Senin, 02 Juli 2012

Parlemen

PARLEMEN


s>y" s.a' me paih ye c s>ya" s.asd" --
sabhyaá sabhàý me pàhi ye ca sabhyàá sabhàsadah.
(Atharvaveda: 19.55.5)

Tuhan Yang Maha Bijaksana dalam pemerintahan (sabhya), karena itu lindungilah (pàhi) parlemen (sabhà) kami (me) dan juga (ca) para anggota parlemen (sabhàsadaá) yang baik dan jujur untuk selalu menjaga kebenaran dan juga keadilan dalam berkat-Mu. Oh Tuhan yang selalu dipuja oleh para hamba-Mu 

’Tuhan Mahabijaksana dalam pemerintahan, oleh karena itu, lindungilah dewan dan para anggota dewan yang baik dan jujur dan dengan perlindungan-Mu menjaga kebenaran dan keadilan. Oh Tuhan, Engkau dipuja para pemuja-Mu.

Mantra tersebut berasal dari Atharvaveda yang menjelaskan tentang konsep pemerintahan sebuah negara. Pertama-tama dalam Atharvaveda dan kemudian juga dalam Yajurveda disebutkan kedudukan raja/pemimpin dalam pemerintahan. 

Dijelaskan, satu orang saja tidak bisa disebut raja/pemimpin dalam sebuah negara, karena menurut Veda, tiga parlemen (sabhà) baru bisa dikatakan raja/pemimpin yang sebenarnya. 

Pertama yaitu àryaràjyasabhà, atau peraturan-peraturan internal maupun eksternal tentang negara dan tugas pemerintahan yang perlu dilaksanakan melalui àryaràjyasabhà

Yang kedua adalah àryavidyàsabhà. Melalui parlemen ini diupayakan bagaimana pengetahuan dan pendidikan bisa berkembang, agar semua berusaha menjadi manusia sejati. 

Setelah itu yang ketiga adalah àryadharma-sabhà, agar para anggota selalu melindungi dharma, sehingga adharma tidak bisa muncul dalam kerajaan, "trìnì ràjànà vidathe" (Ågveda-3-2-1), berarti bahwa dalam konsep Veda seorang pemimpin bukan hanya satu orang tetapi yang benar adalah tiga sabha yang memimpin negara. 

Itu dimaksudkan untuk menghindari supaya sese-orang tidak menjadi pemimpin selama-lamanya sehingga tidak bisa melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan dharma. Jadi jelas dalam konsep Veda tiga sabha itulah yang akan memutuskan rencana untuk negara. 

Raja sebagai pemimpin hanyalah sebagai pelaksana apakah rencana tersebut terwujud atau tidak. Untuk itu raja atau pemimpin selalu memohon kepada Tuhan dirinya diberikan kekuatan oleh Tuhan untuk bisa melindungi hak-hak rakyat dan selalu siap melaksanakan tugas kenegaraan. 

Raja sebagai seorang pemimpin bukan saja minta agar dia diberi kekuatan, tetapi juga harus selalu mohon kepada Tuhan supaya para anggota parlemen yang mempercayai beliau selalu dalam perlindungan Tuhan. 

Satu hal perlu dijelaskan di sini, bahwa dalam mantra tersebut terdapat kata-kata siapa saja yang boleh menjadi anggota parlemen. Ada dua persyaratan, yaitu pertama, seorang yang berkelakuan baik dalam masyarakat, dan kedua adalah orang yang mampu menjaga kebenaran dan keadilan. 

Seorang anggota parlemen yang selalu berpegang pada kebenaran barulah dia bisa menjadi anggota parlemen yang baik. Dalam akhir mantra tersebut, dikatakan bagaimana hal yang demikian akan terwujud. 

Untuk itu, seorang raja atau pemimpin mohon supaya Tuhan sebagai pelindung dunia selalu memberikan budi yang baik kepada dirinya agar selalu mengikuti perintah-Nya, dan selalu menjaga kebenaran dan keadilan dalam negara sehingga raja dapat memerintah dalam kedamaian. 

Mantra tersebut diturunkan oleh Tuhan supaya para raja atau pemimpin bisa memahami artinya dan selalu mengucapkan mantra tersebut mulai memutuskan rencana apa pun bersama perlemen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar