Selasa, 03 Juli 2012

Mantra Siwasangkalpa

ÚIVASAÝKALPA MANTRA


yÄag[to dUrmudWit dWv' tdu sußSy tqWv —it - 

dUr' gm' Jyoitza' Jyoitrek' tNme mn" ixv s'kLpmStu --



Yaj jàgrato dùram udaiti daivaý tad u suptasya tathaiva iti,
Dùraý gamaý jyotiûàm jyotir ekaý tanme manaá úiva saýkalpam astu.
(Yajurveda:34.1 )
Pikiran yang dengan kekuatan (yat devam) pada saat sedang bangun (jàgrataá) pergi jauh ke mana-mana (dùram udaiti), demikian juga pada waktu tidur (tad u suptasya) pergi atau berjalan ke mana-mana (tathà eva eti). 

Pikiran yang demikian (tat) yang pergi ke mana-mana (dùraý gamam) dan paling bercahaya atau bersinar dalam semua cahaya (jyotiûàm jyoti) adalah hanya satu, yaitu pikiran (ekam), dengan demikian "oh Tuhan, pikiran seperti itu (tan me mana) akan menjadi tenang, damai, dan memiliki pikiran yang baik atau positif dalam lindungan-Mu (úiva saýkalpam astu)".

’Pikiran yang mempunyai kekuatan, pada saat bangun demikian pula pada waktu tidur pergi mengembara, pikiran yang demikian bercahaya dari segala cahaya adalah satu. Dengan demikian oh Tuhan pikiran seperti itu semoga menjadi tenang, damai, dan baik berdiam dalam lindungan-Mu’.

Dalam mantra tersebut dimohon supaya pikiran (manas) selalu tenang. Dalam seluruh Veda dan Upaniûad serta dalam filsafat juga dijelaskan bahwa jika seseorang bisa mengendalikan pikiran maka dia sudah "menang" di dunia ini dan dia disebut jitendriya

Hal tersebut dijelaskan dalam yoga filsafat oleh Åûi Patañjali dalam sùtra (yogaú-cittavåttinirodhaá) bahwa mengendalikan pikiran adalah yoga. Semua masalah di dunia ini diakibatkan oleh pikiran kita sendiri. Kita selalu mengikuti pikiran kita yang suka pergi ke mana-mana pada waktu kita sadar dan juga pada waktu kita sedang tidur, impian kita selalu pergi berkeliaran dan membuat kita pusing. 

Dalam filsafat Vedànta dijelaskan bahwa ada tiga jenis pikiran, yaitu jàgrat (pada waktu kita sedang sadar/aktif), svapna (pada waktu kita mimpi), dan suûupti (pada waktu kita tidur tanpa mimpi). 

Di sini kita bisa melihat bahwa pikiran selalu aktif dalam posisi pada waktu kita sadar dan juga pada waktu mimpi, sehingga dalam mantra tersebut dimohon supaya pikiran tidak ke mana-mana dan kita dapat tidur dengan tenang atau dalam posisi yang ketiga yaitu suûupti

Pada saat semua indria beristirahat, hanya àtma yang tetap berjaga, dan pada waktu itulah àtma bergabung dengan Tuhan. Setelah kita bangun, kita merasa segar dan sehat. Dimohon juga supaya kita tidak mendapatkan mimpi pada waktu kita tidur karena mimpi itu tidak baik bagi kesehatan. 

Bahkan dalam Atharvaveda dikatakan seseorang yang banyak mimpi tidak akan hidup lama. Oleh karena itu, mantra tersebut begitu penting dan selalu perlu diucapkan sebelum tidur.

Pikiran dianggap begitu hebat sehingga dalam Veda terdapat banyak mantra mengenai hal itu, karena pikiran mengetahui tentang keadaan sekarang, keadaan dulu, dan keadaan yang akan datang (yenedam bhùtam bhuvanam bhaviûyat... / Yajurveda: 34-4). 

Juga disampaikan bahwa seperti seorang úarathi atau seorang penunggang kuda yang memegang tali bisa mengatur kuda dengan baik (suûàrathir aúvàniva yan manusyànnenìyate... / Yajurveda: 34-6), demikian juga seseorang perlu mengendalikan pikiran karena pikiran adalah "tali kekang" tersebut dan indria-indria itu ibarat "kuda" serta penunggang kuda adalah "buddhi"

Seseorang akan dapat hidup teratur dan tenang, karena pikiran jugalah yang menyebabkan kelahiran dan kematian serta yang menyebabkan mokûa. Kehadiran mantra tersebut diperlukan dalam pikiran kita agar tidak menjadi "nakal" dan diusahakan untuk selalu tenang. 

Walaupun seseorang mempunyai kekayaan berlimpah dan mendapatkan posisi atau jabatan tinggi, jika pikirannya kacau, dia tidak bisa hidup tenang dengan fasilitas duniawi yang hanya sementara. Supaya pikiran kita mendapatkan ketenangan dalam hidup ini, kita hendaknya mengendalikan pikiran dan berusaha menyatukannya dengan Tuhan melalui mantra tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar