan arah jalannya
sejarah. Perlu saya tegaskan, mereka itu bukanlah manusia-manusia dalam artian
“terbesar,” melainkan dalam arti paling berpengaruh dalam sejarah. Misalnya,
saya cantumkan Stalin
dalam daftar, karena pengaruhnya dalam sejarah, tak peduli dia itu bengis dan
jahanam. Di lain pihak, orang suci dan keramat seperti Bunda Carini, tidak.
Buku ini semata-mata berurusan dengan pertanyaan siapa seratus orang
itu yang telah pegang peranan mengubah arah sejarah dunia. Dari seratus orang
itu saya susun urutannya menurut bobot arti pentingnya, atau dalam kalimat
lain: diukur dari jumlah keseluruhan peran yang dilakukannya bagi ummat
manusia. Kelompok seratus orang istimewa ini saya susun dalam daftar saya, tak
peduli apakah dia seorang bijak bestari atau terkutuk, tak peduli apakah dia
kesohor atau gurem, gemerlapan atau biasa-biasa saja. Yang jelas, kesemua
mereka adalah anak-anak manusia yang telah memberi bentuk kepada kehidupan
kita, meraut lonjong-bulatnya wajah dunia.
Sebelum menyusun daftar urutan, tentu saja perlu ada patokan dasar,
siapa yang layak dicantumkan dan atas alasan apa. Patokan dasar pertama sudah
barang tentu memang manusianya benar-benar pantas. Tetapi, patokan dasar ini
tidak selamanya mudah. Misalnya: apakah pujangga bijak Lao Tzu
dari Cina betul-betul pernah hidup di dunia? Apakah bukannya sekedar tokoh
dongeng? Bagaimana pula tentang Homer,
tentang Aesop yang kesohor dengan julukan penulis kisah dunia binatang?
Menghadapi masalah musykil seperti itu, terpaksa saya menempuh jalan dugaan
–saya harap bukan duga sembarang duga– karena saya pun menghimpun informasi
dari sana-sini seberapa bisa.
Pribadi-pribadi anonim juga di luar hitungan. Boleh jadi penemu roda
–jika benar roda dirancang oleh seorang individu– tidak bisa tidak layak
digolongkan tokoh yang tak kalah pentingnya dengan mereka yang tercantum dalam
daftar, tetapi diukur dari patokan dasar yang saya letakkan, saya sisihkan dari
bahan pertimbangan. Tak kecuali penemu cara tulis-menulis.
Dalam penyusunan daftar ini saya bukan semata memilih tokoh paling
kenamaan dan kemilau dalam sejarah. Ketenaran, bakat, kedermawanan, tidaklah
bisa disamakan dengan pengaruh. Karena itu, nama-nama seperti Benjamin
Franklin, Martin Luther King Jr., Babe Ruth, bahkan Leonardo da Vinci tidak
termasuk dalam seratus tokoh saya, walau beberapa diantaranya saya cantumkan
dalam kelompok “Tokoh-tokoh Terhormat” sesudah Seratus Tokoh. Lagi pula, apa
yang saya sebut pengaruh tidaklah mesti selalu berkaitan dengan kelembutan,
baik hati, belas kasih. Itu sebabnya keparat jenius seperti Hitler masuk syarat
kelompok Seratus Tokoh.
Atas dasar pertimbangan yang dimaksud pengaruh itu mesti mengandung
jangkauan mondial, pribadi-pribadi hebat, politikus-politikus lokal tidaklah
masuk hitungan. Tetapi bisa juga terjadi –misalnya pada diri Peter Yang Agung
dari Rusia– biarpun pengaruh utamanya tertuju pada negerinya sendiri, namun
riaknya bisa terasa ke luar batas tanah airnya. Alasan ini mendorongnya bisa
masuk daftar saya.
Saya tidak semata membatasi daftar pada tokoh-tokoh yang punya pengaruh
terhadap peri kehidupan kemanusiaan masa kini. Pengaruh atas generasi masa
lampau saya anggap punya harga sama, dan saya perhitungkan.
Bagaimana tentang masa depan? Dalam kerja penyusunan tingkat-tingkat
urutan daftar ini, baik menyangkut pria maupun wanita, saya anggap pengaruh
karya dan cipta mereka juga menyentuh generasi dan peristiwa masa depan.
Berhubung pengetahuan kita tentang masa depan teramatlah terbatasnya, terang
tak sanggup saya mereka-reka kesinambungan pengaruh mereka dengan segala
kepastian. Sementara itu, rasanya aman kalau saya meramalkan bahwa listrik
–misalnya saja– masih tetap punya arti penting lima ratus tahun mendatang,
karena itu persembahan pendekar ilmu seperti Faraday dan Maxwell akan tetap
punya pengaruh terhadap peri kehidupan keturunan kita di masa jauh mendatang.
Dalam hal memutuskan di mana tempat pribadi seseorang, saya cenderung
pada pertimbangan sejauh mana sumbangsihnya pada gerakan-gerakan historis.
Secara umum, perkembangan historis besar tak pernah dilontarkan oleh perbuatan
seseorang semata-mata. Hanya karena buku ini membahas dan berurusan dengan
individu, dengan pengaruh perbuatan pribadi, saya mencoba memisah-misahkan
sejauh mana peranan seseorang dalam proporsi peranan yang telah diperbuatnya.
Oleh sebab itu, pribadi-pribadi tidaklah diletakkan pada tempat yang setara
melainkan berkaitan dengan sejauh mana mereka terlibat dalam arti penting
kejadian atau perkembangan. Karena itu, bisa terjadi seseorang yang secara
nyata bertanggung jawab terhadap sesuatu peristiwa atau perkembangan, saya
tempatkan pada urutan tingkat lebih tinggi daripada seseorang yang kurang
pegang peranan walau berada dalam suatu gerakan penting.
Contoh paling menyolok dapat disaksikan pada pilihan saya menempatkan
Nabi Muhammad dalam urutan tingkat lebih tinggi ketimbang Nabi Isa. Ini
sebagian pokoknya lantaran saya percaya Muhammad punya pengaruh pribadi lebih
besar dalam hal pembinaan Agama Islam dari pada Nabi Isa terhadap Agama
Kristen. Ini –tentu saja– bukan lantas berarti saya menganggap Nabi Muhammad
itu merupakan manusia lebih besar dibanding Nabi Isa.
Banyak kejadian dan perkembangan penting yang melibatkan peranan
sejumlah besar orang. Namun tak seorang pribadi pun layak dipandang paling
terdepan diantara mereka. Misal terbaik tampak pada dunia bahan peledak dan
senjata api. Atau dalam perkara gerakan kebebasan kaum wanita. Atau sekitar
masalah lahir dan berkembangnya Agama Hindu. Betapa pun kesemua perkembangan
itu menyimpan makna amat penting, tetapi jika tingkat kedudukan urutan mereka
dibagi rata, tak seorang pun akan masuk daftar.
Ataukah ditempuh cara menunjuk salah seorang mewakili rekan-rekannya
yang berada dalam satu rangkuman peranan pengembangan? Atau menyepakati orang
tersebut menduduki tingkat urutan? Saya pikir tidak bisa. Dengan cara begini,
filosof Hindu Sankara bisa tampil hampir di puncak urutan selaku wakil
Hinduisme. Padahal, Sankara sendiri tidaklah tersohor, dia tak dikenal di luar
India dan dia bukanlah tokoh berpengaruh. Kesulitan serupa akan saya temui
bilamana menempatkan si slebor Richard Gatling –penemu senapan mesin– pada urutan
diatas Albert Einstein, semata-mata atas pertimbangan bahwa perkembangan
senjata api jauh lebih penting ketimbang penemuan teori relativitas. Menghadapi
masalah-masalah macam begini, saya sudah berketetapan hati tidak akan coba-coba
memilih “Yang utama dari yang setara.” Tiap orang yang tercantum di buku ini
sudah terpilih atas dasar pertimbangan pengaruhnya yang nyata, dan tidak dari
sudut wakil dari sesuatu perkembangan.
Bilamana dua orang bekerja erat bersama menghasilkan sesuatu hasil
karya kolektif, saya gariskan suatu ketentuan spesial. Misalnya, Orville dan
Wilbur Wright bekerja berdua begitu dekatnya bahu-membahu menemukan pesawat
terbang, dengan sendirinya nyaris mustahil memisahkan peranan mereka
sendiri-sendiri. Dalam kasus macam ini adalah gegabah mencoba menetapkan jatah
yang berimbang untuk masing-masing mereka dan mengangkatnya secara
terpisah-pisah dalam daftar. Pemecahan yang ditempuh adalah keduanya
diperlakukan sebagai suatu hasil gabungan.
Hal yang mirip dengan Wright bersaudara itu terjadi pula pada Karl Marx
dan Friederich Engels. Keduanya peroleh tempat urutan sama walau penyebutan
nama dalam daftar urutan jatuh pada Karl Marx. Saya anggap peranan Marx dalam
hal ini lebih menonjol. Ada banyak lagi kasus hasil kerja gabungan yang saya perlakukan
seperti itu. Perlu saya tandaskan, garis kebijaksanaan macam ini tidaklah
diperuntukkan hanya kepada mereka berkat bekerja dalam lapangan yang serupa,
tetapi semata-mata hanya dari segi kerjasamanya.
Ada pula segi pertimbangan lain dalam hal penempatan daftar urutan ini
yang perlu diperhatikan. Mari sedikit menoleh ke masa lampau. Kita akan
melihat, andaikata Guglielmo Marconi tidak menemukan radio beberapa orang dalam
tahun-tahun yang tak begitu berjauhan akan menemukannya. Begitu juga halnya dalam
perkara Mexico. Andaikata Hernando Cortes tak pernah dilahirkan ibunya ke
dunia, toh Mexico ditaklukkan juga oleh Spanyol. Tak kecuali menyangkut teori
evolusi: tanpa adanya Charles Darwin pun teori itu akan terumuskan juga.
Tetapi, fakta menunjukkan memanglah karya itu diselesaikan oleh Marconi,
Cortes, dan Darwin. Itu sebabnya, ketiga orang itu tercantum dalam urutan
daftar selaras dengan hasil prestasi masing-masing. Dalih “Kemungkinan lain
bisa terjadi” bisa disisihkan.
Di segi lain, sejumlah kecil orang-orang tertentu bertanggung jawab
terhadap terjadinya peristiwa besar yang tanpa peranan mereka tak akan pernah
ada. Dalam rangka penentuan urutan orang-orang ini –katakanlah kumpulan beragam
manusia-manusia istimewa termasuk didalamnya Jengis Khan, Beethoven, Nabi Muhammad dan William Sang Penakluk– prestasi khusus mereka memperoleh bobot
tersendiri, karena orang-orang ini secara pribadi memancarkan pengaruh yang
mendalam, dalam arti makna yang sesungguh-sungguhnya.
Dari puluhan milyar manusia yang pernah ada di atas planit bumi ini,
tak lebih dari satu juta yang bisa masuk ke dalam buku biografi dalam arti
luas. Dari jumlah itu, mungkin cuma 20.000 orang yang hasil upayanya punya
harga untuk disebut dalam buku kamus biografi. Dan dari jumlah itu hanya 0,5%
yang saya cantumkan dalam daftar urutan saya. Ini artinya, menurut hemat saya
–mereka itu hasil perasan betul-betul, mereka itu manusia yang punya makna
monumental dalam sejarah kemanusiaan.
Pengaruh peranan wanita terhadap peri kehidupan manusiawi, begitu pula
peranan dan sumbangsih mereka terhadap kebudayaan manusia, jelas lebih besar
dari jumlah mereka yang tercantum dalam daftar saya ini. Tetapi, kecemerlangan
pengaruh ketokohan merupakan hasil upaya gabungan dari sejumlah
pribadi-pribadi, baik dalam arti bakat maupun kesempatan untuk pemantapan
pengaruh. Sepanjang sejarah, peranan mereka umumnya disepelekan. Keputusan saya
mencantumkan dua tokoh wanita dalam daftar merupakan pencerminan dari rasa
penyesalan terhadap kebenaran. Saya tidak melihat faedahnya menutup-nutupi
adanya fakta yang bernada keengganan dan diskriminatif atas pencantuman mereka
dalam daftar. Buku ini tak lain tak bukan berdasar apa yang memang pernah
terjadi di masa lampau, dan bukannya apa yang harus terjadi, dan bukan pula sekedar
berbuat adil terhadap apa yang pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan.
Pengamatan serupa juga saya lakukan terhadap peranan pelbagai kelompok ras dan
etnis yang anggautanya telah dirugikan dan disia-sia di masa lampau.
Di atas sudah saya tekankan bahwa soal pengaruh saya jadikan
satu-satunya ukuran dalam penyusunan daftar urutan tentang ikhtisar peranan
pribadi-pribadi. Tentu saja, bukan perkara sulit menyusun daftar “Orang-orang
hebat” dengan dasar pertimbangan lain seperti masyhur, berkarya besar, bakat,
sarat kesanggupan, bijak bestari.
Para pembaca sendiri bisa bernafsu bikin percobaan menyusun daftar
menurut selera Tuan-tuan sendiri, apakah menyangkut manusia yang amat
berpengaruh, atau manusia yang termasyhur, atau tentang manusia-manusia langka
yang punya kelebihan di luar kelaziman pada bidang-bidang tertentu. Tentu saja
saya berpendapat, buku yang saya susun tentang seratus tokoh yang mempengaruhi
sejarah dunia ini bukan saja mempesona tetapi juga menarik. Berbarengan dengan
itu saya pun yakin Tuan-tuan pun dapat menikmati daftar tokoh yang Tuan susun
sendiri sebagai latihan keintelektualan. Daftar susunan Tuan itu tak akan sama
dan tak perlu sama dengan daftar susunan saya. Siapa tahu, Tuan lebih cenderung
menyusun daftar seratus tokoh yang masih hidup dan berkeliaran di atas bumi
ini, atau daftar seratus tokoh yang menyimpan karisma ajaib. Tetapi, jika Tuan
akan menyusun daftar seratus tokoh yang paling berpengaruh, saya doakan latihan
Tuan itu akan bermanfaat buat Tuan, seperti halnya bermanfaat untuk diri saya,
karena perbuatan itu akan membuka lebih lebar cakrawala baru dalam sejarah.
Michael H. Hart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar