KEKAYAAN MILIK TUHAN
ten Tyµwn .uÇ¢qa ma g*/" kSy iSv×nm( --
Tena tyaktena bhuñjìthà mà gådhaá kasya
sviddhanam.
(Yajurveda: 40.1)
Tuhan
yang Mahaesa (Ìúà), berada di mana-mana (vàsyamidaý), semua (sarvaý),
memenuhi seluruh dunia (yatkiñca jagatyàm jagat), oleh karena itu (tena),
dengan tyàga (kesadaran) (tyakten), menikmati (bhuñjìthà),
jangan rakus (mà gådha), siapa yang memiliki kekayaan (kasya
svidhanam).
’Di
manapun di dunia ini Tuhan itu ada. Oleh karena itu wahai manusia, nikmatilah
kekayaan dengan kesadaran, jangan rakus, sadarlah siapa yang memiliki kekayaan
itu’.
Dalam mantra tersebut dijelaskan pertama-tama kepada orang
yang tidak percaya kepada Tuhan. Dikatakan bahwa Tuhan selalu ada di seluruh
penjuru dunia ini. Keberadaan Tuhan bisa dirasakan jika kita melakukan
persembahyangan dengan baik.
Sering disebut dalam kitab-kitab suci bahwa jika kita percaya pada keberadaan Tuhan maka kita akan mencapai kebahagiaan sempurna, dan tidak ada jalan untuk mendapatkan kebahagiaan selain dari itu. Oleh karena itu, melalui tapa, brata dan sembahyang, manusia bisa mendekatkan diri kepada Tuhan yang sesungguhnya ada di mana-mana.
Sering disebut dalam kitab-kitab suci bahwa jika kita percaya pada keberadaan Tuhan maka kita akan mencapai kebahagiaan sempurna, dan tidak ada jalan untuk mendapatkan kebahagiaan selain dari itu. Oleh karena itu, melalui tapa, brata dan sembahyang, manusia bisa mendekatkan diri kepada Tuhan yang sesungguhnya ada di mana-mana.
Dalam mantra tersebut juga dijelaskan karena Tuhan ada di
mana-mana, kita dapat menikmati kekayaan kita dengan baik, tidak merasa sombong
dengan kekayaan itu, dan tidak melupakan sesama yang memerlukan bantuan.
Agar bisa menikmati kekayaan itu dengan baik kita perlu tyàga. Artinya, walaupun memiliki kekayaan berlimpah tetapi tetaplah ingat bahwa semua itu milik Tuhan. Kekayaan itu bersifat sementara dan kapan pun bisa diambil oleh-Nya.
Agar bisa menikmati kekayaan itu dengan baik kita perlu tyàga. Artinya, walaupun memiliki kekayaan berlimpah tetapi tetaplah ingat bahwa semua itu milik Tuhan. Kekayaan itu bersifat sementara dan kapan pun bisa diambil oleh-Nya.
Oleh karena itu, janganlah rakus. Mantra tersebut tidak
menolak bahwa manusia boleh menjadi kaya. Memang banyak mantra menyebutkan
agar kita mencari kekayaan dengan seratus tangan, dan menolong melalui seribu
tangan. Juga sering disebut bahwa artha harus didasarkan dharma.
Jika seseorang menjadi kaya berdasarkan dharma, ia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia ini. Tetapi jika seseorang mencari kekayaan tidak berdasarkan dharma, suatu hari kekayaan itu akan hilang melalui cara-cara lain seperti penyakit, dan kerugian besar, kehilangan, dan lain-lain.
Jika seseorang menjadi kaya berdasarkan dharma, ia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia ini. Tetapi jika seseorang mencari kekayaan tidak berdasarkan dharma, suatu hari kekayaan itu akan hilang melalui cara-cara lain seperti penyakit, dan kerugian besar, kehilangan, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar