ÚRADDHÀ
è[×yaig{" sim?yte è[×ya hUyte hiv" -
è[×a' .gSy mU/Rin vcsa vedyamis --
úraddhayàgniá
samidhyate úraddhayà hùyate haviá,
úraddhàý bhagasya mùrdhani vacasà vedayàmasi.
(Ågveda: 10.151.1)
Melalui
úraddhà (úraddhayà) menyalakan api untuk yajña (agniá)
dilaksanakan (samidhyate) demikian melalui úraddhà (úraddhayà)
sesajen (haviá) dipersembahkan (hùyate). Kita memuja úraddhà
(úraddhàm vedayàmasi) dengan pujian keagungan (vacasà) yang
sebenarnya paling memberkahi kemakmuran.
’Melalui
úraddhà-lah api untuk yajña dinyalakan dan dilaksa-nakan melalui úraddhà
pula sesajen dipersembahkan. Oleh karena itu, kami memuja úraddhà dengan
pujian keagungan yang sangat memberkahi kami untuk kemakmuran’.
Konsep úraddhà begitu penting dalam kehidupan manusia.
Tanpa itu manusia tidak akan bisa mendekatkan diri dengan Tuhan. Dalam Ågveda
terdapat enam mantra yang membahas pentingnya úraddhà bagi umat manusia.
Mengapa pada zaman sekarang banyak terjadi masalah, hal itu disebabkan oleh
kurang pemahaman akan konsep-konsep úraddhà.
Melalui úraddhà
seseorang bisa hidup bahagia dalam dunia ini dan akan cepat menuju ke jalan mokûa.
Dalam Veda dikatakan bahwa para dewa pun mempercayai úraddhà,
maka mereka selalu menang melawan kaum asura "yathà devà asureûu
úraddhàm ugreûu cakrire" (Ågveda: 10-151-3), juga dijelaskan
bahwa para dewa memuja úraddhà karena úraddhà adalah pemberi
kemakmuran.
Lebih lanjut dijelaskan, para yogi dan bhakta selalu
memohon supaya mereka mendapatkan úraddhà dalam brata dan tapa. Jika
seseorang melakukan brata dan tapa dengan úraddhà, orang tersebut akan
menerima karunia istimewa untuk mendapatkan kebahagiaan duniawi dan rohani "...úraddhayà vindate
vasu." (Ågveda:
10-151-4).
Tuhan sebagai maha pelindung memberikan pesan bagi seluruh
umat manusia supaya mereka pada waktu pagi hari, siang hari, dan malam hari
berusaha mencari úraddhà. Pada saat itu úraddhà akan memberikan
inspirasi kepada seseorang yang akan memuja úraddhà.
Dalam Veda dikatakan jika seseorang hanya hafal mantra
dan artinya tetapi tidak mempunyai úraddhà, maka bagi orang itu mantra
tersebut tidak akan berguna. Namun, jika seseorang mengucapkan mantra-mantra Veda
dengan úraddhà, ia akan berhasil berhubungan dengan Tuhan.
Karena
seluruh hidup didasarkan úraddhà, maka bila suami tidak percaya kepada
istri, guru tidak percaya sama murid, raja tidak percaya kepada menteri, dan
lain-lain, ini berarti hubungan duniawi tersebut juga akan hancur. Untuk itu,
dalam Veda secara tegas disarankan supaya setiap orang menghadirkan úraddhà
supaya bisa hidup bahagia dan hubungan duniawi dengan rohani bisa berjalan
dengan baik.
Dalam mantra tersebut dijelaskan bahwa api yang suci untuk
melaksanakan yajña dinyalakan melalui úraddhà dan sesajen juga
dipersembahkan dengan úraddhà karena walaupun seseorang melakukan
upacara besar dengan sesajen yang mewah, sesajen dan upacara ini tidak akan
berhasil, jika pelaksana yajña (yajamàna) tersebut tidak
melaksanakannya dengan úraddhà.
Dalam mantra dijelaskan
"Laksanakanlah karma yang baik seperti yajña, upacara, dan yang lainnya dengan úraddhà, karena úraddhà itu sendiri karunia dari Tuhan yang berarti memberikan kemakmuran, kebahagiaan bagi pelaksananya".
Veda menekankan
bahwa melalui yajña seseorang akan mendapatkan dìkûa, dan dari dìkûa
seorang yajamàna akan mem-berikan dakûióà kepada para pandita
serta melalui dakûióà yajamàna tersebut akan mendapatkan úraddhà
dalam hidup ini, dan melalui úraddhà dia akan mendapatkan mokûa.
Dalam zaman Kaliyuga kelihatan úraddhà mulai kurang,
sehingga muncul konflik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu
mantra tersebut memberikan jalan pemecahannya yang terbaik, yaitu kembali ke
konsep úraddhà
Tidak ada komentar:
Posting Komentar