Senin, 02 Juli 2012

Prayascitta

PRAYAÚCITTA


yÔ–ame ydr<ye yTs.ay' yidiNd–ye - 

ydené²ma vyimdNtdvyjamhe Svaha --

Yad gràme yad araóye yat sabhàyaý yad indriye,
Yad enaúcakåmà vayamidantadavayajàmahe svàhà.
(Yajurveda: 3.45)
Di desa (gràme), di hutan (araóye), dalam rapat atau pertemuan (sabhàyam), dan melalui indera-indera (indriye), apapun dosa/pàpa yang pernah kami lakukan (yadenaúcakåmà) kami jauhkan dengan yajña (vayamidantadava yajàmahe).

’Oh Tuhan! Semoga dengan yajña ini kami dijauhkan dari segala dosa/pàpa yang pernah dilakukan baik itu di desa, di hutan, dalam rapat dan melalui indera-indera hamba’.

Mantra di atas yang terdapat dalam Yajurveda membahas tentang dosa/pàpa yang sering kali kita lakukan dalam kehidupan dan tentang cara menghindari dosa/pàpa tersebut. Terdapat kata gràme, araóye, sabhà, indriya dalam mantra tersebut. Gràma berarti perbuatan pàpa yang dilakukan di lingkungan tempat tinggal (deúa). 

Bila dosa/pàpa dilakukan di dalam hutan seperti merusak hutan dan memburu binatang, perbuatan itu disebut araóye. Sedangkan sabhà, berarti perbuatan pàpa yang kita lakukan saat rapat atau pertemuan, seperti berkata dengan tidak sopan atau saling menghujat satu sama lain. Dalam pandangan Veda, semua itu merupakan dosa. Bahkan menurut Nìtiúàstra, seseorang bisa disebut bodoh jika ia menghadiri suatu rapat atau pertemuan tanpa diundang, menjawab tanpa ditanya, dan memonopoli pembicaraan.

Sementara itu, kata indriya mempunyai makna bahwa kita melaku-kan dosa melalui sepuluh indera yang kita miliki. Manusia sering kali melakukan pàpa dengan sengaja atau tidak sengaja yang menjadi penyebab penderitaan. Tetapi Tuhan yang Maha Penolong memberikan jalan agar manusia mampu menjauhi perbuatan tersebut. Hanya dengan melaksanakan yajña, kita bisa menghindari segala dosa/pàpa yang telah kita lakukan. Konsep prayaúcitta terdapat dalam Veda, yang berarti menyucikan diri dari pàpa. Veda memuat banyak mantra dengan tujuan agar melalui mantra-mantra tersebut manusia bisa melakukan prayaúcitta.

Mantra di atas adalah mantra untuk prayaúcitta, di mana kita memohon kepada Tuhan melalui yajña agar membersihkan pàpa yang pernah kita lakukan dalam kehidupan. Menurut Veda, melaksanakan yajña merupakan perbuatan yang paling suci dan utama. Jika seseorang selalu melaksanakan tugasnya dengan úraddhà, maka ia dapat membersihkan diri dari segala perbuatannya. Namun, banyak orang yang melakukan perbuatan yang jelas-jelas mereka ketahui adalah dosa. Hal ini terjadi karena mereka tidak melaksanakan yajña dengan sungguh-sungguh. 

Riwayat hidup Åûi Vàlmìki dapat dijadikan contoh. Sebelum menjadi seorang åûi, Vàlmìki adalah perampok. Ia membunuh binatang dan merampok orang-orang yang melintas di sebuah hutan. Suatu hari Vàlmìki menghadang perjalanan seorang åûi yang melintas di hutan itu. Ia mengancam akan membunuh åûi itu bila tidak menye-rahkan harta bendanya. 

Sang åûi dengan senang hati akan memberikan segala yang dimilikinya asalkan Vàlmìki bisa menjawab satu perta-nyaan. Åûi itu bertanya siapa yang akan menanggung akibat dari perbuatan pàpa yang dilakukannya setiap hari. Vàlmìki menjawab, "Aku merampok dan membunuh demi anak, istri, dan orang tuaku. Jadi, merekalah yang akan bertanggung jawab"

Sang åûi tidak puas dengan jawaban itu dan menyuruh Vàlmìki pulang dan menanyakan hal itu kepada anak, istri, dan orang tuanya. Sang åûi berjanji untuk menunggu Vàlmìki di hutan itu. Vàlmìki segera pulang dan meminta pendapat keluarganya. Ternyata istri dan orang tuanya mengatakan, bahwa mereka hanya menerima makanan dari Vàlmìki, tetapi tidak ikut melakukan dosa. Jadi, Vàlmìki sendiri yang akan menanggung segala perbuatannya.

Vàlmìki merasa menyesal menjadi perampok demi menghidupi keluarganya, tetapi tidak seorang pun dari mereka yang mau menanggung dosa/pàpa perbuatan yang dilakukannya. Ia kembali ke hutan dan berlutut di hadapan sang åûi. Ia mengaku matanya telah terbuka sekarang. Ia telah melakukan banyak dosa/pàpa di mana ia sendiri yang akan menanggungnya. Åûi itu kemudian mengajak Vàlmìki tinggal di àúrama. di sana ia belajar dan menebus dosa-dosanya melalui yajña. Dunia kemudian mengenal sang perampok sebagai Åûi Vàlmìki yang menulis Ràmàyaóa yang sangat terkenal itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar