Senin, 02 Juli 2012

obat kedamaian

OÛADHAYA ÚÀNTI


suimi]ya n_Aap_Aoz/y" sNtu duimRi]yaStmW 

sNtu yoSmaNÜiì yÆ vy' iÜZm" --
Sumitriyà na 'àpa 'oûadhayaá santu durmitriyàstamai santu yosmàn dveûþi yañ ca vayaý dviûmaá.
(Yajurveda: 35.12)
Oh Tuhan dengan segala karunia-Mu, air (àpaá) dan obat (oûadhayaá) ini memberi kesembuhan/kedamaian (sumitriyà oûadhayaá santu) kepada kami (na), namun akan memberikan kesedihan atau duka (durmitriàstamai) kepada orang yang tidak baik yang membenci kami (yo asmàn dveûþi) dan yang kami benci (vayam dviûmaá).

’Oh Tuhan dengan segala karunia-Mu, semoga air dan obat ini memberi kesembuhan kepada hamba, namun kepada yang membenci hamba dan yang hamba benci semoga ia menjadi duka’.

Bagi orang yang menempuh jalan dharma, segala ciptaan dunia seperti obat, air dan udara akan memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, orang yang jahat akan selalu mendapatkan penderitaan di dunia ini.

Mantra di atas, yang diambil dari Yajurveda, diucapkan sebelum seseorang minum obat. Mantra tersebut memohonkan agar obat yang kita minum membuat kita sehat. Mantra tersebut bisa dihubungkan dengan tri duka yang dibahas dalam Saýkhyà Filsafat. Tri duka terdiri dari adhidaivika, adhibhautika, dan adhyàtmika.

Adhidaivika adalah segala duka yang berasal dari para dewa, seperti banjir, angin topan, maupun gempa bumi. Adhibhautika adalah duka-duka yang berasal prakåti (alam), seperti dari binatang. Sedang-kan adhyàtmika adalah semua duka yang berasal dari kesebelas indria manusia seperti berbagai penyakit.

Setiap manusia di dunia ini menginginkan kebahagian dan selalu berdoa agar dijauhkan dari segala duka. Tetapi manusia justru lebih banyak mendapatkan duka dibandingkan dengan suka. Hal inilah yang dibahas dalam Filsafat Saýkhyà di mana terdapat kalimat pertama mengenai tri duka tersebut.

Menurut Filsafat Saýkhyà yang ditulis oleh Åûi Kapila, duka tidak bisa lenyap selama peradaban manusia ada. Dengan obat tertentu suatu duka (penyakit) bisa saja hilang/sembuh untuk sementara waktu, tetapi tidak untuk selama-lamanya. Hal itu disebabkan oleh prakåti (alam) yang mempunyai sifat rajas, yang berarti duka.

Manusia tidak bisa lepas dari duka selama hidup di dunia ini, dan tidak pernah bebas dari ikatan duka. Belum lenyap satu penderitaan, penderitaan baru muncul. Dengan obat-obatan atau fasilitas yang ada di dunia modern, manusia berusaha bebas dari duka-duka tersebut. 

Supaya bebas dari segala duka, Saýkhyà memper­kenalkan konsep puruûa prakåti, yaitu melepaskan ikatan prakåti (alam) dari puruûa (àtma). Saat puruûa menjadi satu dengan prakåti itulah menjadi penyebab suka dan duka. Puruûa dan prakåti bisa dibedakan melalui viveka, yaitu pengetahuan. Saat melaksanakan Yoga Samàdhi muncul penge-tahuan/kesadaran bahwa puruûa sebenarnya berbeda dengan prakåti. Puruûa akan melepaskan prakåti yang merupakan penyebab duka sehingga manusia mendapat kebahagiaan sempurna dan bebas dari segala duka. 

Mantra di atas juga bisa dipakai untuk menghentikan black magic (ilmu hitam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar