PÅTHIVÌ
gvamëana' vysé ivîa .g' vcR" p*iqv¢ no d/atu --
Gavàmaúvànàý vayasaúca viûþhà bhagaý varcaá
påþhivì no dadhàtu.
(Atharvaveda: 12.1.5)
Di
ibu påþhivì di tempat (yasyàm) para leluhur (pùrvajanà) pernah
melakukan karma yang istimewa (vicakrire), di bumi ini juga para
dewa (devà) pernah mengalahkan raksasa (asurànabhyavartayan),
yang menjadi tempat tinggal bagi sapi, kuda, dan burung-burung (gavàmasvànàm
vayasaúca). Ibu påþhivì (påþhivì) sedemikian rupa memberikan
(dadhàtu) keberuntungan dan cahayanya (varcaá) kepada kita semua
(naá).
’Pada
Ibu Pertiwi ini, di tempat para leluhur pernah melakukan karma yang
sangat istimewa, di bumi ini para dewa juga pernah mengalahkan para raksasa,
demikian juga tempat ini menjadi tempat tinggal sapi, kuda, dan burung-burung.
Ibu Pertiwi sedemikian rupa memberikan keberuntungan dan memberikan cahayanya
kepada kita semua’.
Sejarah manusia pertama kali diulas dalam Atharvaveda.
Påþhivì dikatakan sebagai ibu bagi manusia. Di sana juga dijelaskan
bagaimana perasaan cinta terhadap tanah air merupakan segala-galanya bagi
kita.
Seperti diketahui, pada awalnya påþhivì mengapung
dalam air yang disebut dengan Hiraóyagarbha berupa sebuah telur yang
berwarna emas. Pada waktu itu telur tersebut pecah menjadi dua yaitu menjadi
bumi dan angkasa. Dalam Atharvaveda juga dikatakan bahwa bumi ini
dilandasi oleh dharma (dharmaóa dhåtam) yang berarti semua cara
kehidupan seharusnya berdasarkan dharma. Supaya dharma selalu
mendapatkan kemenangan. Ibu Påþhivì memilih Dewa Indra sebagai
pelindung bumi.
Dalam Veda disebutkan bumi sebagai Hiraóyavakûaá yaitu
memiliki dada emas. Artinya, siapa pun yang bekerja keras di bumi ini, akan
sukses dan apa pun yang ditanam di bumi akan mendapatkan hasil yang besar.
Untuk menghormati semua anugerah Ibu Påþhivì yang sedemikian besarnya,
sebaiknya kita harus menjaga kelestarian lingkungan dan kebersihan bumi ini.
Bumi ini pernah menjadi tempat bagi leluhur kita yang
melakukan karya-karya besar, yang sampai sekarang masih dihormati oleh
manusia. Demikian juga di bumi ini para dewa mengalahkan raksasa. Perang dewa
melawan raksasa selalu berjalan di bumi ini. Orang baik adalah dewa dan orang
jahat adalah raksasa.
Di sini, bumi sebagai saksi selalu melihat kemenangan dewa karena kehidupannya selalu berdasarkan dharma. Untuk itu dimohon dalam mantra di atas supaya semua mahluk hidup mendapatkan keuntungan dan bercahaya, dan Ibu Påþhivì memberikan kebahagiaan kepada sesama.
Di sini, bumi sebagai saksi selalu melihat kemenangan dewa karena kehidupannya selalu berdasarkan dharma. Untuk itu dimohon dalam mantra di atas supaya semua mahluk hidup mendapatkan keuntungan dan bercahaya, dan Ibu Påþhivì memberikan kebahagiaan kepada sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar