Kamis, 14 Mei 2015

Meningitis pada Anak



Meningitis pada Anak
Meski bisa juga menyerang orang dewasa, namun anak-anak adalah yang paling rentan terkena penyakit ini. Meningitis dapat menjadi penyakit yang serius, tetapi banyak penderitanya yang sembuh total. Kita bisa mencegahnya.

Radang selaput otak
Otak dan sumsum tulang belakang sebagai sistem saraf pusat dikelilingi oleh cairan serebrospinal untuk melindunginya saat kita bergerak. Perlindungan lebih juga diberikan oleh meninges yang merupakan selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.


Meningitis adalah penyakit yang melibatkan peradangan atau iritasi pada meninges. Itu sebabnya penyakit meningitis sering disebut radang selaput otak. Ada bebetapa penyebab meningitis namun sebagian besar kasus yang terjadi disebabkan kuman, terutama virus. Penyakit ini menular melalui percikan ludah saat bersin, berbicara dan batuk.

Penyakit yang jarang terjadi ini penting untuk mendapat perhatian, karena bila mengenai anak maka tidak hanya membuatnya merasa sakit, namun juga dapat memberikan efek abadi pada ketidakmampuannya untuk berpikir dan belajar serta gangguan pendengaran.

Tubuh kita, termasuk anak sebenarnya memiliki pertahanan alami terhadap infeksi, termasuk dari kuman meningitis. Jika terinfeksi, sistem kekebalan tubuh akan bekerja untuk melawannya. Itu sebabnya mengapa kita mungkin merasa kurang enak badan sehari, lalu besok sudah dapat beraktivitas normal kembali. Ini pertanda bahwa sistem kekebalan tubuh telah bekerja dengan baik. Sayangnya, kuman juga bisa mengakali pertahanan tubuh kita, terutama bila segang kurang bugar, dan menyebar dalam tubuh, bahkan menyerang sistem saraf pusat seperti pada meningitis.

Meningitis pada Anak
Kenali gejalanya
Gejala meningitis dapat datang sangat cepat, muncul dalam 1-2 hari. Siapa pun yang sakit dengan gejala meningitis perlu mencari perawatan medis segera.
  1. Demam.
  2. Kejang.
  3. Kehilangan kesadaran.
  4. Anak rewel, gelisah, menangis terus.
  5. Sulit makan, mual, atau sakit perut.
  6. Leher terasa kaku.
  7. Mata sakit saat terkena cahaya.
  8. Pada bayi: ubun-ubun menonjol.
  9. Merasa sangat mengantuk atau tidak dapat sepenuhnya bangun.
Segera ke dokter
Begitu menjumpai gejala-gejala meningitis, terutama demam, kejang, dan kesadaran turun segera bawa anak ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan fisik lengkap. Bila dokter mencurigai berkaitan dengan meningitis maka akan melakukan pemeriksaan fungsi lumbal atau pengambilan cairan serebrospinal di antara tulang belakang untuk menegakkan diagnosis.

Cairan tulang belakang ini akan diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat apakah ada bakteri, sel, atau zat yang mengindikasikan peradangan atau infeksi yang ada. Biasanya dengan cara ini, dokter akan dapat mengetahui apakah seseorang memiliki meningitis. Cairan ini juga akan dikirim ke laboratorium untuk diuji bakteri dan/atau virus. Setelah tahu kuman yang menyebabkan meningitis, dokter akan memilih obat terbaik untuk mengobati infeksi. Jadi, pengobatan tergantung pada jenis meningitis.Obat antibiotik diberikan bila meningitis karena bakteri. Sementara anak yang terkena meningitis karena virus perlu banyak istirahat untuk melawan infeksi. Selama pemeriksaan dan pengobatan, biasanya anak akan dirawat di rumah sakit.

Dapat dicegah
Vaksinasi adalah cara jitu mencegah terjadinya meningitis pada anak. Vaksin HiB dapat mencegah bakteri Haemophilus influenza, dan vaksin IPD (Invasive Pneumococcal Disease) untuk mencegah bakteri Streptokokus pneumonia. Diskusikan dengan dokter anak perihal pemberian vaksinasi ini.

Cara lain yang lebih mudah untuk mencegah terinfeksi kuman penyebab meningitis pada anak termasuk kita adalah dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun hingga bersih, terutama sebelum makan, setelah buang air besar dan buang air kecil, serta setiap kali tangan kotor. Juga, biasakan untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.


Penyusun: dr. Ayu Partiwi SpA, MARS
Sumber:
  1. IGAN Partiwi, Anak Sehat: 100 Solusi dr. Tiwi, Jakarta: Esensi Erlangga, 2011.
  2. Scott C. Litin (Ed.), Mayo Clinic Family Health Book, New York: Harper Collins, 2003.
Source:http://udoctor.co.id/gaya-hidup-sehat/meningitis-pada-anak-read-378.html?page=2#sthash.Z4ULzVsf.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar