Semoga semua mendapat pengetahuan yang bermanfaat. Inilah tulisannya.
Aksara Kadiri/ Kediri Kuadrat di Mojokerto
Bertambah lagi
informasi tentang aksara Kadiri Kuadrat, yang kali ini aksaranya cukup
banyak (ada empat baris) dalam satu prasasti. Salah satu ciri aksara ini
yang tebal dan cenderung memakan tempat jika hendak ditulis/dipahat,
membuat aksara ini lebih banyak dipakai sebagai aksara dekoratif. Hal
ini juga yang menyebabkan informasi mengenai aksara ini lebih sedikit
ketimbang aksara kawi yang lain. Atau apa mungkin aksara ini dianggap
sudah usang oleh generasi belakangan, lalu memilih menggunakan aksara
yang lebih sederhana? Karena kalau dilihat, aksara yang ada di prasasti
candi Sukuh dipahat "bold" seperti halnya Kadiri Kuadrat. Namun, aksara
di Sukuh lebih kursif daripada Kadiri Kuadrat.
Oke, inilah dia
prasasti Pohsarang (kaya bahasa Korea, ya? :D) atau prasasti Lusem.
Salah satu peninggalan dari Mojokerto yang masih daerah Kabupaten
Kediri.
Gambar 1. Keadaan prasasti Pohsarang yang aksaranya sudah tidak lengkap.
Gambar 2. Repro
dan alih-aksara prasasti. Terdapat beberapa kekeliruan pada alih-aksara
di gambar ini. Untuk koreksinya bisa lihat di bawah.
Gambar 3. Alih-aksara kawi kuadrat ke aksara Bali.
Isi Prasasti Pohsarang yang pernah dibaca oleh seorang epigraf bernama Prof. MM. Sukarto Kartoatmojo adalah (dengan sedikit pengubahan dan perbaikan, saya dapat dari sini):
- ' 934 têwêk niṅ hnu binênêrakên da
- mêl samgat lusêm pu ghêk
- saṅ-apañji têpêt-i pananêm
- boddhi wariṅin '
- Tahun 934 Saka (bertepatan 1012 M) batas patok jalan di
- luruskan oleh samgat lusêm pu ghêk
- saṅ apañji têpêt dengan penanaman
- pohon beringin”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar