Senin, 02 Juli 2012

Sabda

VAK


Ahmev vat —v p[ vaMyar.ma,a .uvnain ivëa - 

pro idva pr Ena p*iqVyWtavt¢ mihna s' b.Uv --

Aham eva vàta iva pra vàmyàrabhamàóà bhuvanàni viúvà,
Paro divà para enà påthivyaitàvatì mahinà saý babhùva.
(Ågveda: 10.125.8)
Akulah sang úabda, yang seperti angin (vàta eva) dengan lancar (àrabhamànà) di semua (vïsvà) loka (bhuvanani) saya tersebar dan masuk di dalamnya. Saya jauh dari Dyuloka (divà paro) dan jauh juga (parah) dari bumi (enà påithivya). Dengan keagungan Aku (mahinà), Aku begitu luas dan besar (etàvati sam babhùva).

’Akulah Sang Úabda itu yang kecepatannya seperti angin yang melancarkan hubungan manusia di semua penjuru loka dan aku tersebar masuk ke dalamnya. Aku jauh dari Dyuloka dan juga jauh dari bumi dengan keagungan yang Kumiliki sedemikian luasnya’.

Mantra tersebut berasal dari Ågveda, yang membahas mengenai vak yang berarti ucapan. Mantra tersebut mengandung filsafat-filsafat yang memberikan pengertian bahwa sebenarnya vak itu sendiri adalah Tuhan atau Brahma. Vak adalah kekuatan Tuhan. 

Ratusan tahun yang lalu konsep vak pernah dibicarakan oleh filsuf-filsuf India seperti Patañjali, Pàóini dan Bhartåhari yang memberi-kan penekanan pada Úabda Brahma, di mana úabda itu sendiri adalah Tuhan. Mengapa demikian, karena apa pun yang ada dan tidak ada, tanpa diucapkan atau disabdakan, jelas tidak bisa disebutkan. Bahkan tanpa úabda, nama Tuhan pun tidak bisa disebut. 

Untuk itu, apa pun yang ada semuanya adalah úabda atau vak. Untuk membahas hal tersebut para ahli filsafat memperkenalkan suatu konsep yaitu 'sfota'. Sesuai dengan konsep filsafat Nyàya, úabda dianggap sebagai sebuah logika karena úabda itu kekal abadi sama seperti jiwa manusia itu sendiri. Melalui filsafat úabda yang terkonsepkan dalam filsafat Nyàya, karena úabda itu kekal, mantra-mantra tentang Tuhan yang terdapat dalam Veda juga kekal. Jadi jelas bahwa úabda itu sendiri adalah Tuhan.

Begitu penting peranan úabda (ucapan) di sini. Úabda-lah yang membuat manusia bisa berkomunikasi, sehingga kehidupan dunia berjalan lancar. Tidak dapat dibayangkan jika di dunia ini tidak ada ucapan atau úabda. Karena itu, dalam mantra tersebut, lewat ucapan (úabda), Tuhan dengan kekuatan dan kuasa-Nya menyampaikan bahwa Dia berada jauh dari segala tempat baik dari bumi, svarga loka, maupun tempat lainnya karena semua ruang dan waktu itu ada di dalam-Nya. 

Dengan demikian, Dia-lah yang agung, yang begitu besar dan luas, serta memenuhi segala tempat, ruang dan waktu. Intisari dari mantra tersebut adalah: 
'anàdi nidhanaý brahma úabda tattva yadakûaram'  
yang berarti -"Jauh dari kematian dan kekal adanya yaitu Úabda Brahma yang tidak bisa hancur atau termusnahkan". 
Seperti yang dikatakan oleh William Blake "Everything on the earth is the word of God".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar