Senin, 02 Juli 2012

Maha Purusa

MAHÀ PURUÛA


n*c=so AinimzNto AhR,a b*hÖevaso Am*tTvmanxu" - 

Jyot¢rqa Aihmaya Anagso idvo vZmaR,' vste SvStye --

Nåcakûaso animiûanto arhaóà båhad devàso amåtatvamànaúuá,
Jyotìrathà ahimàyà anàgaso divo varûmàóaý vasate svastaye.
(Ågveda: 10.63.4)
Mata mereka (orang baik) yang selalu ditujukan untuk menolong orang lain (nåcakûaso) tanpa pernah menutup matanya yang ingin (arhaóà) adalah maha bijaksana (båhad devàûo); orang tersebut akan mokûa (amåtatvamànasuá). Orang-orang tersebut, yang berjalan di jalan yang benar (cahaya; jyotirathà), mengikuti jalan tanpa kekerasan (ahimàyà), tanpa mempunyai keinginan atau bebas dari pàpà (anàgaso), siap untuk menolong dunia (svastaye), akan tinggal lebih tinggi dari Dyuloka (divo varûmàóaý) yaitu mokûa.

"Perhatian mereka (orang baik) selalu ditujukan untuk meno-long orang lain tanpa pernah kehilangan perhatian sedetik-pun. Orang Maha Bijaksana tersebut akan mencapai mokûa. 

Orang-orang tersebut selalu ada pada jalan yang benar, hidup tanpa kekerasan, tanpa punya keinginan atau bebas dari pàpà, selalu siap menolong dunia, dan mereka akan tinggal lebih tinggi dari Dyuloka atau mokûa."

Dalam mantra yang berasal dari Ågveda tersebut, dibicarakan orang-orang besar yang lahir hanya untuk kebahagiaan orang lain, yang selalu ingin supaya semua manusia makmur dan tiada satu pun menderita. Untuk itu mereka memilih jalan yang benar, yaitu ingin menolong setiap orang yang berada dalam kesulitan. 

Contohnya banyak terdapat di setiap negara di dunia. Banyak orang besar yang meninggalkan kenikmatan duniawi dan kesenangan diri lalu terjun ke lapangan dharma. Dengan tekad yang baik mereka lahir, menempuh jalan yang benar dan kemudian meninggal dunia.

Untuk membuktikan kebenaran mantra tersebut dijelaskan tentang orang yang selalu ingin menolong orang lain tanpa melihat ras, agama, dan kasta. Kata nåcakûasaá berarti mereka hanya mempunyai satu tujuan yaitu menolong orang lain. Di sini kata animiûanta berarti tanpa menutup mata, sehingga mereka terus mencari orang yang kesulitan, lalu siap membantu orang tersebut.

Dalam mantra tersebut dikatakan, orang baik tersebut perlu dihormati. Dengan mendapatkan kehormatan dalam masyarakat, mereka menjadi pembanding bagi orang lain yang hanya hidup untuk diri sendiri dan dunianya sebatas rumah, keluarga, dan tidak ingin mengulurkan tangan untuk menolong orang-orang dalam kesulitan. 

Dalam mantra tersebut ditekankan supaya kita berusaha mengikuti orang-orang besar yang seluruh hidupnya dikorbankan demi kebahagiaan orang lain. Dengan social work (kerja sosial), orang-orang besar sudah memilih jalan yang benar yang selalu menang: satyameva jàyate.

Kata ahimàyà terdapat dalam mantra tersebut yang berarti orang tersebut tersebut telah memilih jalan ahiýsà, tanpa kekerasan. Ahiýsà berarti tidak melakukan hiýsà (kekerasan) dalam tindakan, ucapan, dan pikiran. Mereka yang telah membersihkan diri dengan tidak menyakiti orang lain dalam tindakan, ucapan, dan pikiran, menjadi murni. 

Dengan kata anàgasaá, dimaksudkan bahwa orang-orang besar seperti itu telah lepas dari segala dosa/pàpa, sudah menjadi bersih seperti perbuatan, kelakuan, dan pikiran mereka yang selalu ingin menolong orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri. 

Mereka lebih mementingkan orang lain. Untuk itu, dalam mantra tersebut dikatakan bahwa orang-orang baik seperti itu akan mendapatkan mokûa. Dengan demikian mantra tersebut mengajarkan supaya kita mengikuti kehidupan mereka dan supaya kita belajar dari kehidupan mereka. Sebagai contoh, Swàmì Vivekànanda mengatakan, "My whole life will inspire mankind". Hidupnya akan memberikan inspirasi kepada seluruh umat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar