Senin, 02 Juli 2012

Hutang

ÅÓA


An*,a AiSmn{*," priSmNt*t¢ye lokw An*,a" Syam - 

devyana" ipt*ya,aé loka" svaRNpqo An*,a Aa i=yem --

Anåóà asminnåóaá parasmin tåtìye loke anåóàá syàma,
Ye devayànàá pitåyàóàúca lokàá sarvàn patho anåóà à kûiyema.
(Atharvaveda: 6.117.3)
Semoga kita bebas dari segala utang di dunia ini (anåóà asmin). Demikian juga bebas dari loka-loka yang lain (anåóàá parasmin) pun uga di loka yang ke tiga (tåtìye loke anåóàá syàma). Juga kami bebas dari segala utang dari loka yaitu devayànà dan pitåyàóà (devayànàá pitåyàóàúca lokaá). 

’Oh Tuhan, semoga kami terbebas dari hutang-hutang di dunia ini dan juga kami terbebaskan dari hutang-hutang yang berkaitan dengan loka-loka lain dan juga dari loka ketiga. Di samping itu, kami juga terbebaskan dari hutang-hutang dari Devayànà dan Pitåyàóà’.

Mantra tersebut berasal dari Atharvaveda yang membahas mengenai utang. Manusia selalu ingin melakukan sesuatu dengan meminjam uang dari bank atau dari teman. Kadang-kadang ia berhasil dan kadang-kadang gagal dalam mewujudkan cita-cita. Hal demikian bukanlah hal baru bagi manusia. Sejak manusia ada, masalah tersebut sudah ada. 

Dalam mantra tersebut dikatakan kita boleh mencari utang dari seseorang tetapi perlu melunasi secepatnya. Untuk itu secara khusus terdapat lima mantra dalam Atharvaveda di mana dimohonkan kita dengan kerja keras dapat melunasi utang-utang yang telah kita buat. 

Dalam mantra Atharvaveda: 6-117-2,  
ihaiva santaá prati dadma enajjìvà jìvebho ni haràma enat, 
yang berarti: Supaya kita lunasi semua utang dalam dunia pada waktu kita masih hidup. 
Apa pun yang kita ambil sebagai hutang dan telah dinikmati supaya dikembalikan hingga kita bebas dari utang tersebut.

Dengan demikian jelas bahwa seseorang boleh mengambil utang dalam masa hidupnya tetapi tidak boleh dilunasi oleh anak atau istrinya. Siapa yang berutang, dia yang harus melunasi.

Mantra yang lain juga menjelaskan seseorang yang telah meminjam uang kemudian menghabiskannya untuk hal-hal yang bukan-bukan, sehingga sulit mengembalikan utang tersebut. Untuk itu dalam mantra tersebut dimohon supaya orang tersebut tidak dihina. Orang yang berhutang sebaiknya mengucapkan mantra tersebut dengan permohonan kepada Tuhan supaya utang tersebut mampu dia kembalikan dan supaya tidak dibawa ke pengadilan. 

Dalam mantra di atas, Veda berpendapat bahwa seseorang harus mengembalikan seluruh utangnya yang telah dipinjam. Sebelum meninggal dunia, manusia harus bebas dari utang duniawi dan juga loka-loka yang lain seperti devayànà dan pitåyàóà. Devayàna dan pitåyàóà adalah loka yang dibahas dalam Upaniûad yang menyatakan bahwa, setelah meninggal dunia, àtma akan menuju Tuhan. Dengan tri loka-nya, àtma tersebut pergi melalui devayànà dan pitåyàóà, yaitu jalan sùrya dan bulan menuju Tuhan. Jika mampu melewati loka tersebut, dia akan mendapat mokûa, atau tidak akan kembali ke bumi.

Dalam mantra tersebut dimohon supaya kita mampu melunasi segala utang di bumi ini. Melalui mantra tersebut kita akan mampu mengembalikan segala utang di dunia ini dan bebas dari segala utang di loka-loka yang lain, sehingga kita mendapat mokûa.

Intisari mantra tersebut adalah, keinginan seseorang melunasi utang-utang agar mendapat mokûa. Dengan melunasi segala utang dan melintasi loka-loka yang lain, kita siap menuju Tuhan melalui jalan devayànà dan pitåyàóà agar selalu tinggal dalam kedamaian sempurna, yaitu mokûa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar