MÀNAS YAJÑA
yDen yDmyjNt devaStain /maRi, p[qmaNyasn( -
te h
nakMmihman"scNt y] pUveR sa?ya" siNt deva" --
Yajñena
yajñamayajanta devàstàni dharmàói prathamànyàsan,
Te ha nàkam mahimànaá sacanta yatra pùrve sàdhyàá
santi devàá.
(Yajurveda: 31.16)
Para
sarjana (devaá) yang melalui jalan jñàna yajña (yajñena)
memuja (aya-jànta) Tuhan (yajñam), mereka (tàni)
mendapatkan (àsan) tempat yang utama (prathamànya) dalam dharma
dan karma-karma yang lain (dharmàni). Merekalah (te) yang
pasti (ha) dengan keagungan (mahimànah) dalam menuju mokûa
(yatra). Melalui yoga sadhana (pùrve sàdhyàá) para sarjana
tersebut (devàá) menikmati kebahagiaan sejati (santi) dalam mokûa
(yatra) yang bebas dari duka (nàkam). Demikian pula engkau agar
berusaha seperti itu.
’Para
sarjana melalui jalan jñàna yajña, memuja Tuhan, mereka mendapatkan
tempat yang utama dengan dharma dan karma-karma-nya. Mereka
dengan pasti dan penuh keagungan menuju mokûa. Melalui yoga sàdhanà para
sarjana tersebut menikmati kebahagiaan sejati di alam mokûa, yang bebas
dari duka. Demikian, agar engkau berusaha seperti itu’.
"Yajña"
artinya, deva pùjà, saògatikaraóa, dan dàna, yang
masing-masing berarti pertama, memuja dewa-dewa (Tuhan), kedua, kelakuan yang
baik dibarengi dengan sarana sesajen yang menciptakan keadaan harmonis, dan
terakhir, berdana punia.
Segala jenis ritual termasuk dalam karma yajña. Segala
jenis mantra dan arti-artinya disertai pengucapannya dan juga memasrahkan diri
secara ikhlas adalah termasuk dalam bhakti yajña. Jñàna yajña
dilaku-kan melalui manas (pikiran). Kata lain dari manas adalah
ber-japa dengan pikiran. Jñàna yajña dibahas dalam mantra
tersebut. Seseorang yang melakukan manas yajña akan selalu mendapatkan
tempat yang pertama dalam keagamaan dan mendapatkan segala jenis karma yang
baik.
Selain itu, dengan ber-japa dan bermeditasi, seseorang
akan mendapatkan mokûa, sehingga dirinya akan bebas dari segala jenis
duka dan akan mendapatkan kebahagiaan sempurna. Dalam mantra tersebut
disarankan agar kita semua melakukan yoga, meditasi dan bhakti
agar selalu berhasil dalam kehidupan. Pada waktu Dewa Yama nanti
memanggil, sang àtma dengan diliputi kebahagiaan masuk ke alam mokûa.
Dalam Kaþhopaniûad diceritakan bahwa pada waktu ayah Naciketa
mempersembahkan dàna punia dalam suatu yajña, anaknya
bertanya padanya, persembahan itu diperuntukan pada siapa dan apakah untuk Dewa
Kematian. Lalu Naciketa pergi menghadap Dewa Yama. Di sana Yama
menjanjikan tiga hal yang akan dipenuhi terhadap permintaan Naciketa.
Selanjutnya Naciketa mengajukan permintaan yang ketiga yang agaknya
sukar dipenuhi oleh Yama. Dia meminta supaya Yama menjelaskan
keberadaan àtma dalam hidup ini. Mulanya, Yama menolak permintaan
Naciketa itu dan menawarkan pilihan lain seperti kekayaan berlimpah,
emas permata, dan segala jenis kebahagiaan duniawi. Tetapi, Naciketa tetap
pada prinsipnya, ingin mengetahui tentang àtma. Akhirnya, Yama bersedia
menjelaskan tentang àtma tersebut.
Intisari mantra tersebut adalah, bila seseorang melakukan manas
yajña dan yoga, dia akan dengan cepat mampu membedakan satya
dan asatya. Selanjutnya, dia mengikuti jalan satya untuk
mendapatkan mokûa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar