RUMAH TANGGA YANG IDEAL
sMyÆ" sv–ta .UTva vac' vdt .d–ya --
Samyañcaá savratà bhùtvà vàcaý vadata bhadrayà.
(Atharvaveda: 3.30.3)
Saudara
(bhràtà), tidak (mà), saling benci/bertengkar (dvikûat) sesama
saudara (bhràtaram), demikian juga saudara perempuan tidak bertengkar
sesama saudara perempuan (mà svasàram uta svasà). Semua anggota keluarga
mengucapkan kata-kata yang baik dan benar (vàcam vadata bhadrayà), dan
tinggal dalam kekeluargaan (samyañcaá savratà bhùtvà)
’Saudara
laki-laki tidak bertengkar di antara sesama, demikian juga saudara perempuan
tidak bertengkar di antara sesama, dan semua anggota keluarga melantunkan
kata-kata yang baik, dan tinggal dalam kekeluargaan’.
Dalam mantra tersebut dijelaskan tentang sebuah rumah tangga
yang ideal. Sekarang dalam masyarakat kondisinya sudah semakin memprihatinkan.
Hal ini terlihat dari hubungan antaranggota keluarga yang tidak terjalin dengan
baik dan tidak saling memperhatikan. Menurut Veda, hubungan dalam sebuah
keluarga harus dijalani dengan baik.
Untuk itu, dalam Atharvaveda terdapat mantra yang artinya bahwa sebuah rumah tangga baru dikatakan rumah tangga yang ideal bila anak patuh pada perintah ayahnya dan satu pikiran dengan ibunya dan istri selalu mengucapkan kata yang halus dan benar yang bisa memberikan ketenangan dan kesejuka.
Untuk itu, dalam Atharvaveda terdapat mantra yang artinya bahwa sebuah rumah tangga baru dikatakan rumah tangga yang ideal bila anak patuh pada perintah ayahnya dan satu pikiran dengan ibunya dan istri selalu mengucapkan kata yang halus dan benar yang bisa memberikan ketenangan dan kesejuka.
Dalam mantra di atas dikatakan jangan terjadi permusuhan
antar-saudara. Kalimat ini penting sekali karena pada zaman ini kebanyakan
perang yang sedang terjadi seperti di Afganistan, Kosovo, Timor Timur, dan
lain-lainnya, adalah karena permusuhan antar-saudara. Hal inilah yang menarik
perhatian seluruh dunia. Hal seperti itu pula terjadi di zaman dulu, yaitu
ketika terjadi perang antara Pàóðava dengan Kurava. Mereka
sebenarnya bersaudara, tetapi kenyataan membuktikan pada akhirnya mereka harus
berhadapan di medan perang yaitu di Kurukûetra untuk menyelesaikan
masalah mereka.
Hubungan persaudaraan begitu penting. Bila kita jaga dengan
baik dan terus membinanya akan menciptakan suasana yang damai dan tidak akan
lagi terjadi permusuhan di antara sesama di dunia ini.
Untuk itu Veda menyadarkan manusia supaya mereka hidup
dalam satu tali persaudaraan dan tidak lagi melakukan permusuhan di antara
sesama. Demikian juga dalam kalimat yang kedua dijelaskan "mà svasàram
uta svasà" yang berarti saudara perempuan juga tidak boleh bermusuhan
dengan sesama saudara. Terakhir dijelaskan bahwa semua manusia hidup dalam sebuah
lingkungan kekeluargaan dan hidup damai serta selalu mengucapkan kata yang baik
dan benar.
Seringkali dalam sebuah keluarga terjadi masalah karena
ucapan yang membuat bermusuhan. Untuk mencegah hal tersebut, berucap harus
selalu dengan baik dan sopan, sehingga kita bisa hidup dalam keharmonisan
dengan sesama. Supaya selalu ada kedamaian dalam sebuah keluarga, maka terdapat
banyak mantra yang bisa diucapkan seperti;
"sastu màtà sastu pità sastu úvà sastu viúpatiá, sasantu sarve jñàtayaá sastva yamabhito janaá". (Ågveda: 7-55-5).
Artinya: "Semoga ayah, ibu dan semua keluarga hidup damai dan binatang peliharaan hidup bahagia".
Dengan demikian sebuah keluarga baru disebut ideal bila
terwujud suasana kedamaian di dalamnya. Bilamana hal itu tidak terjadi, rumah
tersebut dianggap "neraka". Walaupun hampir seluruh agama
meng-anggap bahwa surga dan neraka itu berada "di atas",
tetapi bisa dikatakan sebenarnya sorga dan neraka itu juga ada di bumi ini.
Manusia yang selalu bekerja keras sehingga berhasil dalam hidupnya dan kemu-dian hidup tenang menikmati hidupnya dalam masyarakat dapat dikatakan sedang menikmati surga di dunia ini. Sebaliknya manusia yang sedang menderita kelaparan, musibah, penyakit yang tidak ada obatnya, dan penderitaan-penderitaan lainnya dapat disebut sedang mengalami proses neraka di dunia ini.
Manusia yang selalu bekerja keras sehingga berhasil dalam hidupnya dan kemu-dian hidup tenang menikmati hidupnya dalam masyarakat dapat dikatakan sedang menikmati surga di dunia ini. Sebaliknya manusia yang sedang menderita kelaparan, musibah, penyakit yang tidak ada obatnya, dan penderitaan-penderitaan lainnya dapat disebut sedang mengalami proses neraka di dunia ini.
Untuk itu hendaknya kita selalu menghindarkan diri dari
konflik keluarga dan mampu juga berkompromi dengan orang lain. Manusia dapat
hidup dan berkembang karena mereka mau berkompromi dengan sesama dan alamnya. Veda
pun menyatakan bahwa bila hidup dalam persaudaraan dan tidak bermusuhan, sebuah
keluarga tidak akan pecah dan akan disebut rumah tangga yang ideal, di mana
setiap anggota mendapatkan hak masing-masing dan hidup dengan harmonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar