Senin, 02 Juli 2012

Satya Brata

SATYA VRATA


Ag{e v–tpte v–t' cirZyaim tC^ kwy' tNme ra?ytam( - 

—dmhmn*taTsTymupWim --

Agne vratapate vrataý cariûyàmi taccha keyam tanme ràdhyatàm,
idamahamanåtàt satyamupaimi.
(Yajurveda: I.5)
Oh Tuhan (agne) Rajanya semua brata, (vratapate) saya melaksanakan (cariûyàmi) satya brata (vrata). Dalam brata ini hanya Engkaulah yang bisa memberikan karunia (tacchakeyam) dan hanya Engkaulah yang bisa memberi keberhasilan supaya brata ini penuh kepastian (tanme ràdhyatàm). Semoga jauh dari ketidakbenaran (anåtàt) dan menuju kebenaran (satyam). Itulah satya brata yang saya ucapkan (upaimi).

’Oh Tuhan Engkau adalah Rajanya segala brata, untuk itulah saya melaksanakan satya brata. Karena dalam satya brata ini hanya Engkaulah yang memberikan karunia dan keberha-silan, agar brata ini penuh dengan kepastian, dan semoga dari ketidakbenaran menuju kebenaran, dan demikianlah satya brata yang saya ucapkan’.

Mantra tersebut berasal dari Yajurveda dan begitu penting untuk diterapkan pada zaman Kaliyuga. Kalau para sarjana, pemimpin dan yang lainnya lupa akan arti satya brata yang begitu penting dilakukan di depan Dewa Agni maka terlebih dahulu perlu mengetahui konsep satya brata

Pada saat sekarang ini satya brata cenderung disalahartikan dan diidentikkan dengan "sumpah" yang dilakukan dalam setiap kegiatan. Pemahaman satya brata yang kurang jelas bisa dilihat dalam setiap pertemuan antarteman, keluarga, kantor, dan lain-lain. 

Untuk hal-hal yang kecil, kita sudah langsung melakukan sumpah dan sepertinya hal itu menjadi sesuatu yang sepele. Karena itu sumpah dan janji menjadi cepat putus dan cepat berubah. Demikian juga dalam kaitan sosial politik hal tersebut sering terjadi.

Pada zaman dahulu para pemimpin, sarjana, dan mitra selalu hati-hati untuk mengambil sumpah, karena hal tersebut harus benar-benar dipertanggung­jawabkan dengan baik dan dijalankan walaupun nyawa menjadi taruhannya. 

Mereka begitu memahami arti sumpah yang begitu besar maknanya, sebab jika seseorang bersumpah dan tidak menepatinya, suatu saat dia akan mendapat hukuman dari Tuhan yang tidak bisa dihindari oleh siapa pun. Konsep satya brata begitu tinggi nilainya dan jika seseorang benar-benar menjalankannya dalam hidup ini, dia akan hidup bahagia. 

Seringkali terjadi seseorang bersumpah tetapi dengan mudah dia mengingkarinya, kemudian akibatnya adalah semua rencananya menemui kegagalan dan bahkan akan mengundang masalah-masalah baru yang membuatnya pusing dan bingung. Untuk itu, dalam mantra tersebut disarankan agar kita mengambil sumpah yang benar dan selalu ingat akan sumpah tersebut.

Raja Hariúcandra, saat bersumpah akan selalu mengucapkan perkataan yang benar dan akan menepatinya. Demikian juga Swàmì Dayànanda bersumpah di depan gurunya bahwa dia akan menghapuskan kegelapan dan akan memberikan pengetahuan Veda yang benar kepada dunia.  

Swàmì Vivekananda bersumpah di selatan India dengan bermeditasi di laut dengan air matanya bahwa dia akan menyelamatkan dunia barat dengan ajaran Vedànta, seperti Gautama Buddha menyelamatkan dunia timur dengan konsep Buddha. Orang-orang besar tersebut menjalankan satya brata walaupun mereka mendapatkan kesulitan-kesulitan besar dalam hidup mereka. Mereka percaya brata yang mereka lakukan adalah benar, dan kebenaran selalu akan menang. Sebagai pahalanya orang-orang tersebut mendapatkan kehormatan dalam masyarakat dan nama mereka selalu akan diingat. 

Supaya kita memahami arti brata, dalam mantra tersebut dimohon "Oh Tuhan berikanlah kekuatan supaya satya vrata yang kami lakukan berhasil, karena sumpah ini kami lakukan di depan Dewa Agni (Tuhan) sebagai saksi satya vrata". Mantra tersebut perlu diucapkan dalam setiap persetujuan, perjanjian, dan kesetiaan terhadap agama, supaya semua itu bisa berhasil dalam hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar