Senin, 02 Juli 2012

Swastaye

SVASTAYE


ko v" Stom' ra/it y' jujozq ivëe devaso mnuzo yit în - 

ko vo_?vr' tuivjata Ar' krÛo n" pzRdTy'h" SvStye --

Ko vaá stomaý ràdhati yaý jujoûatha viúve devàso manuûo yatiûþhana,
Ko vo 'dhvaraý tuvijàtà araý karadyo naá parûadatyaýhaá svastaye.
(Ågveda: 10.63.6)
"Wahai umat manusia, (viúve devàso manuûo) berapa pun jumlahmu yang ada, pikirlah (yati ûþhana) kepada siapa kamu memuja/menyembah (yaý jujoûatha), dan siapa dia (kaá) yang memenuhi, menerima pujian dan persembahanmu (va stomaý ràdhati). Wahai manusia, yang sering mendapatkan kelahiran (tuvijàtà) siapakah yang dapat menyempurnakan (ka araý karad) yajña-mu (vo adhvaram). Jawabannya yaitu Aku (Tuhan)-lah yang (yaá) dapat menebus pàpa dan menjauhkan dirimu dari segala pàpa (parûadatyam)

’Wahai manusia, berapa pun jumlahmu, pikirkanlah siapa yang kamu puja, dan siapakah yang menerima puja dan persembahanmu. Wahai manusia, yang sering lahir berulang-ulang siapakah yang dapat menyempurnakan yajña-mu. Yang dapat menebus dosa papamu dan yang menjauhkan dari semua itu adalah Aku’. 

Mantra tersebut berasal dari Ågveda. Di situ pada bagian pertamanya terdapat beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh Tuhan, dan akhirnya Tuhan sendiri yang menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Petanyaan pertama adalah "Wahai manusia! Berapa pun jumlahmu yang ada, pikirkanlah siapa yang kamu puja". 

Para filosof mengartikan awalnya manusia menerima Tuhan pada waktu dia dalam ketakutan dan bahaya. Karena dalam banyak hal manusia itu ada batasnya, dan manusia tidak dapat melakukan hal-hal tertentu. Jika gagal padahal sudah berusaha semaksimal-mungkin, pada waktu itu juga dia minta tolong kepada Tuhan, dan baru kemu-dian menerima serta mengakui Tuhan sebagai kekuatan yang lebih besar. 

Untuk itu dalam pertanyaan tersebut Tuhan bertanya "Siapakah dia yang kamu puja?" Hal ini karena pada waktu manusia putus-asa atau tidak mampu lagi, barulah dia mulai memuja Tuhan supaya keinginannya didengar. Untuk itu, dia membaca mantra tersebut atau melakukan persembahyangan dengan cara-cara yang telah ditetapkan oleh para åûi dan sarjana. 

Demikian juga dalam pertanyaan kedua Tuhan bertanya "Siapakah dia yang kamu persembahi dan siapa yang akan memenuhi keinginan-keinginanmu?" yang berarti bahwa pada waktu manusia memuja Tuhan pasti punya tujuan. Tujuan itu bisa berupa permintaan untuk mendapatkan kebahagiaan duniawi atau mokûa. Tuhan sebagai Yang Mahatahu menanyakan lagi "Siapa yang bisa memenuhi keinginan-keinginan tersebut?"

Pertanyaan yang ketiga adalah "Jika manusia itu melakukan yajña, maka siapa yang akan menyempurnakan yajña tersebut?"

Jadi, jelasnya di sini terdapat tiga buah pertanyaan yaitu: pertama, kepada siapa kita memuja, kedua, siapa yang memenuhi keinginan-keinginan kita tersebut, dan ketiga, siapakah yang menyempurnakan yajña tersebut. Untuk itu di bagian akhir mantra tersebut, Tuhan sendiri menjawab semua pertanyaan tersebut. 

Di situ Tuhan memberikan penjelasan bahwa Tuhan-lah yang menebus segala kepapaan umat manusia. Dia yang perlu dipuja dan Dia juga yang dapat memenuhi semua keinginan manusia, serta Dia pulalah yang menyempurnakan yajña yang dilakukan oleh umat manusia.

Melalui mantra tersebut, Tuhan telah membuktikan kepada seluruh umat manusia bahwa hanya Tuhan yang perlu dipuja supaya manusia tidak lagi bingung mengenai keberadaan Tuhan. Mengenai hal tersebut pernah muncul filosofi Càrvàka, di mana filosofi orang Càrvàka yang berkembang pertama di India lalu menyebar ke mana-mana di dunia, dan orang-orang tersebut sekarang pun bisa dilihat dengan moto "Eat, drink and marry". Makan, minum, dan kawin adalah tujuan hidup mereka dan tidak ada tujuan lain. 

Supaya manusia tidak berpikir seperti Càrvàka, dengan mantra tersebut Tuhan menyuruh umat manusia supaya mereka sadar dan kembali menerima Tuhan, karena Dia yang dapat memberikan karunia atas pemujaan dan yajña

Dengan demikian, diharapkan nanti manusia tidak lagi melakukan kepapaan, sehingga manusia bisa menerima Tuhan sebagai segala-galanya dan dapat menyatukan diri untuk selama-lamanya dengan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar