Selasa, 03 Juli 2012

Kebijaksanaan

KEBIJAKSANAAN


ya' me/aNdevg,a" iptréopaste - 

tya mamÛ me/yag{e me/aivn»uä Svaha --



Yàý medhàndevagaóàá pitaraúcopàsate,
Tayà màmadya medhayàgne medhàvinaòkuru svàhà.
(Yajurveda: 32.14)
Oh Tuhan! Para dewa pun memuja-Mu (devaganàh upàsate) untuk mendapatkan budi yang baik (yàm medhàm). Oh sumber budi (medhyàgne) berikanlah saya budi tersebut pada hari ini (màmadya medhàvinam kuru).

’Oh Tuhan para dewa pun memuja-Mu untuk mendapatkan budi yang baik. Oh Tuhan sumber dari segala budi, berikanlah kepada saya budi’.

Pada zaman sekarang manusia menghadapi banyak masalah seperti stres, kelaparan, peperangan, dan lain-lainnya. Semua masalah yang menimpa manusia tersebut tidak datang dari Tuhan, tetapi akibat dari perbuatan mereka sendiri. 

Melihat hidup penuh dengan pende-ritaan, manusia menganggap itu memang nasibnya dan datang dari Tuhan. Padahal, jika kita introspeksi diri, kita akan mengetahui bahwa semua adalah kesalahan kita sendiri. Supaya kita tidak menyesal atas perbuatan kita, kita perlu mengucapkan mantra-mantra yang akan menyucikan segala pikiran yang jahat.

Perlu diketahui bahwa musuh manusia yang utama sebenar­nya ada dalam diri sendiri yang disebut ûað ripu yang terdiri dari kàma, krodha, lobha, matsarya, ahaýkàra dan moha dan selalu menimbul-kan masalah bagi manusia. Ûað ripu tersebut begitu kuat sehingga banyak manusia tenggelam dalam belenggunya. 

Supaya ûað ripu tidak mempengaruhi dan menguasai pikiran dan badan kita, kita perlu menjernihkan pikiran kita dengan cara bersembahyang. Untuk menghadapi ûað ripu, hanya ada satu cara yaitu harus selalu mendekatkan diri kepada Tuhan melalui yajña, meditasi, dan membaca buku-buku suci agar kita tidak lagi terjun ke jalan yang tidak benar. Hal itu diulas di dalam mantra tersebut. 

Masalah tersebut sedemikian perlunya untuk diulas di sini karena perlu dipahami bahwa dalam filsafat, pikiran (manas) dan budhi (wisdom/kebijakan) sebenarnya berbeda dalam diri manusia. Manusia tidak tahu membedakan keberadaan budi dan pikiran, sehingga seringkali hanya mengikuti pikiran dan hal itulah yang menjadi penyebab penderitaan di dunia ini. Selama masih tergantung pada pikiran dan tidak menyertakan budi, manusia tidak akan pernah bisa merasakan kedamaian.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam mantra di atas kita memo-hon kepada Tuhan supaya kita diberi budi yang baik. Kita dapat mencontoh bagaimana para orang suci kita, yaitu para åûi dan yogi, untuk mendapatkan budi, melakukan tapa yang hening, sehingga kedamaian terwujud di dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar