Jean-Jacques
Rousseau
Kemudian Rousseau
sendiri meninggalkan Jenewa tahun 1728 ketika umurnya menginjak enam belas
tahun. Bertahun Rousseau awam seawam-awamnya, tak terkenal namanya samasekali,
berkelana dari satu tempat ke tempat lain, dan bekerja di satu tempat dan
pindah kerja di tempat lain. Di sela-sela itu dia terlibat percintaan dengan
banyak wanita, antara lain dengan Therese Levasseur yang ujungujungnya punya
lima anak di luar perkawinan. Dia tempatkan kelima anak itu di asrama anak-anak
yang tidak ketahuan bapak-ibunya. (Tatkala usianya mencapai lima puluh tahun,
Therese dinikahinya betul-betul).
Lahir di
Jenewa, Swiss, filosof tenar Jean-Jacques Rousseau ini. Malang menimpa,
bundanya hembuskan napas teraklrir tak lama sesudah melahirkannya. Rupanya,
nasib buruk masih terus membuntuti: di umur sepuluh tahun ayahnya diusir dan
meninggalkan Jenewa dan hiduplah Rousseau seorang diri.
Pada tahun
1750 –di umur tiga puluh delapan– mendadak Rousseau jadi tenar. Akademi Dijon
menawarkan hadiah esai terbaik tentang pokok soal: apakah seni dan ilmu
pengetahuan memang punya manfaat buat kemanusiaan, berhasil dapat hadiah
pertama. Sesudah itu namanya melangit. Beruntun muncullah karya-karya lainnya,
termasuk Discourse on the Origin of Inequality (1755); La nouvelle Heloise
(1761); Emile (1762); The Social Contract (1762); Confessions (1770) yang
kesemuanya itu melambungkan kemasyhurannya. Tambahan lagi, karena Rousseau suka
musik, dia menggubah dua opera masing-masing Les muses galantes dan Le devin du
village.
Kendati
mulanya Rousseau sahabat sejumlah penulis pembaharu Perancis –termasuk Denis
Diderot dan Jean d’Alambert, jalan pikirannya segera bersimpang jalan tajam
dengan mereka. Karena Rousseau menentang rencana Voltaire mendirikan sebuah
teater di Jenewa (Rousseau bersikeras bahwa teater merupakan sekolah yang
membejatkan moral), Rousseau dibenci habis-habisan oleh Voltaire. Disamping
itu, citra rasa Rousseau berbeda amat dengan rasionalisme Voltaire dan kaum
Encyclopedist.
Mulai tahun 1762 dan seterusnya, Rousseau menghadapi kesulitan
dengan pihak penguasa karena tulisan-tulisan politiknya. Beberapa kawan
dekatnya mulai menjauh darinya dan bersamaan dengan saat itulah Rousseau tampak
mengalami kelainan jiwa. Meskipun sejumlah orang masih bersahabat dengannya,
Rousseau bersikap bermusuhan dengan mereka karena sifatnya sudah menjadi penuh
curiga dan kasar. Selama dua puluh tahun sisa hidupnya, dia umumnya menjadi
orang penuh benci dan kecewa serta dirundung kemurungan tak bahagia. Dia
meninggal dunia 1778 di Ermenonville Perancis.
Tulisan-tulisan
Rousseau orang bilang merupakan faktor penting bagi pertumbuhan sosialisme,
romantisme, totaliterisme, anti-rasionalisme, serta perintis jalan ke arah
pecahnya Revolusi Perancis dan merupakan penyumbang buat ide-ide modern menuju
demokrasi dan persamaan. Dia juga dianggap punya sumbangan penting dalam hal
pengaruh teori pendidikan modern. Telah lama dipermasalahkan di bidang teoritis
bahwa manusia hampir pada hakekatnya merupakan produk alam sekitarnya (karena
itu mudah berubah serta peka).
Anggapan ini berasal pula dari tulisan-tulisan
Rousseau. Dan sudah barang tentu, dia pun punya saham dalam hal pemikiran bahwa
teknologi modern dan masyarakat itu sesuatu yang buruk. Dia pula yang
memperkenalkan khayalan tentang “kualitas keprimitifan.” Pada mulanya Rousseau
tidak pernah menggunakan sebutan itu, dan juga dia tidak merupakan seorang
pengagum penduduk pribumi pulau-pulau di laut selatan, atau pun orang-orang
Indian. Pikiran tentang apa yang disebut “kualitas keprimitifan” telah dikenal
jauh sebelum jaman Rousseau, dan penyair Inggris kenamaan, John Dryden, sudah
menggunakan sebutan yang persis begitu lebih dari seabad sebelum Rousseau lahir
ke dunia.
Dan bukan pula Rousseau yang berpendapat dan bersikap bahwa
masyarakat itu dasarnya brengsek. Malah sebaliknya, dia senantiasa menekankan
bahwa masyarakat itu perlu untuk manusia.
Dan akan
halnya Rousseau-lah yang mula-mula mencetuskan gagasan “kontrak sosial” itu pun
sepenuhnya palsu. Gagasan ini sudah didiskusikan panjang-lebar oleh John Locke
yang hasil karyanya sudah diterbitkan jauh sebelum Rousseau lahir. Bukti
menunjukkan, filosof Inggris yang masyhur Thomas Hobbes telah pula
mendiskusikan pikiran ini (kontrak sosial) bahkan sebelum John Locke.
Bagaimana
pula ihwal penolakan Rousseau terhadap teknologi? Amatlah gamblang dan jelas
bahwa dua abad sesudah Rousseau meninggal dunia menyaksikan tumbuhnya teknologi
yang luar biasa. Penentangan Rousseau terhadap teknologi dengan begitu jelas
sia-sia belaka. Kalau toh terasa ada gerutu anti teknologi dewasa ini, itu sama
sekali bukanlah bertolak dari tulisan Rousseau melainkan akibat yang tak
diharapkan dari penggunaan teknologi yang tak terkendali di abad akhir ini.
Banyak para
pemikir mengusulkan bahwa faktor lingkungan punya makna penting dalam
pembentukan karakter manusia, karena itu saya pikir tak ada alasan mengaitkan
ini dengan pikiran Rousseau karena toh memang menjadi pendapat umum. Begitu
juga nasionalisme, sudah merupakan faktor pendorong utama jauh sebelum Rousseau
hidup dan peranannya dalam pertumbuhan nasionalisme ini tidaklah seberapa.
Apakah
tulisan-tulisan Rousseau merintis jalan ke arah pecahnya Revolusi Perancis?
Sampai batas tertentu memang tak dapat disangkal, dan mungkin lebih penting
dari apa yang disumbangkan oleh Diderot dan d’ Alambert. Tetapi, pengaruh
Voltaire yang tulisan-tulisannya muncul lebih dulu, jumlahnya lebih banyak,
lebih jelas arahnya, pokoknya lebih punya kaitan dari banyak segi.
Memang
benar, Rousseau seorang anti-rasionalis diukur dari wataknya, khusus
bertentangan dengan para penulis masyhur Perancis pada jamannya. Tetapi,
anti-rasionalis bukanlah pula barang baru; kepercayaan politis serta sosial
kita sering bertolak dari emosi dan prasangka, kendati kita coba-coba
menyebutnya rasional sekedar satu alasan untuk meyakinkan mereka.
Tetapi, jika
pengaruh Rousseau tidaklah sebesar anggapan para pengagumnya, bagaimanapun juga
cukup meluas. Sebab, sepenuhnya benar bahwa dia merupakan faktor penting dalam
hal pertumbuhan romantisme dalam kesusasteraan, dan pengaruhnya di bidang teori
pendidikan berikut pemraktekannya telah membuktikan arti pentingnya. Rousseau
memperkecil makna penting pendidikan anak-anak lewat buku bacaannya, karena
dianggapnya lebih efektif belajar lewat pengalaman. (Kebetulan, Rousseau
seorang penganjur gigih agar bayi minum susu ibu). Kedengarannya mencengangkan
betapa seorang yang meninggalkan anaknya sendiri punya keberanian beri ceramah
perihal bagaimana memelihara dan membesarkan anak-anak, tetapi tak usah
diragukan bahwa gagasan-gagasan Rousseau punya pengaruh mendalam pada teori
pendidikan modern.
Banyak
pikiran menarik dan orisinal terdapat dalam tulisan-tulisan politik Rousseau.
Tetapi yang paling menonjol dari kesemuanya itu adalah gairahnya yang
berkobar-kobar terhadap terjelmanya persamaan hak dan derajat, dan perasaan
yang membawa bahwa struktur masyarakat yang ada merupakan sesuatu yang tak
tertahankan ketidakadilannya. (“Manusia dilahirkan merdeka; dan di mana-mana
dia terbelenggu oleh rantai”). Rousseau sendiri tidak menganjurkan tindak
kekerasan, tetapi jelas dia menggoda orang lain memilih revolusi kekerasan
untuk mencapai perbaikan tingkat demi tingkat.
Pandangan
Rousseau terhadap milik pribadi (dan juga terhadap pelbagai pokok masalah)
sering bertentangan satu sama lain. Pernah dia menggambarkan hak milik pribadi
itu merupakan “hak yang paling suci dari semua hak penduduk.” Tetapi, bisa juga
dibilang bahwa serangannya terhadap hak milik pribadi punya akibat lebih besar
terhadap sikap para pembacanya ketimbang komentar-komentarnya yang bernada
memuji dan menyanjung. Rousseau merupakan salah satu dari penulis modern
pertama yang punya arti penting melabrak habis lembaga hak milik pribadi,
karena itu dia bisa dianggap selaku pemula dari faham sosialisme dan komunisme
modern.
Akhirulkalam,
orang tidak boleh anggap sepele teori Rousseau di bidang konstitusi. Ide
sentral tentang “Kontrak sosial” adalah, menurut bunyi kalimat Rousseau sendiri
“pengalihan secara total seluruh hak-hak orang per orang kepada masyarakat
secara keseluruhan.” Kalimat ini mempersempit ruang gerak buat kebebasan
pribadi atau untuk hak-hak asasi. Rousseau sendiri adalah seorang pembangkang
terhadap penguasa, tetapi pengaruh pokok dari bukunya dapat dibuktikan kemudian
oleh negara-negara totaliter.
Rousseau
dikritik sebagai seorang kehinggapan penyakit syaraf yang gawat (belum lagi
anggapan bahwa dia sinting), sebagai seorang lelaki chauvinis, seorang pemikir
yang bikin resah dan pikirannya tidak praktis. Kritik-kritik macam ini umumnya
dapat dibenarkan. Tetapi, yang lebih penting dari kekurangan-kekurangan yang
ada pada Rousseau adalah pandangannya yang tajam dan kecerdasan yang orisinal
yang terus berlangsung mempengaruhi pemikiran modern selama lebih dari dua abad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar