Selasa, 03 Juli 2012

Punarbhawa

PUNARBHÀVA


s' gC^Sv ipt*i." s' ymeneìapUteRn prme Vyomn( - 

ihTvaya vÛ' punrStmeih s' gC^Sv tNva suvcaR" --



saý gacchasva pitåbhiá saý yameneûþàpùrtena parame vyoman.
hitvàyà vadyaý punarastamehi saý gacchasva tanvà suvarcàá.
(Ågveda:10.14.8)
Wahai, manusia! Di mana orang-orang yang mengikuti aturan dunia (yamena), mendapatkan kehidupan kembali melalui para ibu dan bapak (pitåbhiá saýgacchasva), untuk memenuhi keinginanmu dan untuk menuruti keinginan orang lain/ibu dan bapak (iûþàpurten). Tujuan akhirmu dapat menyatukan diri dengan Tuhan (paramevyoman). Tinggalkanlah kelakuan yang buruk (avadyam) dan kembali (punar) di rumah/dunia (astam), datanglah (emi) dengan badan yang sehat (suvarcaá tanvà) datanglah di dunia ini (saýgacchasva).

’Wahai, manusia, untuk memenuhi keinginanmu dan menuruti keinginan-keinginan ibu/bapak engkau lahir dalam aturan-aturan dunia ini, tetapi tujuan akhirmu adalah untuk mencapai Tuhan (mokûa). Datanglah kembali ke dunia ini dengan badan yang sehat dan tinggalkanlah perbuatan-perbuatan yang tidak baik’. 

Dalam mantra tersebut konsep tentang punarbhàva atau reinkarnasi menjelaskan, bahwa badan boleh saja meninggal, tetapi àtma tidak pernah meninggal. Badan yang sebelumnya ada dalam sthùla úarìra (badan kasar), setelah meninggal, àtma dengan saýskàra (perbuatan karmaphala)nya akan menjadi sùkûma úarìra. 

Dalam mantra tersebut dijelaskan,  
"Oh manusia, jika pengaruh karma baik dan karma buruk serta masih ada keinginan yang belum terpenuhi di dunia ini, datanglah kembali di bumi ini melalui ibu dan bapak yang baru, karena mereka juga mempunyai keinginan untuk mendapatkan putra atau putri".  
Dijelaskan juga, manusia lahir kembali ke bumi jika keinginan jiwa dengan keinginan ibu/bapak adalah sama. Jika memang demikian, jiwa masuk dalam kandungan ibu. Akan tetapi, dalam mantra tersebut dikatakan bahwa bila lahir kembali untuk memenuhi keinginan, jangan lupa kamu lahir untuk mendapatkan mokûa melalui kehidupan yang baru. 

Kelahiran berulang-ulang belum tentu menyatukan diri dengan Tuhan. Untuk itu, dengan kelahiranmu yang baru, usahakan supaya mendapatkan mokûa atau menyatukan diri dengan Tuhan, maka barulah àtma akan mendapatkan ànanda (kebahagiaan). 

Kata hitvàyà berarti ”Oh manusia, tinggalkanlah kelakuanmu yang tidak baik, janganlah diulangi dalam kehidupanmu yang baru. Dengan hal tersebut, berusahalah menjadi baik supaya bisa mendapatkan pengetahuan untuk menyatukan diri dengan Tuhan. 

Juga diharapkan dalam kelahiran yang baru, datanglah dengan badan yang sehat dan bercahaya supaya bisa hidup tanpa penyakit. Keinginan bisa terpenuhi dengan baik lewat badan yang sehat. Jika badanmu tidak sehat (berpenyakit), karena tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaan di dunia dan kamu akan merasa kurang. Untuk itu, kamu pun ingin datang lagi di bumi ini untuk memenuhi keinginan tersebut. 

Namun, badan sehat seseorang yang telah memenuhi keinginan akan terpuaskan dan akan berusaha mencapai tujuan akhir manusia, yaitu mokûa. Selama karma baik dan buruk masih ada, keraguan masih menyelimuti jiwa, dan ada keinginan yang belum tercapai, manusia akan lahir kembali untuk memenuhi hal tersebut. Sampai kapan pun manusia berusaha untuk memenuhi keinginan di dunia ini, sehingga proses kelahiran dan kematian tidak akan pernah selesai. 

Dalam mantra tersebut dijelaskan lahirlah untuk mencapai mokûa. Jika seseorang bisa lepas dari karma baik dan buruk, tidak ada keinginan apa pun, dan semua keraguan hilang, pada waktu itu àtma akan menyatukan diri dengan Tuhan.

Dalam Ågveda pertama-tama muncul konsep reinkarnasi bahwa manusia tidak hanya lahir sekali saja tetapi berkali-kali sesuai dengan karma masing-masing. Manusia terus akan lahir dalam bentuk lain selama tidak ingin menyatukan diri dengan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar