PENCIPTAAN DUNIA
idv' c p*iqv¢' caNtir=mqo Sv" --
Divaý ca påthivìý càntarikûamatho svaá.
(Ågveda: 10.190.3)
Tuhan
(dhàtà) membuat/menciptakan (akalpayat) matahari dan bulan ini
(sùryàcandramasau) sama seperti dulu (yathàpùrvam) demikian juga
siang hari påthivi dan antarikûa diciptakan seperti dulu
(divam, påthivìm, antarikûam)
’Tuhan
menciptakan matahari dan bulan sama seperti pada masa lalu, demikian pula Tuhan
menciptakan siang dan malam, bumi dan antarikûa’.
Mantra tersebut berasal dari Ågveda yang mambahas
tentang penciptaan dunia ini. Dalam Ågveda terdapat sebuah Sùkta
dengan judul Nàsadhiya. Di situ pertama-tama terdapat pembahasan tentang
dunia ini.
Dalam Sùkta tersebut dijelaskan bahwa sebelum penciptaan dunia ini, tidak ada sat (dalam bentuk dunia) dan juga tidak ada asat (tanpa bentuk apa pun). Tidak ada bentuk awal untuk menjadi dunia. Tidak ada angkasa yang biru. Pada awalnya tidak ada kelahiran dan kematian.
Demikian juga siang hari dan malam hari belum ada. "na måtyur asidd amåtaý na hi." (Ågveda: 10-124-2). Pada waktu itu hanya ada tama (kegelapan). Setelah itu Tuhan melaksanakan tapa (yajña) untuk mengevaluasi åta dan satya (nìti dan dharma).
Untuk itu melalui yajña tersebut, Tuhan menciptakan prakåti lalu angkasa dan dari angkasa kemudian angin, dari angin terus awan, kemudian sùrya dan melalui sùrya menjadi samudera, lalu tercipta siang dan malam.
Dalam Sùkta tersebut dijelaskan bahwa sebelum penciptaan dunia ini, tidak ada sat (dalam bentuk dunia) dan juga tidak ada asat (tanpa bentuk apa pun). Tidak ada bentuk awal untuk menjadi dunia. Tidak ada angkasa yang biru. Pada awalnya tidak ada kelahiran dan kematian.
Demikian juga siang hari dan malam hari belum ada. "na måtyur asidd amåtaý na hi." (Ågveda: 10-124-2). Pada waktu itu hanya ada tama (kegelapan). Setelah itu Tuhan melaksanakan tapa (yajña) untuk mengevaluasi åta dan satya (nìti dan dharma).
Untuk itu melalui yajña tersebut, Tuhan menciptakan prakåti lalu angkasa dan dari angkasa kemudian angin, dari angin terus awan, kemudian sùrya dan melalui sùrya menjadi samudera, lalu tercipta siang dan malam.
Mantra tersebut menjelaskan bahwa Tuhan menciptakan dunia ini
sama seperti dulu. Dalam filsafat Vaiúeûika dijelaskan bahwa dua konsep
yaitu sùkûma såûþi (penciptaan dunia dalam pralaya tanpa wujud),
dan sthùla såûþi (penciptaan dunia dalam bentuk seperti sekarang).
Setelah diciptakan-Nya prathivì lalu diciptakan tumbuh-tumbuhan (banaspati) kemudian burung-burung, binatang dan manusia. Pada waktu itu Tuhan juga memberikan ajaran Veda kepada empat åûi tentang empat Veda.
Setelah diciptakan-Nya prathivì lalu diciptakan tumbuh-tumbuhan (banaspati) kemudian burung-burung, binatang dan manusia. Pada waktu itu Tuhan juga memberikan ajaran Veda kepada empat åûi tentang empat Veda.
Sebelum penciptaan dunia, hanya ada Tuhan yang bernafas
sendiri tanpa tergantung pada siapa pun, yang kemudian mengucapkan "ahaý bahu
syàm" yang berarti: "Saya ingin menjadi banyak".
Sejak saat itu mulailah penciptaan dunia oleh Tuhan. Konsep yang terdapat dalam Veda adalah awal pembahasan tentang dunia ini. Lebih lanjut hal itu dibahas dalam enam filsafat yaitu Saýkhyà, Nyàya, Yoga, Vaiúeûika, Vedànta dan Mìmàýsa.
Sejak saat itu mulailah penciptaan dunia oleh Tuhan. Konsep yang terdapat dalam Veda adalah awal pembahasan tentang dunia ini. Lebih lanjut hal itu dibahas dalam enam filsafat yaitu Saýkhyà, Nyàya, Yoga, Vaiúeûika, Vedànta dan Mìmàýsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar