KARÓAVEDHA SAÝSKÀRA
.d–' k,eRi." è*,uyam deva .d–' pXyema=i.yRj]a" -
iSqrWr½WStuìva' sStnUi.VyRxemih deviht' ydayu" --
Bhadraý
karóebhiá úåóuyàma devà bhadraý paúyemàkûabhir yajatràá,
Sthirair aògaistuûþavàý sastanùbhir vyaúemahi
devahitaý yadàyuá.
(Yajurveda: 25-21)
Oh
para deva (devàá), semoga telinga (karóebiá) kami mendengar (úåóuyàm)
segala yang baik (bhadraý). Oh kekuatan (úakti), Mahayadnya,
semoga mata (akûabhi) kami melihat (paúyemà) segala yang baik (bhadraý).
Tubuh (tanùbhiá) kami dengan anggota tubuh yang kuat (sthirai aògai)
memuja-Mu (tuûþavàýsaá) dan memperoleh (vyaúemahi) umur (tat
àyuá) sesuai dengan karma.
’Oh
para Dewa! Semoga kami mendengar segala yang baik-baik dari telinga kami. Oh
Mahakekuatan, semoga kami dapat melihat yang baik-baik dengan mata kami. Semoga
badan kami dengan anggota tubuh yang kuat dapat memuja-Mu dan dapat memperoleh
umur sesuai dengan karma kami’.
Saýskàra kesembilan
adalah Karóavedha Saýskàra. Karóa, berarti telinga dan "vedha"
berarti menindik. Menurut Kàtyàyana Gåha-sùtra, saýskàra
ini sebaiknya dilaksanakan pada tahun ketiga atau kelima (karóavedho
varûetåtìye pañcame va). Sementara
itu, Suúruta membahas makna saýskàra tersebut, yaitu
melindungi kesehatan anak dan mengenakan perhiasan (rakûàbhuûaóànàmittaý
bàlasya karóau vidhyate).
Dalam buku Cakrapàói ditulis karóavyadhe kåte bàlo
na grahair abhibhùtyate, yang artinya:
dengan menindik telinga, pengaruh perbintangan (astrologi) yang jahat tidak
bisa menyerang anak. Pendapat ini tidak sesuai dengan Veda. Namun
beberapa penyakit dapat dicegah dengan melaksanakan saýskàra tersebut
seperti yang ditulis dalam Suúruta, bahwa anak laki-laki akan
terhindar dari penyakit hernia.
Menurut Suúruta, sebuah urat akan terpotong
saat telinga ditindik yang menyebabkan penyakit hernia bisa dihindari. Ulasan Suúruta
yang merupakan buku terkuno tentang ilmu bedah (surgery) belum
mendapat perhatian para dokter modern. Melalui saýskàra tersebut, anak
laki-laki maupun perempuan bisa mengenakan perhiasan. Perhiasan dikenakan
dengan dua tujuan, yaitu untuk tampil menarik dan mendapatkan rasa nyaman (karena
emas memiliki kekuatan sehingga mempengaruhi kesehatan pemakainya).
Jadi karóavedha
saýskàra bisa dilakukan bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal itu
terbukti sampai sekarang sehingga kaum perempuan menindik telinga mereka.
Bahkan pada zaman dahulu pria pun, khususnya para kûatriya melakukannya.
Ada kemungkinan saýskàra tersebut juga berkaitan dengan upacara potong
gigi yang ada di Bali.
Saýskàra kesembilan
dilakukan mulai dari menindik telinga sampai dengan potong gigi. Selain saýskàra
tersebut, tidak ada saýskàra lain yang memiliki hubungan yang begitu
dekat dengan upacara potong gigi. Dengan demikian, mantra di atas perlu
diucapkan sebelum saýskàra tersebut dilaksanakan agar anak yang baru
beberapa tahun selalu mendengar dan melihat yang baik-baik, dengan tubuhnya
yang sehat dan kuat selalu memuja Tuhan, memiliki sifat-sifat menuju ke jalan
yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar