Senin, 02 Juli 2012

Kekuatan Tuhan

KEKUATAN TUHAN


ikimÑae ivZ,o pirc+y' .UTp[ yÜ=e ixipivìo AiSm - 

ma vpoR ASmdp gUh EtÛdNyåp" simqeb.Uq --

Kimitte viûóo paricakûyaý bhùtpra yadvakûe úipiviûþo asmi,
Mà varpo asmadapa gùha etadyadanyarùpaá samithe babhùtha.
(Ågveda: 7.100.6)
Oh Dewa Viûóu (Viûóo), apakah nama-Mu (paricakûyam kimitte) yang terucap-kan (yadvakûe) bahwa saya adalah Sipiviûþa (úipiviûþo asmi). Engkau yang dalam perjuangan/perang (samithe) dengan wujud lain (anya rùpah), jangan (na) sembunyikan jati diri-Mu yang sebenarnya (apagùha) pada kami (asmat).

’Oh Dewa Viûóu, atau apalah nama-Mu yang terucapkan. Saya adalah Úipiviûþa, karena itu, wahai dewa yang meng-gunakan wujud lain dalam peperangan, janganlah Engkau menyembunyikan jati diri-Mu pada kami’.

Tuhan dalam sifatnya yang nirguóa tidak bisa terwujudkan Dia bersinar dengan pancaran cahaya/sinar dari kekuatan dirinya sendiri tanpa bantuan dari mana pun. Oleh karena itu, Dia dikatakan sempurna. 

Dalam mantra tersebut dijelaskan, Tuhan mempunyai sebuah kekuatan dahsyat yang bisa diperlihatkan dalam suatu peperangan/perjuangan. Misalnya, ada orang yang lemah tanpa daya tetapi dalam suatu peperangan mampu mengalahkan musuhnya dan meraih kemenangan. Dalam peristiwa itu, kita rasakan ada suatu kekuatan yang tersembunyi yang menolong orang tersebut. 

Kekuatan itu tiada lain adalah kuasa Tuhan. Manusia biasa tidak akan bisa memahami atau mengetahui hal itu tetapi orang yang melaksanakan meditasi secara mendalam bisa merasakannya. Kekuatan yang tersembunyi itu pula yang dimohon melalui pengucapan dan pemahaman mantra tersebut, dengan tujuan agar Tuhan hadir dalam diri kita untuk menolong dalam perjuangan hidup yang panjang ini. 

Biasanya manusia berpikir sempit dalam menyikapi suatu keberhasilan atau kegagalan yang terjadi pada dirinya. Maksudnya, dia tidak menyadari bahwa keberhasilan yang diraih sebenarnya bukan semata-mata atas usahanya sendiri, tetapi tercapai berkat pertolongan Tuhan yang telah merestui usahanya itu. 

Orang biasanya sering membanggakan diri atas keberhasilan dan kesuksesan yang diraihnya. Tetapi jika suatu saat dia mengalami suatu kegagalan barulah ingat Tuhan dan meminta pertolongan dari-Nya. Perlu kita sadari bahwa, kegagalan dapat menimpa orang setiap saat, dan hal itu sebenarnya merupakan peringatan Tuhan agar kita selalu menghindari segala keangkuhan dan kesombongan. 

Jadi, dengan kegagalan itu, kita hendaknya sadar untuk seterusnya mengambil hikmahnya. Kekuatan manusia memiliki batasnya, dan di lain pihak ada kekuatan atau kemahakuasaan tertinggi yang berada di atas segala kekuatan, yaitu Tuhan yang Mahakuasa. 

Manusia bisa membuat jembatan canggih untuk mengahalangi atau menghindari banjir atau membuat rumah yang dirancang untuk bisa menahan guncangan gempa besar, dan sebagainya. Tetapi, pada kenyataannya, kecanggihan atau teknologi itu tetap saja tidak mampu menghalangi banjir, gempa, gunung meletus dan sebagainya. Banyak peristiwa bencana alam yang memusnahkan bangunan-bangunan canggih itu dalam waktu singkat. 

Bahkan negara-negara maju seperti Amerika, Jerman, dan Australia tidak kuasa menahan bencana itu. Mereka juga terjebak banjir, gempa, dan sebagainya. Teknologi mereka sama sekali tidak mampu menghindarkan mereka dari malapetaka tersebut. Itulah kemahakuasaan Tuhan yang berperan untuk menyadarkan umat manusia, agar selalu mengikuti aturan Beliau. 

Intisari mantra tersebut adalah permohonan kepada Tuhan agar Tuhan "membuka" diri-Nya kepada kita. Dengan memuja serta bermeditasi kehadapan-Nya, kita bisa bertemu dan bersatu dengan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar