VIDYÀ DAN AVIDYÀ
ivÛa' caivÛa' c yStÜedo.y' sh -
AivÛya m*Tyu' t¢TvaR
ivÛyam*tmè{ute --
vidyàý
càvidyàý ca yastad vedobhayaý saha,
avidyayà måtyuý tìrtvà vidyayàmåtam aúnute.
(Yajurveda: 40.14)
Vidyà
(vidyàm) dan (ca) avidyà (avidyàm) disebut (vedo)
dua jenis pengetahuan (ubhayam) dengan avidyà (avidyayà)
mendapatkan kalahiran dan kematian (måtyum) dan dengan vidyà seseorang
mendapatkan mokûa (amåtam aúnute).
’Vidyà
dan avidyà adalah dua jenis pengetahuan. Dengan avidyà seseorang
akan mendapatkan kelahiran dan kematian akan tetapi dengan vidyà seseorang
akan mendapatkan mokûa’.
Mantra tersebut diambil dari Yajurveda. Di situ
dijelaskan perihal vidyà (pengetahuan) dan avidyà (kegelapan).
Untuk memahami arti vidyà, terdapat "sa vidyà ya
vimuktaye" yang berarti ”Pengetahuan adalah yang bisa memberikan mokûa”.
Di sisi lain dalam kesusastraan Sanskreta penyair Bhartåhari dalam Nìtiúatakam
mengatakan "vidyà
vihina pasu" yang berarti tanpa vidyà seseorang seperti binatang.
Selain vidyà, binatang dan manusia memiliki kebiasaan yang sama yaitu
makan, tidur, takut, dan seks. Manusia bisa unggul karena memiliki vidyà.
Jika seseorang memahami vidyà, dia akan mencapai mokûa melalui vidyà,
tetapi jika tidak memahami vidyà dan terikat oleh avidyà akan
terus menerus lahir dan mati di dunia fana ini.
Lebih lanjut Àcàrya Úaòkara memberikan
komentarnya tentang Vedànta dengan memperkenalkan màyà yaitu avidyà
itu sendiri. Dijelaskan bahwa màyà adalah sebuah kekuatan Ìúvara yang
selalu menghalangi manusia untuk menuju ke vidyà. Màyà adalah
kegelapan dan kebodohan.
Dalam Vedànta terdapat sebuah contoh yang
mengumpamakan betapa pentingnya vidyà. Pada suatu malam, seseorang
melihat di luar rumahnya sebuah tali yang jatuh, tetapi waktu orang tersebut
keluar rumah dia sepertinya melihat ular karena rupa tali mirip dengan ular.
Pada waktu mengambil lampu dan menyalakannya, dia melihat bahwa benda itu
sebenarnya tali. Jadi, kegelapan itu tidak bisa membedakan antara ular dengan
tali.
Demikian juga manusia yang selalu dipenuhi dengan kegelapan, hanya sibuk
mengurus urusan duniawi, yaitu mencari makanan, tidur, ketakutan, dan seks.
Jadi supaya tidak hanya hidup dalam lingkungan avidyà, kita memerlukan
pemahaman tentang vidyà.
Tentang cara memahami vidyà, àcàrya Úaòkara
mengatakan perlunya kita mempelajari empat Veda, enam filsafat,
Upaniûad, Bhagavadgìtà dan Brahmasùtra. Semua yang terdapat dalam
buku-buku suci tersebut menjelaskan tentang pentingnya vidyà. Beliau
juga mengatakan seseorang yang sedang mencari vidyà selalu harus
waspada, karena jalan menuju vidyà begitu sulit, dan perlu melakukan
tapa serta pantangan-pantangan lainnya.
Sebaliknya, jalan menuju avidyà
kelihatannya sangat mudah, indah, dan menyenangkan. Apa yang dihasilkan dari avidyà
adalah kelahiran dan kematian yang berulang-ulang. Untuk itu, àcàrya Úaòkara
memperkenalkan empat mahàvàkya supaya umat manusia mencari jalan vidyà,
yaitu :
- Brahma
satyam jaganmithyà,
- Ayamàtmà
brahma,
- Tat
tvam asi
- Ahaý
brahmàsmi.
Artinya:
- Hanya Tuhanlah yang benar yang lainnya semua tidak benar.- Àtma adalah Brahma itu sendiri.- Engkau adalah Brahma.- Saya adalah Brahma.
Jika seseorang mengikuti hal tersebut dan mencari viveka
melalui vidyà, maka orang itu akan mampu membedakan antara vidyà
dan avidyà. Melalui vidyà seseorang akan mendapatkan mokûa
dan melalui avidyà seseorang akan mendapatkan kelahiran dan kematian
terus menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar