Selasa, 03 Juli 2012

Widya dan Awidya

VIDYÀ DAN AVIDYÀ


ivÛa' caivÛa' c yStÜedo.y' sh - 

AivÛya m*Tyu' t¢TvaR ivÛyam*tmè{ute --



vidyàý càvidyàý ca yastad vedobhayaý saha,
avidyayà måtyuý tìrtvà vidyayàmåtam aúnute.
(Yajurveda: 40.14)
Vidyà (vidyàm) dan (ca) avidyà (avidyàm) disebut (vedo) dua jenis pengetahuan (ubhayam) dengan avidyà (avidyayà) mendapatkan kalahiran dan kematian (måtyum) dan dengan vidyà seseorang mendapatkan mokûa (amåtam aúnute).

Vidyà dan avidyà adalah dua jenis pengetahuan. Dengan avidyà seseorang akan mendapatkan kelahiran dan kematian akan tetapi dengan vidyà seseorang akan mendapatkan mokûa’.

Mantra tersebut diambil dari Yajurveda. Di situ dijelaskan perihal vidyà (pengetahuan) dan avidyà (kegelapan). Untuk memahami arti vidyà, terdapat "sa vidyà ya vimuktaye" yang berarti ”Pengetahuan adalah yang bisa memberikan mokûa”. Di sisi lain dalam kesusastraan Sanskreta penyair Bhartåhari dalam Nìtiúatakam mengatakan "vidyà vihina pasu" yang berarti tanpa vidyà seseorang seperti binatang. 

Selain vidyà, binatang dan manusia memiliki kebiasaan yang sama yaitu makan, tidur, takut, dan seks. Manusia bisa unggul karena memiliki vidyà. Jika seseorang memahami vidyà, dia akan mencapai mokûa melalui vidyà, tetapi jika tidak memahami vidyà dan terikat oleh avidyà akan terus menerus lahir dan mati di dunia fana ini.

Lebih lanjut Àcàrya Úaòkara memberikan komentarnya tentang Vedànta dengan memperkenalkan màyà yaitu avidyà itu sendiri. Dijelaskan bahwa màyà adalah sebuah kekuatan Ìúvara yang selalu menghalangi manusia untuk menuju ke vidyà. Màyà adalah kegelapan dan kebodohan. 

Dalam Vedànta terdapat sebuah contoh yang mengumpamakan betapa pentingnya vidyà. Pada suatu malam, seseorang melihat di luar rumahnya sebuah tali yang jatuh, tetapi waktu orang tersebut keluar rumah dia sepertinya melihat ular karena rupa tali mirip dengan ular. Pada waktu mengambil lampu dan menyalakannya, dia melihat bahwa benda itu sebenarnya tali. Jadi, kegelapan itu tidak bisa membedakan antara ular dengan tali. 

Demikian juga manusia yang selalu dipenuhi dengan kegelapan, hanya sibuk mengurus urusan duniawi, yaitu mencari makanan, tidur, ketakutan, dan seks. Jadi supaya tidak hanya hidup dalam lingkungan avidyà, kita memerlukan pemahaman tentang vidyà

Tentang cara memahami vidyà, àcàrya Úaòkara mengatakan perlunya kita mempelajari empat Veda, enam filsafat, Upaniûad, Bhagavadgìtà dan Brahmasùtra. Semua yang terdapat dalam buku-buku suci tersebut menjelaskan tentang pentingnya vidyà. Beliau juga mengatakan seseorang yang sedang mencari vidyà selalu harus waspada, karena jalan menuju vidyà begitu sulit, dan perlu melakukan tapa serta pantangan-pantangan lainnya. 

Sebaliknya, jalan menuju avidyà kelihatannya sangat mudah, indah, dan menyenangkan. Apa yang dihasilkan dari avidyà adalah kelahiran dan kematian yang berulang-ulang. Untuk itu, àcàrya Úaòkara memperkenalkan empat mahàvàkya supaya umat manusia mencari jalan vidyà, yaitu :
- Brahma satyam jaganmithyà,
- Ayamàtmà brahma,
- Tat tvam asi
- Ahaý brahmàsmi.
Artinya:
- Hanya Tuhanlah yang benar yang lainnya semua tidak benar.
- Àtma adalah Brahma itu sendiri.
- Engkau adalah Brahma.
- Saya adalah Brahma.
Jika seseorang mengikuti hal tersebut dan mencari viveka melalui vidyà, maka orang itu akan mampu membedakan antara vidyà dan avidyà. Melalui vidyà seseorang akan mendapatkan mokûa dan melalui avidyà seseorang akan mendapatkan kelahiran dan kematian terus menerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar