ÚIVASAÝKALPA MANTRA
yÄag[to dUrmudWit dWv' tdu sußSy tqWv —it -
dUr' gm'
Jyoitza' Jyoitrek' tNme mn" ixv s'kLpmStu --
Yaj
jàgrato dùram udaiti daivaý tad u suptasya tathaiva iti,
Dùraý gamaý jyotiûàm jyotir ekaý tanme manaá úiva
saýkalpam astu.
(Yajurveda:34.1 )
Pikiran
yang dengan kekuatan (yat devam) pada saat sedang bangun (jàgrataá)
pergi jauh ke mana-mana (dùram udaiti), demikian juga pada waktu tidur (tad
u suptasya) pergi atau berjalan ke mana-mana (tathà eva eti).
Pikiran yang demikian (tat) yang pergi ke mana-mana (dùraý gamam)
dan paling bercahaya atau bersinar dalam semua cahaya (jyotiûàm jyoti)
adalah hanya satu, yaitu pikiran (ekam), dengan demikian "oh Tuhan,
pikiran seperti itu (tan me mana) akan menjadi tenang, damai, dan
memiliki pikiran yang baik atau positif dalam lindungan-Mu (úiva saýkalpam
astu)".
’Pikiran
yang mempunyai kekuatan, pada saat bangun demikian pula pada waktu tidur pergi
mengembara, pikiran yang demikian bercahaya dari segala cahaya adalah satu.
Dengan demikian oh Tuhan pikiran seperti itu semoga menjadi tenang, damai, dan
baik berdiam dalam lindungan-Mu’.
Dalam mantra tersebut dimohon supaya pikiran (manas)
selalu tenang. Dalam seluruh Veda dan Upaniûad serta dalam
filsafat juga dijelaskan bahwa jika seseorang bisa mengendalikan pikiran maka
dia sudah "menang" di dunia ini dan dia disebut jitendriya.
Hal tersebut dijelaskan dalam yoga filsafat oleh Åûi Patañjali dalam sùtra
(yogaú-cittavåttinirodhaá) bahwa mengendalikan pikiran adalah yoga. Semua masalah di
dunia ini diakibatkan oleh pikiran kita sendiri. Kita selalu mengikuti pikiran
kita yang suka pergi ke mana-mana pada waktu kita sadar dan juga pada waktu
kita sedang tidur, impian kita selalu pergi berkeliaran dan membuat kita
pusing.
Dalam filsafat Vedànta dijelaskan bahwa ada tiga jenis
pikiran, yaitu jàgrat (pada waktu kita sedang sadar/aktif), svapna
(pada waktu kita mimpi), dan suûupti (pada waktu kita tidur tanpa
mimpi).
Di sini kita bisa melihat bahwa pikiran selalu aktif dalam posisi pada
waktu kita sadar dan juga pada waktu mimpi, sehingga dalam mantra tersebut
dimohon supaya pikiran tidak ke mana-mana dan kita dapat tidur dengan tenang
atau dalam posisi yang ketiga yaitu suûupti.
Pada saat semua indria
beristirahat, hanya àtma yang tetap berjaga, dan pada waktu itulah àtma
bergabung dengan Tuhan. Setelah kita bangun, kita merasa segar dan sehat.
Dimohon juga supaya kita tidak mendapatkan mimpi pada waktu kita tidur karena
mimpi itu tidak baik bagi kesehatan.
Bahkan dalam Atharvaveda dikatakan
seseorang yang banyak mimpi tidak akan hidup lama. Oleh karena itu, mantra
tersebut begitu penting dan selalu perlu diucapkan sebelum tidur.
Pikiran dianggap begitu hebat sehingga dalam Veda
terdapat banyak mantra mengenai hal itu, karena pikiran mengetahui tentang
keadaan sekarang, keadaan dulu, dan keadaan yang akan datang (yenedam bhùtam
bhuvanam bhaviûyat... / Yajurveda:
34-4).
Juga disampaikan bahwa seperti seorang úarathi atau seorang
penunggang kuda yang memegang tali bisa mengatur kuda dengan baik (suûàrathir aúvàniva
yan manusyànnenìyate... / Yajurveda:
34-6), demikian juga seseorang perlu mengendalikan pikiran karena pikiran
adalah "tali kekang" tersebut dan indria-indria itu ibarat "kuda"
serta penunggang kuda adalah "buddhi".
Seseorang akan dapat hidup teratur dan tenang, karena pikiran
jugalah yang menyebabkan kelahiran dan kematian serta yang menyebabkan mokûa.
Kehadiran mantra tersebut diperlukan dalam pikiran kita agar tidak menjadi "nakal"
dan diusahakan untuk selalu tenang.
Walaupun seseorang mempunyai kekayaan
berlimpah dan mendapatkan posisi atau jabatan tinggi, jika pikirannya kacau,
dia tidak bisa hidup tenang dengan fasilitas duniawi yang hanya sementara.
Supaya pikiran kita mendapatkan ketenangan dalam hidup ini, kita hendaknya
mengendalikan pikiran dan berusaha menyatukannya dengan Tuhan melalui mantra
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar