Senin, 02 Juli 2012

Sifat Ketuhanan

SIFAT KEDEWATAAN


ivëain dev sivtduRirtain pra suv - yÙd–' tn{_Aasuv" --

Viúvàni deva savitar duritàni parà suva, yad bhadraý tanna 'àsuvah.
(Yajurveda: 30.3)

Tuhan, bagi seluruh mahluk (viúvàni deva) bercahaya seperti sùrya (Savitar) menjauhkan kami dari (parà suva) segala kejahatan (duritàni) dan apa pun (yad) ada yang baik (bhadraý) anugerahkanlah kami supaya mendapatkan kebaikan itu (tanna àsuvaá).

’Tuhan Yang Mahakuasa dari segala mahluk yang ada, bercahaya seperti sùrya, semoga kami dijauhkan dari segala kejahatan dan segala apa pun yang terbaik, anugerahkan kebaikan tersebut kepada kami’.

Konsep dewa dan raksasa sejak dahulu dibicarakan dalam seluruh kitab suci Veda. Dewa disimbolkan dengan kebaikan dan raksasa dengan kejahatan. Hal tersebut dapat dilihat di dunia ini di mana selalu ada dua kekuatan besar yang berbeda, yaitu kebaikan dan kejahatan. Manusia sesuai dengan pengaruh lingkungannya menerima kebaikan atau kejahatan. Kedua sifat tersebut kadang-kadang muncul dalam pikiran manusia sendiri.

Dalam konsep raksasa, raksasa mempunyai dua kepala dan lain-lain yang berbeda dengan manusia. Pada waktu melakukan kejahatan, manusia dianggap jahat seperti raksasa. Tetapi pada waktu manusia membersihkan diri dari segala kejahatan melalui brata, tapa, dan upàsana, muncullah sifat kebaikan yang disebut sifat kedewataan. Jadi, manusia adalah raksasa dalam bentuk kejahatan dan dewa dalam bentuk kebaikannya.

Kata dewa berasal dari kata "div" yang berarti yang memberikan sesuatu kepada dunia atau bercahaya. Seperti Dewa Sùrya memberikan sinar kepada umat manusia, sifat kebaikan orang yang menolong atau memberikan sesuatu kepada orang lain, disebut sifat kedewataan. Supaya sifat kedewataan muncul dalam badan manusia, kita perlu memohon kepada Tuhan supaya terhindar dari perbuatan jahat dan menjadi manusia yang baik.

Tuhan menurunkan Veda untuk menuntun umat manusia, karena Tuhan Yang Mahapelindung mengetahui manusia gampang terpengaruh oleh pikiran jahat dan melupakan ajaran Veda. Untuk itu, selalu dimohonkan supaya kita mendapatkan budi yang baik dan bijaksana agar bisa memisahkan mana perbuatan yang baik dan yang buruk, sehingga umat manusia dapat menuju ke jalan yang benar (agne naya supathàràye). 

Tuhan menurunkan mantra tersebut untuk selalu diucapkan. Mela-lui ucapan-ucapan mantra seseorang bisa membersihkan diri dari segala ûað ripu yaitu kàma, krodha, lobha, moha, mada, matsarya. Ûað ripu sebaiknya tidak muncul dalam badan manusia, sebaiknya sattva guóa yang menonjol karena melalui sattva guóa manusia bisa mendekatkan diri dengan Tuhan. Mantra tersebut begitu penting diucapkan sehari-hari supaya kita menjadi baik dan menuju ke jalan yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar