Selasa, 03 Juli 2012

Ngaben

NGABEN


vayurinlmm*tmqed' .SmaNt' xr¢rm( - 

AO' ¹to Smr - iKlbe Smr - ²t' Smr --



Vàyur anilam amåtam athedaý bhasmàntaý úarìram,
Auý krato smara klibe smara kåtaý smara.
(Yajurveda: 40.15)
Wahai manusia badanmu dibuat oleh bàyu (vàyu) dan api (anilam) supaya mendapatkan mokûa (amåtam) dan mayat ini (athedaý úarìraý) akan menjadi abu (bhasmàntaý) untuk itu ingatlah (kåtosmara) nama Tuhan (AUÝ), untuk itu wahai manusia ingatlah perbuatanmu (kåtaý smara).

’Wahai manusia, badanmu yang dibuat oleh pañca mahà-bhùta akhirnya menjadi abu dan àtma-nya akan mendapatkan mokûa. Oleh karena itu, ingatlah nama Tuhan, yaitu AUÝ, ingatlah nama Tuhan yaitu AUÝ, dan ingatlah perbuatanmu’.

Mantra dari Yajurveda tersebut adalah mantra yang selalu diucapkan pada waktu upacara ngaben (cremation). Dalam mantra tersebut dijelaskan perintah langsung kepada manusia bahwa badannya dibuat dari påthivì, api, angin, air, angkasa, dan setelah meninggal, semuanya akan kembali kepada pañca tattva. Dijelaskan àtma sudah tidak ada dalam badan yang meninggal, dan sudah mendapatkan amåtam (mokûa) atau sudah menyatukan diri dengan Tuhan. 

Untuk itu, badan orang yang sudah meninggal tersebut perlu di-aben supaya bisa bersatu dengan pañca tattva. Bhasmàntam úarìram berarti bahwa suatu hari kita semua akan menjadi abu dan tidak ada satu pun juga yang bisa mencegahnya. 

Kita disarankan, "Wahai manusia ucapkanlah nama Tuhan". Untuk yang mana yang mesti diucapkan dan mana yang paling benar, maka diingatkan nama Tuhan adalah "AUÝ". Kita juga disarankan supaya mendapatkan mokûa. Dalam mantra tersebut juga diingatkan kepada manusia supaya selalu menjadi orang baik dan selalu ingat bahwa tidak sombong terhadap badan luar ini, karena suatu hari semuanya akan menjadi abu. 

Untuk itu kenalilah àtma dan berusahalah supaya bisa mendapatkan mokûa. Dengan demikian diharapkan agar manusia yang baru meninggal bisa mencapai mokûa dan segera melaksanakan kremasi supaya badan ini bisa dikembalikan kepada pañca tattva.
Pada akhir mantra tersebut dijelaskan bahwa pada waktu kremasi semua orang perlu mengucapkan bahwa hanya Tuhanlah yang satya dan yang lain semua asatya

Badan ini tidak kekal. Hanya àtma-lah yang kekal karena telah menyatukan diri dengan Tuhan dan diharapkan supaya tidak lagi kembali ke dunia fana ini. Karena sudah mendapatkan mokûa, àtma tersebut telah terlepas dari segala ikatan dunia baik maupun buruk, dan selalu akan sama dengan Tuhan dalam ànanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar