Selasa, 03 Juli 2012

Karnaweda Samskara

KARÓAVEDHA SAÝSKÀRA


.d–' k,eRi." è*,uyam deva .d–' pXyema=i.yRj]a" - 

iSqrWr½WStuìva' sStnUi.VyRxemih deviht' ydayu" --



Bhadraý karóebhiá úåóuyàma devà bhadraý paúyemàkûabhir yajatràá,
Sthirair aògaistuûþavàý sastanùbhir vyaúemahi devahitaý yadàyuá.
(Yajurveda: 25-21)
Oh para deva (devàá), semoga telinga (karóebiá) kami mendengar (úåóuyàm) segala yang baik (bhadraý). Oh kekuatan (úakti), Mahayadnya, semoga mata (akûabhi) kami melihat (paúyemà) segala yang baik (bhadraý). Tubuh (tanùbhiá) kami dengan anggota tubuh yang kuat (sthirai aògai) memuja-Mu (tuûþavàýsaá) dan memperoleh (vyaúemahi) umur (tat àyuá) sesuai dengan karma. 

’Oh para Dewa! Semoga kami mendengar segala yang baik-baik dari telinga kami. Oh Mahakekuatan, semoga kami dapat melihat yang baik-baik dengan mata kami. Semoga badan kami dengan anggota tubuh yang kuat dapat memuja-Mu dan dapat memperoleh umur sesuai dengan karma kami’.

Saýskàra kesembilan adalah Karóavedha Saýskàra. Karóa, berarti telinga dan "vedha" berarti menindik. Menurut Kàtyàyana Gåha-sùtra, saýskàra ini sebaiknya dilaksanakan pada tahun ketiga atau kelima (karóavedho varûetåtìye pañcame va). Sementara itu, Suúruta membahas makna saýskàra tersebut, yaitu melindungi kesehatan anak dan mengenakan perhiasan (rakûàbhuûaóànàmittaý bàlasya karóau vidhyate).

Dalam buku Cakrapàói ditulis karóavyadhe kåte bàlo na grahair abhibhùtyate, yang artinya: dengan menindik telinga, pengaruh perbintangan (astrologi) yang jahat tidak bisa menyerang anak. Pendapat ini tidak sesuai dengan Veda. Namun beberapa penyakit dapat dicegah dengan melaksanakan saýskàra tersebut seperti yang ditulis dalam Suúruta, bahwa anak laki-laki akan terhindar dari penyakit hernia.

Menurut Suúruta, sebuah urat akan terpotong saat telinga ditindik yang menyebabkan penyakit hernia bisa dihindari. Ulasan Suúruta yang merupakan buku terkuno tentang ilmu bedah (surgery) belum mendapat perhatian para dokter modern. Melalui saýskàra tersebut, anak laki-laki maupun perempuan bisa mengenakan perhiasan. Perhiasan dikenakan dengan dua tujuan, yaitu untuk tampil menarik dan mendapatkan rasa nyaman (karena emas memiliki kekuatan sehingga mempengaruhi kesehatan pemakainya). 

Jadi karóavedha saýskàra bisa dilakukan bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal itu terbukti sampai sekarang sehingga kaum perempuan menindik telinga mereka. Bahkan pada zaman dahulu pria pun, khususnya para kûatriya melakukannya. Ada kemungkinan saýskàra tersebut juga berkaitan dengan upacara potong gigi yang ada di Bali.

Saýskàra kesembilan dilakukan mulai dari menindik telinga sampai dengan potong gigi. Selain saýskàra tersebut, tidak ada saýskàra lain yang memiliki hubungan yang begitu dekat dengan upacara potong gigi. Dengan demikian, mantra di atas perlu diucapkan sebelum saýskàra tersebut dilaksanakan agar anak yang baru beberapa tahun selalu mendengar dan melihat yang baik-baik, dengan tubuhnya yang sehat dan kuat selalu memuja Tuhan, memiliki sifat-sifat menuju ke jalan yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar