Senin, 02 Juli 2012

Yadnya 2

YAJÑA II


n ta nxiNt n d.ait tSkro nasa maim]o Vyiqra d/zRit - 

deva'é yai.yRjte ddait c JyoigÑaai." scte gopit" sh --

Na tà naúanti na dabhàti taskaro nàsà màmitro vyathir à dadharûati,
Devàýú ca yàbhir yajate dadàti ca jyogittàbhiá sacate gopatiá saha.
(Ågveda: 6.28.3)
Persembahan (yabhiryajate) yang ditujukan kepada para dewa (devàýúca) dalam yajña, tersebut tidak hancur/hilang (na tà naúanti), pencuri tidak mampu mencuri (na dabhàti taskaro), dia tidak mempunyai musuh (nàsà màmitro) dan dia tidak mendapatkan kesulitan (vyatir à dadharûati) dan dia selalu tetap kaya dalam hidupnya (sacate gopatiá)

’Persembahan yang ditujukan kepada para dewa tidak akan pernah musnah. Pencuri tidak akan mampu mengambilnya dan dia tidak mempunyai musuh, tidak mendapatkan kesu-litan dan selalu tetap kaya dalam kehidupannya’.

Mantra tersebut berasal dari Ågveda yang membahas tentang yajña. Sering ada pertanyaan, apakah persembahan yang kita persembahkan dalam yajña itu berguna, atau hanya menghambur-hamburkan uang saja. Karena mungkin ada yang menganggap bahwa biaya yang dihabiskan untuk yajña itu tidak berarti, sekarang ini banyak upacara dalam masyarakat menghabiskan banyak uang atas nama ritual. 

Hal inilah yang dijawab oleh mantra di atas. Di sana dijelaskan bahwa persembahan-persembahan yang dihaturkan kepada para dewa tidak akan hancur (tidak akan hilang). Para pencuri pun tidak bisa mengambilnya. Orang yang mempersembahkan yajña tersebut, tidak akan mempunyai musuh, dan tidak akan tertimpa permasalahan-permasalahan yang berat dalam hidupnya. Sebagai hasil dari yajña tersebut dia akan selalu hidup makmur dan bahagia.

Pentingnya melaksanakan yajña dalam hidup ini dapat kita lihat dalam Veda. Hampir seperempat mantra dalam Veda membahas tentang yajña. Belakangan ini muncul pertanyaan dalam masyaraka mengapa sekarang mereka cenderung melaksanakan ritual-ritual yang begitu mewah dan menghabiskan uang begitu banyak. Hal itu sudah dibahas dalam banyak mantra dalam Veda. Yang penting diingat adalah bahwa apa pun yang kita persembahkan dalam yajña selalu akan memberikan hasil yang baik. 

Dalam Veda tidak dijelaskan bahwa Tuhan baru akan puas jika dipersembahkan sesajen yang mewah atau berharga. Kita harus menyadari dan mengerti bahwa bagi Tuhan, sesajen atau apa pun dipersembahkan baik yang sederhana maupun yang mewah, semua sama. 

Dia hanya melihat úraddhà-nya orang yang mempersembahkan yajña tersebut. Jika dengan úraddhà kita beryajña, walaupun sederhana, Tuhan selalu menerima dan Dia kemudian akan memberikan balasannya. Sebaliknya, yajña atau ritual yang besar dan mewah jika tidak ada úraddhà di dalamnya, jelas tidak akan diterima oleh Tuhan. 

Kesimpulannya adalah persembahan yang kita persembahkan pertama-tama dan utama harus berdasarkan úraddhà dan selanjutnya disesuaikan dengan kemampuan atau situasi kondisi yang ada (jangan ada pemaksaan). Untuk itu dalam mantra di atas diklarifikasikan bahwa persembahan apa pun yang kita persembahkan kepada Tuhan selalu berguna dan uang yang kita habiskan untuk upacara tidak akan sia-sia. Justru orang yang selalu mengeluarkan dana untuk yajña akan menjadi lebih makmur dan bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar