Mintaraga, yakni Arjuna pada waktu bertapa mengasingkan diri.
Minta berarti memisah, raga berarti badan yang kasar, jadi pada masa itu Arjuna
menjernihkan pikirannya, supaya terpisah dari badan yang, kasar. Kehendak
Arjuna bertapa itu supaya jaya nanti pada perang Baratayudha.
Pada
umumnya, seorang bertapa mendapat godaan dari segala setan, supaya batal
tapanya. Dalam cerita ini diriwayatkanlah seorang raja raksasa bernama Prabu
Niwatakawaca di namaimantaka. Raja ini berkehendak akan meminang seorang
bidadari di Suralaya (tempat dewa-dewa) bernama Dewi Supraba, tetapi permintaan
itu ditolak oleh Hyang Indra. Karena penolakan ini, Prabu Niwatakawaca sangat
murka, ia hendak merusak Kaendran (tempat Betara Indra). Pada masa kejadian
ini, Raden Arjuna sedang bertapa di bukit Indrakila dengan bergelar Begawan Mintaraga.
Tetapi sebenarnya tapa Arjuna ini menjadikan khawatir Hyang Indra, karena
Arjuna akan diminta bantuannya untuk melawan seorang raja raksasa Prabu
Niwatakawaca itu, yang akan menempuh Kaendran. Maka Betara Indra menitipkan
pada para bidadari untuk menggoda Arjuna, supaya batal dalam tapanya. Tetapi
penggoda itu tak dapat membatalkan tapa Arjuna, malah sebaliknya mereka
merindukan pada Arjuna.
Kesusul
pula oleh kedatangan duta Prabu Niwatakawaca kepertapaan itu, berupa seorang
raksasa sakti bernama Mamangmurka. Kedatangan raksasa ini berkehendak akan
membinasakan Raden Arjuna. Setiba Mamangmurka di pertapaan itu lalu merusak
daerah pertapaan. Setelah hal ini diketahui oleh Arjuna, berkatalah Arjuna
sebagai menyumpahi pada Mamangmurka, katanya: Tingkah laku raksasa ini sebagai
seekor, babi hutan. Seketika itu juga Mamangmurka berganti rupa jadi babi hutan
dan diikuti oleh Hyang Indra dengan mengganti rupa seperti seorang pendeta
bernama Resi Padya dan berhajat akan membunuh babi. hutan itu. Ia melepaskan
anak panahnya mengenai badan babi hutan itu, pun Arjuna mengikuti babi hutan
itu dan memanahnya juga mengenai binatang itu.
Karena
itu terjadi selisih antara keduanya, masing-masing mengakui, bahwa anak panah
yang mengenai babi hutan itu anak panahnya. Tetapi sebenarnya Hyang Indra
sangat sukacita akan kejadian itu karena Hyang Endra dapat memberatkan tapi
Arjuna dan akan minta bantuan pada Arjuna untuk memusnakan Prabu Niwatakawaca.
Kehendak Hyang Indra ini terlaksana, Niwatakawaca dibinasakan oleh Arjuna.
Untuk hadiah pada Arjuna, Arjuna diangkatlah sebagai raja di Kaindran untuk
sementara hari lamanya. Menurut perhitungan Dewa sehari di alam manusia itu
sama dengan sebulan di Kaindran. Arjuna bergelar prabu Kariti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar