VÀNAPRASTHA
t¢TvaR tma'is bhu/a mhaNTyjo nakma ¹mta' t*t¢ym( --
Tìrtvà tamàýsi bahudhà mahàntyajo nàkamà kramatàý
tåtìyam.
(Atharvaveda: 9.5.1)
Wahai
gåhastha, dengan pengetahuanmu (prajànan) mulailah kamu
(àrabhasva) Vànaprastha Àúrama sebagai àúrama-mu yang keempat
(etam), arah dan mengolah pikiranmu dari gåhasthàúrama (anaya) dan
mendapatkan (gacchatu) Vànaprasthàúrama (lokam api) yang dijalani oleh
para åûi yang suci (sukåtam). Dengan banyak/baik (bahudhà)
menjauhkan/melepaskan (tìrtvà) kegelapan yang (tamàýsi) yang
besar (mahànti), mengenal àtma-nya sebagai sesuatu yang kekal
(ajaá) melaksanakan (akramatàm) àúrama ketiga yaitu Vànaprastha
(tåtìyam) yang bebas dari duka (nàkam).
’Wahai
gåhastha dengan pengetahuan yang kau miliki, mulailah kamu dengan Vànaprastha
àúrama dan arahkan pikiranmu dari gåhastha àúrama menuju ke àúrama
vànaprastha yang telah dijalani para åûi yang suci. Dengan
melepaskan segala kegelapan kamu akan mengenal àtma sebagai sesuatu yang
kekal. Oleh karena itu, laksanakanlah àúrama ketiga yaitu Vànaprastha
yang bebas dari segala duka.
Mantra dari Atharvaveda tersebut membahas bagaimana
manusia perlu hidup di dunia ini. Diketahui ada dua tahap hidup dalam
melak-sanakan kehidupan di dunia yaitu pravåtti (bhogavàda) yang
berarti menikmati segala hal keduniawian, dan yang kedua yaitu nivåtti (tyàgavàda)
yang berarti melepaskan segala ikatan duniawi. Para åûi meneliti bahwa
pada mulanya kehidupan dimulai dengan bhogavàda, tetapi pada akhirnya
hidup menuju ke tyàgavàda, yaitu melepaskan segala ikatan duniawi dan
minta perlindungan Tuhan.
Konsep Veda tentang kehidupan di dunia ini sangat
jelas, yaitu bahwa tanpa menikmati/melihat kehidupan dunia manusia tidak bisa
menuju arah kebenaran, itulah salah satu cara bagi seseorang untuk menjalani
kehidupan duniawi yang kemudian menyiapkan diri pada masa akhir dengan menerima
àúrama ketiga, yaitu vànaprastha. Tugas vànaprastha adalah
kembali lagi mulai bertapa, dan secara bertahap melepaskan segala ikatan
duniawi.
Vànaprastha berarti
kembali menyucikan diri dan bersiap-siap untuk memasuki àúrama keempat,
yaitu saònyàsa. Vànaprastha sangat penting dalam kehidupan karena
melalui àúrama ini manusia bisa membedakan kebahagiaan duniawi dan
kebahagiaan sempurna.
Seperti contoh, Åûi Yàjñavalkya mempunyai dua istri
yaitu Gargì dan Maitreyì. Setelah lama mereka menjalani kehidupan
gåhastha, suatu saat sang åûi berpikir, bahwa sekarang saatnya
pergi ke hutan dan bertapa sebagai vànaprastha. Namun, sebelum ke hutan
dia ingin membagi-bagikan harta benda.
Mendengar hal itu dari sang åûi, Gargì yang cerdas menanyakan kepada suaminya,
Lalu kedua istrinya bertanya,
Mendengar hal itu dari sang åûi, Gargì yang cerdas menanyakan kepada suaminya,
"Anda mau ke mana?"Sang åûi menjawab :
bahwa beliau mau ke hutan.Gargì bertanya lagi,
"Untuk apa?"Åûi menjawab,
"Untuk mencari kebahagiaan sempurna".Lalu ditanya lagi,
"Apakah dengan membagi-bagikan harta benda kita berdua akan bahagia?".Sang åûi menjawab bahwa hanya kebahagiaan seperti itu yang manusia bisa dapatkan di dunia ini.
Lalu kedua istrinya bertanya,
"Jika melalui harta benda kita tidak mendapatkan kebahagiaan sempurna di dunia, lalu untuk apa Anda membagi-bagikan harta benda?"Akhirnya mereka pun juga ingin ikut ke hutan untuk mencari kebahagiaan sempurna.
Dialog antara åûi dan kedua istrinya tersebut kemudian
menjadi sebuah upaniûad, yaitu Maitreya Upaniûad. Dengan demikian
mantra tersebut menjelaskan betapa perlunya menjadi vànaprastha untuk
mencapai mokûa. Tanpa àúrama tersebut, orang sulit sekali
melepaskan ikatan duniawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar